Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Digital Gap dan Cara Mengatasinya

Sabtu, 22 Agustus 2020 - 12:07 | 118.21k
Ganjar Setyo Widodo, Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Islam Malang (UNISMA).
Ganjar Setyo Widodo, Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Islam Malang (UNISMA).
FOKUS

Universitas Islam Malang

Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Bidang pendidikan sedang mengalami transformasi karena terobosan teknologi baru. Hal ini mengakibatkan mempengaruhi dan mempengaruhi cara penyajian dan pengajaran di kelas kepada siswa. Saat ini, itu telah menjadi bahan penting untuk belajar di semua tingkat pendidikan. Namun, kesenjangan akses internet antara keluarga kaya dan miskin menyebabkan perbedaan dramatis dalam keberhasilan pendidikan.

Transisi yang cepat dari pembelajaran tatap muka ke pembelajaran jarak jauh dalam sistem pendidikan Indonesia sebagai akibat dari pandemi COVID-19 telah ditandai dengan perbedaan mencolok di antara sekolah satu  dan sekolah lainnya. Di antara yang paling signifikan adalah kesenjangan antara sekolah “miskin” dan “kaya” yaitu seputar akses ke teknologi dasar dan pengajaran jarak jauh serta persentase siswa yang dilaporkan guru tidak masuk. Penyebabnya yaitu orang kaya memiliki uang untuk membeli, mereka mendapatkan akses mudah ke teknologi terbaru dan mendapatkan alat bantu belajar terbaik. Hasilnya, mereka memperoleh keunggulan dalam pendidikan sementara kaum miskin tetap terpaku pada ide-ide lama yang ketinggalan zaman hingga “mandek”. Selain itu, siswa dari lingkungan miskin tidak bisa diterima di sekolah yang dengan tegas menggunakan TIK.

Advertisement

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Kesenjangan Besar dalam Akses Teknologi Dasar

Dua dari rintangan terbesar untuk mentranformasikan sekolah konvensional ke sekolah online adalah kurangnya perangkat digital bagi siswa dan jutaan keluarga tidak memiliki internet berkecepatan tinggi di rumah. Kesenjangan dalam akses teknologi dasar ini sangat mencolok di sepanjang garis sosial ekonomi. Di beberapa ​​kabupaten, dengan persentase terendah siswa dari keluarga berpenghasilan rendah, tidak mampu mengikuti pembelajaran online. Namun juga, ada beberapa kabupaten telah bermitra dengan penyedia layanan internet untuk memperluas akses ke koneksi gratis atau berbiaya rendah bagi siswa.

Menjembatani Kesenjangan

Kesenjanngan digital harusnya telah menjadi topik hangat untuk didiskusikan oleh para pemimpin saat ini. Menjadi penting bagi para pemimpin ini untuk memberikan solusi yang dapat mengatasi kesenjangan ini. Tidak masalah dari mana solusi itu datang, yang paling penting adalah menaklukkan “pegunungan” rintangan yang ada saat ini. Pada akhirnya, yang terpenting adalah bahwa kesenjangan digital harus ditutup untuk pembangunan masyarakat dan negara. Berikut cara-cara yang dapat mengurangi dampak pemisahan digital di sektor pendidikan:

- Negara perlu mencari cara baru untuk memperluas infrastruktur informasi, meningkatkan akses dengan meningkatkan pasar digital, dan mengurangi biaya layanan, terutama untuk akses Internet.

- Memberikan solusi alternatif yang hemat biaya dan terjangkau bagi masyarakat.

- Penyediaan laptop, tablet, atau perangkat serupa kepada setiap siswa yang membutuhkan untuk mendukung pembelajaran mereka

- Mempromosikan literasi digital melalui kampanye atau insentif

- Membentuk kemitraan dengan mitra yang sudah sukses dan memiliki jaringan yang kuat

Pada akhirnya, fokus utama para pemimpin saat ini haruslah menghilangkan hambatan yang berdampak pada siswa dan guru serta praktik pengajaran mereka.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*)Penulis: Ganjar Setyo Widodo, Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Islam Malang (UNISMA).

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES