Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Konsep Pendidikan Islam Menurut Pemikiran Al Farabi

Senin, 07 September 2020 - 13:11 | 563.61k
Kukuh Santoso, M.Pd.I, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
Kukuh Santoso, M.Pd.I, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Konsep pendidikan Al Farabi itu menekankan pada moralitas dan pemikiran-pemikiranya yang bersifat rasional. Beliau juga mengemukakan pendapat bahwa masalah dalam pendidikan berkaitan langsung dengan faktor pembawaan dan tabiat anak-anak dalam pendidikan. Seperti dalam aliran klasik di filsafat pendidikan yakni aliran naturalisme. Berikut beberapa unsur pendidikan yang dikemukakan oleh Al-Farabi:  

1.      Klasifikasi dan karakteristik Ilmu dalam Islam (Kurikulum)

Menurut Al-Farabi klasifikasi ilmu islam menjadi beberapa bagian, sebagai berikut :

a.       Ilmu bahasa
b.      Ilmu logika
c.       Ilmu matematika
d.      Metafisika
e.       Ilmu politik, ilmu fiqh, dan ilmu kalam

Karakeristik klasifikasi ilmu Al Farabi adalah sebagai berikut :

a.       Para pegkaji dapat memilih subjek-subjek yang benar-benar membawa manfaat bagi dirinya
b.      Memungkinkan sesorang belajar tentang hirarki
c.       Memberikan saran yang bermanfaat dalam menentukan sejauh mana spesialisasi dapat ditenetukan secara benar
d.      Memberikan informasi kepada para pengkaji apa yang seharusnya dipelajari sebelum seseorang dapat mengklaim dirinya ahli dalam sesuatu ilmu tertentu.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Menurut Al-Farbi, Al-Quran dan ilmu hukum tidak dibuat sebagai persyaratan. Karena beliau menempatkan pembelajaran agama khususnya Fiqh dan teologi (kalam) pada akhir kurikulum. Dalam penilainnya pun, Al-Farabi menentukan tiga kualitas lebih lanjut untuk siswanya, yakni: siswanya harus memahami konsep dan makna, menerima apa yang ia pahami selama proses pembelajaran, dan dapat menjelaskan kembali tentang apa yang ia pahami. Tiga kualitas tersebut dapat dipetik hikmahnya, jika ingin pintar dalam pengetahuan, maka ia harus memiliki kecerdasan tinggi, dimulai dengan logika, memiliki hasrat untuk mengetahui kebenaran, harus belajar dan terus belajar untuk memahami sudut pandang tradisional.   

Al Farabi mengemukakan pendapat bahwa tingkat kecerdasan pada setiap siswa itu berbeda. Perlu dilakukannya sebuat interaksi dengan pendekatan kekuatan jiwa. Jiwa merupakan kesempurnaan bagi benda alami yang memiliki kehidupan dalam bentuk potensial.

2.      Ilmu Pengetahuan dan Pemikiran Pendidikan Al- Farabi

a.       Ilmu Pengetahuan

Ilmu artinya pengethauan yang sudah tersusun sistematis dan teratur yang saling berkaitan. Sedangkan pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui oleh panca indra, belum tersusun secara sistematik dan belum merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan . Hakikat ilmu pengetahuan adalah hasil teoritis terhadap hasil pengamatan panca indera dan akal terhadap fenomena yang bersifat fisik.

Pada teori pengetahuan, Al-farabi menjelaskan bahwa jendela pengetahuan adalah panca indera, karena pengetahuan masuk dalam diri manusia melalui indera. Namun, pengetahuan inderawi tidak memberikan kita informai tentang esensi segala sesuatu, hanya memberikan sisi lahiriyah segala sesuatu. Pengetahuan universal dan esensi segala sesuatu hanya didapatkan melalui akal.

b.      Pemikiran Pendidikan  Al-Farabi

Dari konsep ilmu penegtahuan, al farabi mengklasifikasikan pada ranah filsafat pendidikan islam. Pada bagian ini terdapat beberapa aliran dalam lingkup pendidikan. Aliran yang ada filsafat pendidikan islam, merumuskan proses pembentukan kurikulum, strategi pembelajaran, dan sistem evaluasi.  

Aliran pendidikan Konservatif. Adalah aliran yang didalamnya itu memahami islam. Lebih mendahulukan pemahaman tentang Al-Quran dan tafsirnya serta kelimuan yang berkaitan dengan Al-Quran. Ilmu Al-Quran adalah induk segala ilmu, kemudian dilanjutkan belajar hadist, ulumul Quran, ushul fiqh, nahwu sharaf. Pada aliran ini pula membagi ilmu kepada fardhu ain dan fardhu kifayah. Fardhu ain yakni ilmu dalam perkara melaksanakan kewajiban islam, sedangkan ilmu bersifat fadhu kifayah yakni ilmu kedokteran. Ilmu kedokteran adalah hal pokok untuk memahami kesehatan tubuh, begitu juga ilmu sosial, ilmu hitung dan yang lainnya. Sekiranya dalam satu wilayah ada sesorang yang memahami, maka gugurlah kewajiaban menuntut ilmu tersebut.

Aliran Religius-Rasional. Pada aliran ini mengacu ke sistem program kurikuler dengan mengedepankan pemikiran idealistik. Pembahasan mengenai pendidikan cenderung bersikap rasional filosofis. Rasioanl filosofis dijadikan jalan masuk baggi pemerhati untuk mengkalji strategi program pendidikannya. Aliran ini kiat transformasi pada potensi manusia untuk memiliki kemampuan psikomotorik.

Aliran Pragmatis. Aliran ini berdefinisiskan sebagai mencegah perilaku buruk dan meningkatkan moral. Di dunia filsafat, aliran ini dapat diartikan sebagai berpikir praktis (cepat dan ringkas).

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

3.      Tujuan Pendidikan Al- Farabi

Dalam penjabaran mengenai tujuan pendidikan menurut Al- Farabi ini memiliki banyak sisi diantaranya ialah penanaman nilai moral, penggabungan teoritis dengan tindakan praktis, pendidikan sebagai pembentukan pemimpin politik, dan membangun bangsa untuk memilik kecakapan inteletual.

Penurunan perilaku moral dan perilaku masyarakat karena tidak adanya nilai umum atau norma yang mengatur. Maka, Al Farabi mencetus moralitas sebagai tujuan mendasar pendidikan. Untuk mendidik dan mengajar orang-orang dengan kebajikan, terlatih dalam seni logis. Al Farabi mendefinisikan kebajikan sebagai keadaan pikiran manusia melakukan perbuatan baik dan lebih baik. Kebajikan dari unsur rasional dalam manusia yang cerdas seperti kebiijaksanaan , akal sehat, cipta dan kepandaian. Dalam kebajikan etis, antara lain: kesederhanaan, keberanian, kemurahan hati, dan keadilan.

Tujuan pendidikan yang kedua adalah untuk menggabungkan belajar (teoritis) dengan tindakan praktis. Tujuan pengetahuan adalah bahwa semua hal harus diterapkan, dan kesempatan terletak pada makhluk yang melakukan tindakan. Ilmu tidak bermakna, jika mereka tidak menerapkannya dengan tindakan praktis.

Tujuan pendidikan yang selanjutnya ialah pendidikan sebagai pembentukan pemimpin politik. Dikarenakan pemimpin yang bodoh lebih berbahaya daripada rakyat yang bodoh. Tujuan pengajarannya adalah untuk membangun bangsa dan negara agar memiliki kecakapan dalam bidang ilmu pengetahuan. Mengajar berarti menciptakan keunggulan di suatu bangsa, sedangkan penanaman nilai moral adalah cara untuk membangun nilai moral yang baik dan pengetahuan tentang seni.

4.      Metode Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran, Al-Farabi menempatkan guru sebagai contoh dan ilustrasi.  Pembelajaran dibagi menjadi dua yakni: cara audisi atau pembelajaran berdasarkan pidato dan cara imitasi atau pembelajaran beradasarkan mengamati tindakan orang lain untuk meniru atau menerapkan. Jadi, guru menggunakan metode persuasi, metode saran dan metode demostrasi. Tujuannya untuk mewakili suatu contoh yang berguna dalam dua bidang yakni, instruksi dan bimbingan.

5.      Lingkungan

Menetapkan suatu kondisi, baik moralitas bagi guru maupun murid ialah. Keduanya harus memiliki karakter yang baik. Tingkah laku yang baik terwujud dari pengawasan diri yang terus menerus sampai pada kekuatan jiwa. Moralitas pula akan menimbulkan akhlak yang tergambar. Al Farabi mengatakan bahwa akhlak bisa lahir dari akal, dengan membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Lingkungan menjadi tempat untuk menerapkan akhlak. Akhlak adalah asas perilaku sehingga orang yang tidak baik budinya, tentu pekertinya juga tidak baik. Kemudian, madzab al farabi ini memaparkan bahwa manusia mengalami pertumbuhan, pendidikan agama diikuti dengan pertumbuhan anggota tubuh dan pikiran. Maka, jika kita pahami antara pendidikan agama dan pertumbuhan tubuh haruslah seimbang.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*)Penulis: Kukuh Santoso, M.Pd.I, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES