Kopi TIMES

Sepuluh Tren Psikologi 2020

Sabtu, 07 Maret 2020 - 10:05 | 291.07k
Rochmat Wahab, Universitas Negeri Yogyakarta (Grafis: TIMES Indonesia)
Rochmat Wahab, Universitas Negeri Yogyakarta (Grafis: TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – "The best years of your life are the ones in which you decide your problems are your own. You do not blame them on your mother, the ecology, or the president. You realize that you control your own destiny." - Albert Ellis

Perubahan dan dinamika sosial yang terjadi pada masa-masa sebelumnya baik secara langsung maupun tidak langsung berdampak terhadap persoalan-persoalan psikologi  pada tahun 2020. Para ahli Psikologi dunia, terutama di Amerika Serikat telah berhasil menformulasikan persoalan psikologi yang menjadi perhatian kita.

Advertisement

Di era globalisasi ini persoalan-persoalan psikologi tidak hanya berhenti di suatu belahan dunia saja, melainkan juga dalam batas tertentu bisa menjadi perhatian ummat manusia di dunia, termasuk Indonesia.

American Psychology Adsociation (APA) menformulasikan sepuluh kecenderungan baru psikologi 2020. Pertama, Raising our voices on gun violence. Persoalan kejahatan senjata tidak bisa diabaikan. Karena sudah menimbulkan korban yang terus meningkat.

Terutama munculnya ketakutan yang semakin meluas. Menyadari kondisi ini, psikologi diharapkan ikut ambil tindakan dengan suatu pendekatan kesehatan publik yang komprehensif.

Kedua, Elevating mental health on the world stage. Meningkatkan kesehatan mental di atas panggung dunia menjadi sangat penting dewasa ini. Para ahli Psikologi menjadi kunci suatu gerakan Global.

Di bawah koordinasi pemerintah dan WHO para ahli psikologi itu harus memberikan perhatian yang lebih dalam meningkatkan kondisi kesehatan mental terutama di negara-negara yang sumber dayanya rendah.

Ketiga, Increasing action on climate change. Meningkatkan tindakan terhadap perubahan iklim. Berdasarkan atas adanya perubahan iklim, para ahli psikologi bekerja sama dengan pemerintah dan perusahaan swasta terkait untuk bisa memahami, mengurangi dan beradaptasi dengan krisis akibat perubahan iklim.

Keempat, Designing people-friendly technology. Tuntutan yang terus meningkat bagi ahli psikologi, terutama di tempat-tempat industri, bagaimana industri mampu memperbaiki orang-orang dalam berinteraksi dengan produk dan layanannya, sehingga memberikan kepuasan. Produk teknologi harus ramah dengan user-nya.

Kelima, Enticing new faces to the field. Membujuk wajah-wajah baru di bidang psikologi. Mahasiswa psikologi saat ini sangat beragam, baik secara rasial maupun etnis. Pendaftaran untuk program sarjana, master dan doktor sangatlah kompetitif.

Diharapkan sekali yang memiliki latar belakang sosial budaya yang kurang ahli di bidang psikologi dapat disugesti untuk ikut berkompetisi. Karena dengan lulusan yang memiliki latar belakang yang sama sangat membantu dalam menangani persoalan psikologis yang dialami semua orang.

Keenam, Improving care while saving money. Memberikan layanan kesehatan secara meluas dengan melibatkan ahli psikologi, diharapkan dapat memperbaiki kualitas layanan dengan hemat biaya.

Ketujuh, Answering the demand for services. Komunitas yang dilayani kesehatan dengan standar rendah, cenderung meningkatkan kebutuhan hadirnya para ahli psikologi. Karena itu kedatangan para ahli psikologi diharapkan berfungsi menjawab tuntutan layanan.

Kedelapan, Providing care in innovative ways.  Pemberian layanan kesehatan mental dewasa ini dapat dilakukan dengan menggunakan jasa digital, semacam cyber counseling. Para psikolog harus mampu memberikan jaminan kualitas layanannya.

Kesembilan, Pioneering new ways to protect privacy. Persoalan penting dalam layanan e-counseling adalah kerahasiaan klien. Para psikolog diharapkan mampu memelopori cara-cara baru untuk menjaga dan memproteksi data pribadi klien sebagai suatu yang bersifat privacy.

Kesepuluh, Going high tech in academia. Kehadiran teknologi baru diharapkan mampu memperbaiki pendidikan Psikologi. Yang selama ini banyak beban administratif dalam mengelola pendidikan psikologi.

Kini dan mendatang diharapkan sekali teknologi pendidikan tidak hanya banyak meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran psikologi saja, melainkan juga yang sangat penting meningkatkan kualitas riset dengan mendiseminasikan hasil-hasil riset mutakhir secara lebih luas.

Kecenderungan-kecenderungan psikologi 2020 ini tidak hanya meningkatkan kualitas keilmuan saja. Melainkan juga kualitas pemanfaatan teori dan temuan mutakhir bidang psikologi untuk membantu penyelesaian persoalan psikologi yang semakin meningkat baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

Selain sepuluh kecenderungan tersebut, sebenarnya ada dua hal penting yang mulai dirasakan sebagai kebutuhan manusia, yaitu psikologi agama dan multicultural counseling or psychotherapy. Kebutuhan ini sebagai konsekuensi dari semakin derasnya arus globalisasi.

Semoga kedepan, kita semakin dapat maanfaatnya, baik paychology as a science, maupun psychology as an action. (*)

***

*) Penulis adalah Prof Dr Rochmat Wahab, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Periode 2009-2017, anggota Mustasyar PW Nahdlatul Ulama (NU) DIY, Pengurus ICMI Pusat, Dewan Pakar Psycho Education Centre.

*)Tulisan opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menanyangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Bambang H Irwanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES