
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Inilah moment yang ditunggu-tunggu. Mata dunia tertuju pada perhelatan motoGP di Sirkuit Pertamina Mandalika NTB. Tiga hari terakhir ini d berbagai media cetak, online, elektronik serta media sosial, ramai seluruh insan pers dan masyarakat membagi informasi terkait dengan hadirnya pembalap motoGP di sirkut Mandalika.
Tak tanggung-tanggung 24 pembalap tersohor yang mengawali pra musim dan uji coba sirkuit Mandalika terpesona dengan sihir keindahan sirkuit di tengah KEK Mandalika. Kehadiran salah satu rider “penyalip maut” macam Marc Marques dan kawan-kawannya di sirkuit Mandalika, menunjukkan dan memastikan bahwa perhelatan moto GP Maret 2022 sudah bisa dipastikan dan inilah kebanggan bagi NTB dan Indonesia.
Advertisement
Dipinggir kawasan Mandalika dan kawasan wisata kute sekitarnya,menjadi ramai dan penuh dengan ucapan "selamat datang "para pembalap internasional" dan bukan itu saja. Kebahagian dan kekaguman para pembalap melihat keindahan dan parorama Mandalika dan sekitarnya menjadi ramai dimedia sosial yang diposting khusus oleh para pembalap.
Uji coba pra musim motoGP di sirkut mendalika Lombok Tengah, bagi masyarakat sekitar kawasan Mandalika,turut bahagia dan walaupun, menyaksikan secara jauh menyaksikan sang idolanya.bulan itu saja, sang Gubernur NTB ikut berbaur dengan masyarakat menyaksikan dari jauh (bukit) menyaksikan. Tentu,sirkuit Mandalika memiliki keunggulan yang istimewah dibandingkan dengan sirkuit lainnya di dunia. Bukan itu saja, panjang lintasan,tatapi 17 tikungan yang indah dan bisa langsung melihat indahnya laut kute Mandalika.
Tanggapan dan seuntai kalimat dari masyarakat NTB dan khususnya di kabupaten Lombok Tengah dengan hadirnya MotoGP Mandalika yang dijadwalkan dan menjadi seri kedua yang akan berlangsung pada 18-20 Maret 2022 mendatang. Dari tes pra musim saja motoGP, tergambar kebahagiaan masyarakat NTB dan khususnya masyarakat Lombok tengah,lihat saja dimedia sosial.Hampir tergambar dari percakapan dan postingan yang menandai foto dan aktivitas para pembalap yang lagi uji coba dan santai di pantai maupun di bukit Mandalika.
Apa yang ditampilkan oleh masyarakat NTB di media sosial adalah gambaran kebahagian yang tulus dari sekian lama impian Mandalika akan mendunia. Dan ternyata impian itu sudah didepan mata dan bisa disaksikan secara langsung. Bukan sekadar hayalan belaka,dari komitmen pemerintah pusat sampai Pemerintah daerah sudah dibuktikan.
Dan inilah simbiosis dan keunggulan yang bisa menjadi modal dasar bagi pemerintah propinsi dan kabupaten,memaksimalkan potensi yang ada sebagai sumber pendapatan bagi daerah untuk kesejahteraan rakyatnya. Dan bagaimana kedepannya mampu memadu padankan kekuatan ekonomi wisata (ekowista) yang ada dengan menggerakkan modal keunggulan pesona wisata yang berstandar internasional.
Hadirnya MotoGP di kawasan Mandalika kute adalah sebagai episentrum dari roda ekonomi daerah,baik secara makro maupun mikro. Lihat saja diberbagai sudut dan pojok kawasan sudah mulai menggeliat dan berjalannya okonomi kreatif warga masyarakat. Dari banyaknya pruduk lokal dan ketersedian lapak yang memadai untuk para penggiat ekonomi dan IKM dan UKM yang ada.
Kesempatan untuk berinovasi dengan menjual mode-mode pesona Mandalika sebagai pruduk unggulan harus mulai digerakkan dan dilounching sebagai satu dari daya tarik bagi pengunjung Mandalika dan motoGP. Begitu juga dengan para pengrajin tradisional yang ada di kute dan desa Sade sudah saatnya bermetafora dengan perkembangan tegnologi informasi kekinian. Dan itu semua,sudah bisa dibuktikan dengan hadirnya keunikan serta keragaman budaya yang ada di pulau Lombok dan sekitar kawasan Mandalika.
Menguji keseriusan dan keberpihakan pemerintah daerah,baik kabupaten Lombok tengah maupun pemerintah propinsi NTB dalam pengelolaan potensi ekonomi kreatif masyarakat. Tidak hanya dalam ucapan saja, melainkan sudah pada intervensi kebijakan baik itu peraturan daerah maupun intervensi anggaran. Sebab perhelatan MotoGP,bukan lagi kegembiraan sekedar bisa menyaksikan para raider menjajaki kehebatan di lintasan sirkuit,akan tetapi kebahagian masyarakat harus dirasakan dengan memberikan ruang kebahagiaan untuk bisa meningkatkan sumber pendapatannya.
Dan seringkali Bupati Lombok Tengah dan Gubernur NTB, menyampaikan kepada publik,hadirnya motoGP di Lombok Tengah adalah kebangkitan ekonomi dan industrialisasi yang berkelanjutan membawa dampak bagi kesejahteraan masyarakat disekitar dan masyarakat NTB pada umumnya. Bagaimana semua itu bisa diwujudkan,bilamana tidak fasilitasi dengan keberpihakan kebijakan. Dan jangan sampai kesempatan menjajal pesona keindahan dan keramah tamahan masyarakat Lombok diambil ruangannya oleh orang lain.
Eksotisme Budaya dan Adaptasi ekotourism
Keberadaan Sirkuit MotoGP di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) atau The Mandalika, Kuta, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, sekaligus memberikan dampak bagi kemajuan dan eksistensi budaya Lokal. Sebab pembangunan pasti ada dampak negatif dan positif bagi masyarakat. Begitu juga dengan pembangunan Sirkuit Moto GP tersebut pasti membawa manfaat bagi semua pihak, baik pemerintah daerah, budayawan.
Kita semua harus optimistis akan bisa membawa kemajuan bagi masyarakat. Para tokoh budayawan harus ikut ambil bagian dalam mendukung event tersebut. Oleh karena itu, semua lapisan termasuk masyarakat adat di kawasan KEK Mandalika dan kawasan penyangga lainnya dapat mempersiapkan diri, sehingga tidak menjadi penonton di daerah sendiri. Lewat adanya event MotoGP di sirkuit tersebut akan menjadi peluang dalam memperkenalkan potesi dan promosi serta melestarikan budaya lokal di Lombok Tengah.
Ini bisa jadi peluang dalam memperkenalkan budaya lokal yang ada kepada dunia. Bila perlu semua ikon di sirkuit itu bisa menggunakan nama tokoh atau budaya di Lombok. Jangan sampai kita terbawa budaya luar yang masuk, justru kita bisa menjadi filter dan bisa mempertahankan budaya lokal.
Kita harus tetap menunjukkan budaya daerah. Itu sebabnya pengelolaan untuk tetap melibatkan para budayawan dalam setiap kegiatan, sehingga bisa memberikan kontribusi bagi kelestarian budaya lokal. Ketika event dimulai harus ada ritual budaya adiluhung pun dilaksanakan. Ini menunjukkan perhatian dan eksistensi budaya loka dapat beradaptasi dengan perubahan.
Terlebih apabila sirkuit itu jadi dan MotoGP dimulai, pasti SDM masyarakat itu bisa meningkat. Sehingga semua pihak harus bersiap dari sekarang menyambut event tersebut.Karena itu para pengunjung tidak hanya tersihir dengan keindahan pesona Mandilaka akan tetapi juga oleh budaya lokal yang dipertahankan sebagai konsekuensi nama sirkuit: Putri Mandalika yang menjadi orientasi hidup masyarakat khususnya di Lombok Tengah bagian selatan.
*) Oleh: Suaeb Qury, Ketua Komisi Informasi Nusa Tenggara Barat
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Yatimul Ainun |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |