Kopi TIMES

Siapa KASAD Pengganti Jenderal TNI Andika Perkasa?

Jumat, 05 November 2021 - 00:38 | 181.31k
Agung Wicaksono, S.IP., MPA; Pengamat Politik Universitas Islam Riau; Mahasiswa Doktoral Ilmu Politik Corvinus University of Budapest, Hongaria; Ketua Umum PPI Hongaria/Staf Khusus Koordinator PPI Dunia.
Agung Wicaksono, S.IP., MPA; Pengamat Politik Universitas Islam Riau; Mahasiswa Doktoral Ilmu Politik Corvinus University of Budapest, Hongaria; Ketua Umum PPI Hongaria/Staf Khusus Koordinator PPI Dunia.
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, RIAU – Rabu, 3 November 2021 Menteri Sekretaris Negara Pratikno secara resmi mengantarkan Surat Presiden RI. Ketua DPR RI, Puan Maharani mengumumkan kepada publik bahwa Jenderal Andika Perkasa sebagai Calon Tunggal Panglima TNI. Proses selanjutnya tinggal menunggu Persetujuan DPR-RI yang dalam sejarahnya selalu mendapat lampu hijau.

Dibalik hirup-pikuk pergantian Panglima TNI, saya mencoba menganalisis siapa saja yang berpeluang menjadi KASAD menggantikan Andika Perkasa. Proses penggantian KASAD ini juga merupakan hal yang penting untuk dicermati mengingat TNI Angkatan Darat adalah Matra dengan kekuatan terbesar di Tubuh TNI. 

Advertisement

Restrukturisasi organisasi TNI dan Jenderal Bintang 3 Angkatan Darat

Untuk diketahui bahwa struktur organisasi TNI sekarang ini mengacu pada Perpres Nomor 66 Tahun 2019 tentang Struktur Organisasi TNI. Aturan ini berimplikasi pada banyaknya posisi jabatan yang dijabat oleh Perwira TNI menjadi setingkat lebih tinggi dibanding sebelumnya, termasuk di organisasi TNI AD.

Semisal, dahulu  Komandan Puspomad itu adalah Jabatan Bintang 2, kini dijabat oleh Bintang 3. Kepala RSPAD Gatot Subroto dahulu Bintang 2 sekarang dijabat oleh Bintang 3. Dahulu belum ada Kogabwilhan di struktur TNI, sekarang sudah ada tiga Pangkogabwilhan yang merupakan jabatan bintang 3 dan masih banyak jabatan lainnya yang naik satu tingkat di dalam Struktur organisasi TNI.

Aturan ini juga meminimalisir jumlah Perwira tinggi (Pati) di tubuh TNI yang tidak mendapatkan jabatan alias Pati non-job yang sebelumnya sempat menjadi masalah yang cukup serius di tubuh TNI. 

Restrukturisasi Organisasi TNI ini menyebabkan bertaburnya posisi Bintang 3 didalam Tubuh TNI. Dalam kasus pergantian KASAD, otomatis yang berpeluang saat ini menjadi KASAD adalah Perwira tinggi TNI AD yang Berpangkat Bintang 3. Bisa berasal dari Pati TNI AD yang menjabat di dalam Struktur Mabes TNI, Mabes TNI AD maupun di luar Struktur TNI. Sejauh yang saya ketahui ada 17 orang Pati TNI AD yang berbintang 3.

Berikut nama-namanya :

1.    Wakil KASAD: Letnan Jenderal TNI Bakti Agus Fadjari, S.IP., M.Si. (Akmil 1987)
2.    Irjenad: Letnan Jenderal TNI Benny Susianto, S.IP. (Akmil 1987)
3.    Koorsahli KASAD: Letnan Jenderal TNI R. Wisnoe Prasetja Boedi (Akmil 1986)
4.    Panglima Kostrad: Letnan Jenderal TNI Dudung Abdurachman, S.E., M.M. (Akmil 1988)
5.    Komandan Kodiklatad: Letnan Jenderal TNI Anto Mukti Putranto, S.Sos. . (Akmil 1987)
6.    Komandan Puspomad: Letnan Jenderal TNI Chandra Warsenanto Sukotjo, M.Sc. (Akmil 1988)
7.    Komandan Pussenif: Letnan Jenderal TNI Arif Rahman, M.A. (Akmil 1988)
8.    Komandan Pusterad:Letnan Jenderal TNI Teguh Arief Indratmoko, M.M. (Akmil 1988)
9.    Kepala RSPAD Gatot Soebroto: Letnan Jenderal TNI dr. Albertus Budi Sulistya (Sepamilsuk 1989)
10.    Kepala Staf Umum TNI:  Letnan Jenderal TNI Eko Margiyono, M.A. (Akmil 1989)
11.    Komandan Kodiklat TNI: Letnan Jenderal TNI Madsuni, S.E. (Akmil 1988)
12.    Kepala BAIS TNI: Letnan Jenderal TNI Joni Supriyanto (Akmil 1986)
13.    Pankogabwilhan III: Letnan Jenderal TNI Jeffry Apoly Rahawarin (Akmil 1988)
14.    Wakil Menhan RI: Letnan Jenderal TNI Muhammad Herindra, M.A., M.Sc. (Akmil 1987)
15.    Irjen Kemhan RI: Letnan Jenderal TNI Ida Bagus Purwalaksana, S.Ip., M.M. (Akmil 1987
16.    Sesmenko Polhukam: Letnan Jenderal TNI Tri Soewandono  (Akmil 1986)
17.    Kepala BNPB: Letnan Jenderal TNI Ganip Warsito, S.E., M.M. (Akmil 1986) 

Dari 17 nama diatas, tentu tidak semuanya berpeluang besar untuk menjadi KASAD. Hanya ada beberapa nama yang berkemungkinan besar untuk menjadi KASAD. Analisis saya ini berasal dari beberapa indikator utama yang biasanya menjadi parameter penting dalam penentuan KASAD oleh Presiden nantinya.

Indikator Utama: Umur, Angkatan Akmil dan Kecabangan

58 tahun adalah umur pensiun bagi seorang Perwira Tinggi TNI. Umur ini  menjadi tolak ukur utama siapa yang akan dipilih Presiden menjadi KASAD. Sangat kecil kemungkinan jika Presiden memilih KASAD yang masa pensiunnya singkat (misal dibawah 1 tahun).

Masa pensiun Ini berkorelasi dengan tahun angkatan Pati yang bersangkutan di Akademi Militer. Tentu angkatan yang memungkinkan untuk menjadi KASAD saat ini adalah angkatan yang ada di bawah angkatan akmil 1987, angkatan dimana Andika Perkasa berasal.

Kemudian yang turut menjadi indikator utama dalam pemilihan KASAD biasanya asal kecabangan. Sepanjang sejarah TNI Angkatan Darat, Kecabangan Infanteri adalah penyumbang jumlah KASAD terbanyak. Bahkan hanya dua orang yang diketahui bukan berasal dari Infanteri yang bisa menjadi KASAD yakni Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno dan Jenderal TNI (Purn) Budiman. Dua jenderal tersebut berasal dari Kecabangan Zeni.

Indikator mengenai umur dan angkatan akmil ini meruntuhkan banyak Pati Bintang 3 yang ada diatas untuk berpeluang jadi KASAD. Untuk asal kecabangan,sejauh ini hanya ada dua orang dari 17 nama diatas yang bukan berasal dari Infanteri yakni Kepala RSPAD Gatot Subroto Letnan Jenderal TNI dr. Albertus Budi Sulistya yang berasal dari Korps Kesehatan (dan kemudian juga bukan berasal dari Akmil Reguler) dan  Komandan Puspomad Letnan Jenderal TNI Chandra Warsenanto Sukotjo (Korps Polisi Militer). 

Dari 17 nama diatas, kemudian  bisa dikerucutkan menjadi beberapa nama yang berpotensi lebih besar untuk menjadi KASAD.

Untuk lebih mudah saya menyisirnya berdasarkan angkatan akmil telebih dahulu. Dengan melihat angkatan, tersisih 9 orang yang peluangnya sangat kecil untuk menjadi KASAD. Mereka adalah para pati tni ad yang berasal dari akmil 1986 dan 1987. Kemudian jika melihat dari asal kecabangan, tersisih dua nama yang berasal dari non infanteri untuk menjadi KASAD. Dari umur, yang berpeluang kecil untuk menjadi KASAD ada Pankogabwilhan III Letnan Jenderal TNI Jeffry Apoly Rahawarin (Akmil 1988) yang akan pensiun di Bulan Januari 2022.  Kemudian ada Komandan Kodiklat TNI Letnan Jenderal TNI Madsuni, S.E. (Akmil 1988) yang pensiun pada Februari 2022. 

Jadi dari 17 nama, hanya 4 nama yang punya kesempatan besar untuk dipilih Presiden Jokowi Menjadi orang yang akan menahkodai angkatan darat kedepannya. Keempat orang tersebut adalah Panglima Kostrad Letnan Jenderal TNI Dudung Abdurachman (akmil 1988), Komandan Pussenif  Letnan Jenderal TNI Arif Rahman (Akmil 1988), Komandan Pusterad Letnan Jenderal TNI Teguh Arief Indratmoko (Akmil 1988 Kepala Staf Umum TNI  Letnan Jenderal TNI Eko Margiyono (Akmil 1989). 

Siapakah diantara mereka yang paling berpeluang? 

Jika dilihat dari umur (masa pensiun), Letjen Dudung masih akan pensiun di bulan November 2023, Letjen Teguh Arief dibulan September 2023, Letjen Arif Rahman dibulan April 2024 dan Letjen Eko Margiyono dibulan Mei 2025. Keempat nama tersebut masih pensiun kurang lebih sekitar 2-4 tahun lagi. Jadi semuanya masih berpeluang dari segi umur.

Kemudian yang menjadi faktor lain yang bisa berpeluang lebih dalam kontestasi menuju KASAD adalah persoalan rekam jejak jabatan yang pernah diemban oleh keempat orang tersebut.

Saya melihat yang paling bersinar adalah Letjen Dudung yang pernah menduduki jabatan strategis sebagai Pangdam Jaya dan sekarang menjabat sebagai Pangkostrad. Kemudian ada Letjen Eko yang juga pernah menjabat sebagai Pangdam Jaya, Pangkostrad dan saat ini Sebagai Kasum TNI. Kedua orang tersebut terlihat pernah menempai jabatan dimana biasanya Jabatan itu dilalui para Jenderal yang akhirnya mendapatkan Bintang 4 dipundaknya. Untuk Letjen Arif Rahman dan Letjen Teguh Arief juga berpeluang karena mereka juga pernah menjabat Pangdam. Namun, Jabatan bintang 3 yang sekarang dipegang merupakan Jabatan Bintang 3 baru yang terbentuk pasca reorganisasi Struktur TNI. Jadi dalam sejarah TNI AD, belum ada yang mendapatkan Bintang 4 dari Jabatan tersebut. 

Dalam kondisi ini Letjen Dudung dan Letjen Eko berpeluang besar untuk menduduk kursi KASAD. Beberapa waktu belakangan nama Letjen Dudung lebih sering terdengar dari berbagai media dibanding dengan Letjen Eko. Letjen Dudung lebih lekat dengan pernyataan-pernyataannya yang sering menimbulkan kontroversi di masyarakat. Sehingga andaikan ia dipilih Jokowi sebagai KASAD, maka akan muncul resistensi di beberapa lapisan masyarakat yang tidak setuju dengan penyataan-pernyataannya tersebut.

Untuk Letjen Eko, ia lebih minim kontroversi meskipun sosoknya kurang dikenal oleh masyarakat luas dibanding Letjen Dudung. Kemudian, Jika Letjen Dudung dipilih menjadi KASAD maka dipastikan untuk pergantian Panglima TNI selanjutnya akan sulit untuk kembali dipegang TNI AD mengingat Jenderal Andika Perkasa hanya menjabat hingga Desember 2022 dan Letjen Dudung pensiun di November 2023. Dimana masa itu terlalu singkat  bagi seorang Panglima TNI dimana tahun 2023 kondisi dan situasi politik Indonesia sudah memanas menjelang Pilpres 2024.

Untuk Letjen Eko jika ia menjadi KASAD maka ia masih berpeluang besar untuk dipilih menjadi Panglima TNI selanjutnya pengganti Jenderal Andika Perkasa, ini dikarenakan masa pensiunnya yang masih panjang (hingga Mei 2025) bahkan hingga Presiden Jokowi selesai di periode kedua kepresidenannnya.

Atau bisa jadi, Presiden Jokowi membuat keputusan mengangkat Letjen Arif atau Letjen Teguh sebagai KASAD yang kemudian  mewarnai sejarah TNI AD, dimana KASAD sebelumnya bisa berasal dari struktur yang baru di TNI AD. Menurut anda, siapakah yang akan menggantikan Jenderal Andika Perkasa menjadi orang nomor satu di Mabes TNI AD? 

***

*) Oleh: Agung Wicaksono, S.IP., MPA; Pengamat Politik Universitas Islam Riau; Mahasiswa Doktoral Ilmu Politik Corvinus University of Budapest, Hongaria; Ketua Umum PPI Hongaria/Staf Khusus Koordinator PPI Dunia.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES