Kopi TIMES

Surau Kecil Menentramkan

Sabtu, 08 Februari 2020 - 15:57 | 128.11k
Ilustrasi- Surau (Foto: erison j kambari)
Ilustrasi- Surau (Foto: erison j kambari)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Sebut saja surau itu dengan “Qolbun Salim” yang terletak di sebelah tempat pemakaman penduduk muslim, suasana hening selalu menyelimuti ketika malam tiba hanya terdengar suara-suara jangkrik, katak dan burung hantu menjadikan kondisi lebih mencekam dibandingkan dengan terpuruknya sikap konsumerisme, individualisme, rasisme dan radikalisme sebagian masyarakat bangsa ini.

Pemuda bangsa ini banyak yang terjangkit penyakit konsumerisme ,menjadi lahan sangat mengasyikan bagi Negara di luar sana untuk selalu melakukan hal yang baru dipasarkan dinegara Indonesia,sangat laku keras dikalangan anak muda mulai dari budaya, idiologi dan gaya hidup.

Advertisement

Penjajahan sekarang sudah tidak dengan perang senjata tapi dengan merubah cara pandang, cara berfikir dan cara bersikap ini lebih berbahanya karena merusak dari dalam diri yang terkadang tidak disadari oleh pemuda Bangsa Indonesia.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA MENGUNJUNGI unisma.ac.id

Dunia maya (online) sebegitu luar biasa bisa merubah segala sesuatu menjadi lebih mudah,justru kemudahan ini menjadikan gaya hidup masyarakat konsumerisme ,kalau ditarik dalam konteks kapital masyarakat Indonesia lebih suka berbelanja dari pada menabung artinya banyak pengeluaran karena kemudahan-kemudahan itu dibandingkan dengan budaya menabung.

Dari data OJK, di Indonesia rasio marginal prospektif to save (MPS) berada di bawah rasio marginal prosperity to consume (MPC) Sejak tahun 2013. Hal ini menandakan bahwa sejak beberapa tahun ini masyarakat menghabiskan pendapatannya untuk berbelanja dibandingkan dengan menabung.

Budaya konsumerisme bisa membahayakan kalau tidak mampu mengontrol dirinya ,keinginan menuruti hawa nafsu dengan cara apapun membuat malapetaka didalam mengarungi bahtera kehidupan.

Situasi ini sangat berbeda dengan kehidupan di Surau kecil “Qolbun Salim “yang penuh dengan ketenangan, ketentraman walaupun di dalam kekurangan materi, semua itu bisa ada disebabkan kemampuan mengendalikan hawa nafsu untuk selalu positive thinking kepada sang maha pencipta.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA MENGUNJUNGI unisma.ac.id

Pencarian dalam hidup ini ialah ketentraman jiwa yang menurut Imam Ghozali dengan cara menempatkan Allah dalam hati ,bukan hati ini diisi dengan duniawi semata. Pentingnya jiwa yang tenang dan dijaga kesuciannya pada seorang manusia sebagai bekal hidup untuk menyelesaikan problematika yang ada di zaman sekarang.

Pemuda hari ini menjadi pemimpin masa depan, yang kemudian harus ada sebuah intgrasi yang mapan antara pemikiran,aksi dan hati,dengan begitu kejayaan bangsa Indonesia akan terwujud sesuai dengan harapan founding father bangsa Indonesia.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA MENGUNJUNGI unisma.ac.id

Imam-Syafii.jpg

*) Penulis: Imam Safi’I ,S.Pdi., M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam UNISMA, Kepala Bagian Keagamaan UNISMA

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

 

____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES