Kopi TIMES

Jumat Berkah: Kematian adalah Hadiah

Jumat, 18 September 2020 - 06:16 | 245.59k
Zulfan-Syahansyah
Zulfan-Syahansyah
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANGKematian adalah satu dari sekian ketetapan Allah yang pasti datang pada setiap  yang hidup. Sebagai manusia, kita semuanya akan merasakan kematian. Apa sebenarnya hakelat kematin? Edisi Jumat Berkah kali ini akan mengulas hal tersebut.

Dengan sanad yang bersambung kepada Rasulullah SAW, bahwasanya beliau bersabda:

Advertisement

{الموت كفارة لكل ذنب}

"Kematian menjadi penghapus semua dosa"

Benar, Allah SWT telah mengundang kita sebagai tamu dalam kemulian perjamuan-Nya di kehidupan dunia dengan undangan (firman-Nya) "كن" (jadilah). Maka kita yang sebelumnya tidaka ada menjadi ada. Dan kita pun menjawab undangan itu; hadir di dunia ini.

Sebagai hak tamu, tuan rumah wajib memberikan  penghormatan. Rasulullah bersabda:

{أكرموا الضيوف}

"Muliakanlah tamu-tamumu"

Dan Allah adalah Dzat Yang Maha Sempurna dalam menjamu para tamu-Nya, sebagai wujud etika kesantunan.

Sebagai tamu-Nya, Allah berfirman:

{ولقد كرمنا بني آدم}

"Sungguh Kami telah memuliakan anak Adam"

Tidak cukup hanya memuliakan, Allah juga memberikan keutamaan (fadilah). Sebagaimana terusan Firman-Nya:

{وفضلناهم}

"Dan telah Kami berikan keutamaan kepada mereka".

Keutamaan yang diberikan kepada manusia itu dipertegas lagi oleh Allah secara mutlaq, dengan firman-Nya:

{تقضيلا}

"Dengan kutamaan-keutamaan"

Sebagaimana tradisi pemberian kemuliaan dari tuan rumah ketika tamunya hendak pergi, dibawakannyalah hadiah pemberian sebagai anugrah. 

Dan jika itu menjadi tradisi mulia di kalangan orang-orang yang bersifat pemurah, lantas bagaimana dengan Dzat Yang Maha Pemurah dalam memuliakan tamu-Nya?!

Maka meninggalkan perjamuan Allah di dunia ini, alias kematian, dijadikannya sebagai anugrah. Yakni sebagai kaffarah (penghapus) segala dosa.

Allah menjadikan kematian sebagai hadiah (tuhfah) yang dihadiahkan untuk para hamba-Nya. 
Dalam hal ini, Rasulullah bersabda:

{الموت تحفة المؤمن}

"Kematian adalah hadiah bagi seorang mukmin".

Tidak cukup sampai di situ, setelah kematian, Allah membangkitkan kita pada hari kiamat masuk dalam golongan pengikut Nabi Muhammad (Muhammadiyyin), sekaligus menjadi para saksi atas seluruh umat manusia. Sebagaimana firman-Nya:

{لتكونوا شهداء على الناس}

"Agar supaya kamu sekalian menjadi saksi atas umat mahusia"

Seorang saksi tentu dimuliakan. 
Allah berfirman:

{ولا يضار كاتب ولا شهيد}

"Dan tidaklah dipersulit si penulis dan saksi"

Rasulullah bersabda:

{اكرموا الشهود}

"Muliakanlah saksi"

Pengikut Muhammad (Muhammadiyyin) akan aman. ketakutan maha dahsat (kiamat) tidak membuat mereka bersedih.

Pengikut Muhammad tidak akan merasa kekhawatiran dan bersedih. 

Pengikut Muhammad berada dalam keridoan Allah Yang Maha Luhur.

Semua itu didapat karena kecintaan Rasulullah SAW atas mereka.

Semua para nabi adalah pengikut Muhammad. Begitu juga semua pengikut setia nabi-nabi, masuk dalam golongan Muhammadiyyin (pengikut Nabi Muhammad SAW). Alhamdulillah Rabbil alamin. Edisi Jumat Berkah selanjutnya hanya bisa dibaca di TIMES Indonesia. (*)

***

*) Penulis Adalah Zulfan Syahansyah At-Tijani

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES