
TIMESINDONESIA, PONOROGO – USIANYA sudah tidak muda lagi, tapi soal kreativitas dalam berinovasi, tak perlu diragukan lagi. Dia adalah Jokodwi, alias Jhon Kombi, biasa disapa Om Jhon. Dia sehari-hari jualan sego bakar. Inovatif, dia jualan berkonsep food truck di mobil VW Combi.
Lokasinya di Jalan Baru atau Jalan Suromenggolo Ponorogo. Selain itu, pria ini punya terobosan dalam berjualan. Saban pagi, dia memanfaatkan Facebook untuk jualan dengan cara lelang sego bakar. Peminatnya selalu seabrek.
Advertisement
Om Jhon juga jago desain grafis. Urusan gambar menggambar, sudah jadi hobi sejak SMP. Dan terbaru, dia berkreasi menyulap Bajaj dari Jakarta menjadi sarana jualan berkonsep food truck. Top, sekali "menjual" via gambar (karena saat itu belum mulai mengerjakan), langsung laku tiga unit. Dia pun memberanikan diri membeli empat unit Bajaj. Begitu Bajaj datang ke workshopnya di Desa Lembah, Babadan, Ponorogo, bersama beberapa karyawannya, Om Jhon mulai membongkar, membuat bodi baru hingga finishing. Semua dikerjakan di workshopnya sendiri dibantu karyawannya.
Inovasinya tak berhenti sampai di situ. Bajaj dia jual dalam dua jenis mesin. Mesin asli dengan BBM dan tenaga listrik. Dia impor onderdil hingga beli baterai lithium. Punya teman ahli mesin mobil listrik, dia datangkan dari Jogjakarta untuk mengajari karyawannya. Klir. Saya sempat menyaksikan mobilnya bisa jalan dengan mulus. Yang dua unit sudah laku dan diserahkan ke pembeli. Sekarang satu unit masih dalam pengerjaan, juga sudah laku.
Tak berhenti sampai di situ. Untuk memudahkan pelaku usaha baru, dia menyediakan fasilitas berupa kredit. Jadi, terima unit Bajero (Bajaj Rekondisi) selain sudah ready dengan interior dan fasilitas jualan, tinggal nyicil kredit. Bunganya rendah karena KUR (Kredit Usaha Rakyat). Om Jhon yang ngurusi kreditnya. Pembeli tinggal setor KTP, beres.
Tak hanya itu, Om Jhon siap membantu pelaku usaha jika tidak punya modal sama sekali. Cukup mau jualan, ambil Bajero, hanya nyicil kreditnya di bank. Selesai. "Nggak ada alasan lagi kan untuk tidak mau berusaha," katanya.
Ya, Om Jhon sedang mempraktikkan pentingnya berinovasi. Di dalam inovasi, ada beberapa hal penting. Di antaranya, gagasan atau ide baru. Jika biasanya bisnis kuliner berkonsep food truck menggunakan mobil, Om Jhon menilai agar terjangkau harganya, dipilihlah Bajaj. Desainnya pun unik, nyeni lah. Ini akan menarik konsumen untuk datang, lalu beli.
Penulis bersama Om Jhon, di workshop tempat ngoprek Bajaj menjadi Bajero. (Foto: Istimewa for TIMES Indonesia)
Unsur lain dalam inovasi adalah value. Ada nilai dalam gagasan itu. Misalnya, dengan Bajero, operasional lebih irit, lokasi jualan bisa mobile mendekati konsumen. Om Jhon yakin, Bajero juga cocok untuk jualan di keramaian seperti dangdutan, pengajian, pasar malam, hiburan rakyat di desa-desa. Tapi, itu jika Covid-19 sudah berlalu lho ya.
Inovasi juga memiliki unsur solusi. Yakni, solusi dari beberapa tantangan yang dihadapi pada usaha sebelumnya. Jualan dengan Bajero misalnya, lebih praktis, tak perlu susah payah dorong gerobak, jika sebelumnya menggunakan rombong misalnya. Menariknya, ada solusi bagi yang modalnya mepet. "Bawa saja Bajero ini, cukup mbayari kreditnya ke bank tiap bulan, tak perlu beli. Kurang opo neh. Nggak apa-apa, saya ingin membantu banyak orang," kata Om Jhon.
Kalau yang jualan emak-emak bagaimana Om? Tenang, dengan mesin listrik, Bajero tinggal digas dan direm. Tak perlu bingung pondah gigi atau kopling. Solutif bukan?
Dan, Om Jhon sendiri juga berinovasi dalam menjual sego bakar Jhon Kombi. Dia melelang sego bakarnya via Facebook Jhon Kombi. Laku di bawah harga jual normal tak masalah baginya. Yang penting terkenal dulu, katanya.
Begitulah, strategi marketing harus mengikuti perkembangan. Inovasi adalah kuncinya.
Ngomong-ngomong, Anda sudah pernah mencicipi Sego Bakar Jhon Kombi Ponorogo?. (*)
***
*) Penulis adalah Bambang H Irwanto, Direktur TIMES Indonesia
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
________
**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Yatimul Ainun |
Publisher | : Rizal Dani |