Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Tembang Sufi Mantiqut Thoir- 5 Simbol Kearifan Penguasa

Rabu, 13 Mei 2020 - 07:49 | 44.29k
Moh. Badrih, Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNISMA / Aktivis Remaja Masjid Kota Malang / Pengurus Ponpes Tahfidz Al Madani Malang.
Moh. Badrih, Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNISMA / Aktivis Remaja Masjid Kota Malang / Pengurus Ponpes Tahfidz Al Madani Malang.
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Saat matahari sudah mulai meninggi, sekawanan burung pencari Simugh telah mengepakkan sayapnya menuju lambung langit karomah. Tidak ada sesuatu yang tersisa pada dirinya, kecuali rasa penyatuan pada keyakinannya. Sang Hud-Hud mulai membelah samudra keraguan teman-temannya. Sebagai pemimpin yang terpilih dari  kumpulan burung, dia mulai menceritakan tentang kisan para penguasa yang tidak lagi mengikatkan tali kekuasaan di kepala dan di dadanya. 

Pada bagian awal ini, Syekh Faridud’Din Attar betul-betul menyelami lautan batin yang sangat dalam, sehingga simbol-simbol burung yang ditulis dalam kitab tersebut sebagai representasi dari manusia pencinta Tuhan. Saat sekawanan burung tersebut melintasi tebing, Hud-hud mengisahkan Sultan Mahmud dengan seorang perenung. Ketika Sang Perenung sedang memancing, Sultan ikut duduk bersamanya di tepi sungai. Bahasa akrab yang mereka ciptakan tak membuat keberasaran raja tersebut sirna karena duduk bersama hamba sahayanya.

Jurstru dengan kepedulian Sultan Mahmud terhadap hamba sahanya menjadikan kewibawaannya semakin tinggi di mata masyarakat. Keesokan harinya, Sang Perenung mengunjungi istana Sultan Mahmud. Saat dirinya sudah berada di depan pintu istana, pengawal menyampaikannya pada Sultan Mahmud perihal tamunya yang menggunakan baju kurang layak. Sultan Mahmud tersenyum mendengar laporan pengawalnya. Dengan penuh kewibawaan, Sang Sultan memerintahkannya masuk dan menyuruhnya untuk  duduk berjajar di singgasanannya. Melihat sikap Sultan Mahmud yang sedemikian rupan semua orang di istana tersebut tertegun. Semuanya serba bertanya tentang tamu dengan pakaian yang compang-camping tersebut.

Melihat sikap orang-orang yang ada di istana ada, Sultan Mahmud berdiri dan berkata pada penghuni istana, “Saat kedua orang  sudah menjalin rasa dan menyambung jiwa, maka tidak ada bedanya lagi antara penguasa dan hamba!“ Tuturan Hud-Hud kepada sekawanan burung tersebut lantas membuat hati mereka semakin kuat. Hud-Hud Sang burung kecil yang memiliki kelebihan ilmu tak patut mereka iri dari berbagai hal. Jurstru mereka harus semakin takdzim kepada Hud-hud karena ilmu dan kerarifannya.

Kajian simbolis dalam Kitab Mantiqu’t Thoir tersebut memberikan memahaman kepada kita tentang perasaan tinggi hati dan selalu merasa lebih dari pada yang lain. Cerita simbolis tentang Sang Perenung dengan pakaian yang compang-camping sebagai ilustrasi bahwa manusia pada hakikatnya tidak dapat dilihat dari sisi fisiknya semata melainkan dari kedalaman jiwa dan dan keluasan pikiran yang dimilikinya. Oleh karena itu, saat kita  hanya melihat dari satu sisi saja, maka kemisninan pengetahuanlah yang dimilikinya.

Demikian juga dengan deskripsi Sultan Mahmud sebagai penguasa yang selalu cinta kepada rakyatnya. Jarang kita menemukan sosok sejati Sultan Mahmud dalam konteks sekarang. Kita sebagai kalangan akademisi, politikus, bahkan seorang intelek terkadan masih merasa di lebih dan selalu di atas pundak orang lain. Tidak jarang kita berperilaku kurang pantas dan kurang etika kepada orang lain.  Namun demikianlah, saat kita ingin berperilaku arif kepada  orang lain, terkadang masih kurang benar di mata orang lain. Maka yang paling baik adalah apa yang memubuat kita yakin dan benar dalam kesalehan sosial sebaiknya dikerjakan sebaik-baiknya tanpa harus mengikuti kata-kata orang lain.

***

*)Oleh: Moh. Badrih, Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNISMA / Aktivis Remaja Masjid Kota Malang / Pengurus Ponpes Tahfidz Al Madani Malang.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES