Kopi TIMES

Gaya Baru Pergerakan Politik Mahasiswa Masa Kini

Jumat, 31 Januari 2020 - 05:25 | 342.75k
Ilustrasi.
Ilustrasi.
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Dalam sejarah perjuangan bangsa indonesia, mahasiswa kerap terlibat dan memainkan peran yang penting khususnya dalam pergolakan politik. Tidak dipungkiri, pemerintahan kita saat ini merupakan sumbangsih dari perjuangan mahasiswa pada masa itu dalam upaya membawa perubahan terhadap pemerintahan orde baru yang dianggap gagal dalam memimpin bangsa Indonesia menjadi lebih baik. Untuk memperjuangkan tujuan tersebut memerlukan usaha serta pengorbanan yang besar, sehingga pada masa itu tidak jarang para aktivis mahasiswa sampai mendekam di jeruji besi bahkan gugur di tengah perjuangannya menggalakan reformasi dalam tatanan pemerintahan. Namun semua terbayarkan dengan lengsernya Soeharto beserta rezimnya yang menandai lahirnya era baru. Salah satu perubahan yang nyata dari adanya reformasi tersebut adalah hidupnya keterbukaan dan kebebasan sebagai syarat negara demokrasi yang pada masa orde baru seakan mati suri. Hal tersebut menjadi bukti bahwa mahasiswa adalah agent of change (agen perubahan) dan merupakan aset penting dari bangsa Ini dalam menentukan masa depan bumi pertiwi.

Mahasiswa dulu dan kini

Advertisement

Berbicara mengenai perkembangan mahasiswa, tentu banyak perbedaan antara mahasiswa dulu dan sekarang begitu pula gaya pergerakan mereka dalam dunia politik. Mahasiswa dulu dikenal sangat kritis dan berani dalam pergerakannya sedangkan mahasiswa masa kini sering dianggap apolitis dan tidak kritis. Hal tersebut ditengarai salah satunya perbedaan yang banyak mengubah kehidupan antara mahasiswa dulu dan sekarang yaitu perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi yang membawa serta globalisasi tersebut membawa berbagai macam dampak salah satunya masuknya budaya-budaya baru di kalangan mahasiswa seperti individualis, hedonisme dan konsumtif yang dengan mudah menjangkiti mahasiswa. Disamping itu, mahasiswa lebih banyak menghabiskan waktu di media sosial dan disibukkan dengan mengikuti tren-tren yang tidak pernah usai yang membuat mereka kurang berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Jika sudah begini, bagaimana mahasiswa masa kini bisa disebut agent of change jika mereka tidak mengenali masyarakatnya sendiri? Tidak peduli akan lingkungannya, dan tidak paham dengan realitas sosial yang ada di depan mata? padahal mereka adalah generasi calon pemimpin bangsa ini di masa depan. 


Internet, mahasiswa, dan pergerakan politik

Apabila ditelisik, mahasiswa masa kini merupakan generasi Z  yang menurut Hellen Chou P. adalah generasi muda yang tumbuh dalam ketergantungan besar terhadap teknologi digital. Menilik dari data google consumer behaviour, dari total  265,4 juta populasi penduduk di Indonesia, 50%  adalah pengguna internet dan dari 50% tersebut didominasi oleh generasi Z. Hal tersebut seharusnya menjadi suatu kelebihan bagi mahasiswa jaman sekarang dan menjadi modal besar dalam pergerakannya di bidang politik. Di era digital kini, pergerakan mahasiswa tidak hanya terbatas dilakukan dengan cara konvensional seperti turun ke jalan dan berdemo, namun juga dengan menggunakan media sosial dimana seluruh masyarakat dari berbagai kelas sosial terkoneksi sehingga cakupannya lebih luas dan global. Mahasiswa masa kini dapat menjadi motor yang menggerakkan massa di dunia maya untuk menyatukan suara terhadap suatu isu atau kebijakan melalui media sosial yang kerap disebut pergerakan digital, contohnya seperti tagar #reformasidikorupsi sebagai bentuk penolakan RUU PKK yang belum lama ini viral, tagar #gejayanmemanggil yang mengumpulkan seluruh mahasiwa di Jogjakarta dalam demo mengkritisi kinerja DPR, serta petisi online di change.org yang menuntut penyelidikan kasus pelecehan terhadap mahasiswa, dan masih banyak lagi gerakan-gerakan lain yang dipelopori oleh mahasiswa. 

Menuju pergerakan yang optimistis

Gerakan digital sebagai gaya baru pergerakan politik Indonesia membutuhkan mahasiswa yang peka terhadap adanya permasalahan politik di sekitarnya dan memiliki kemauan untuk mengadakan perubahan,  tidak hanya sebatas ketikan jempol di gawai saja namun juga dibarengi aksi nyata, selain itu menurut saya mahasiswa harus mempunyai komitmen dan fokus yang tinggi dalam pergerakannya agar pergerakan tersebut tetap independen (tidak ditunggangi kepentingan politik lain), substantif, dan tetap memihak untuk kepentingan rakyat. Dengan hal tersebut mahasiswa masa kini dapat membuktikan bahwa pergerakan politik mereka yang baru adalah pergerakan politik yang transormatif progresif untuk membangun Indonesia yang lebih baik lagi. (*)

 

Oleh: Shania Putri Navassa, mahasiswa aktif S-1 Administrasi Publik Universitas Negeri Yogyakarta
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES