Kopi TIMES

Kurikulum Merdeka dan Flatform Merdeka Belajar

Rabu, 02 Maret 2022 - 07:30 | 160.06k
Divisi Hukum dan Advokasi Democracy and Electoral Empowerment Partnership (DEEP) Indonesia Aktivis Nasyiatul Aisyiyah (Foto : Dokumen Pribadi)
Divisi Hukum dan Advokasi Democracy and Electoral Empowerment Partnership (DEEP) Indonesia Aktivis Nasyiatul Aisyiyah (Foto : Dokumen Pribadi)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Awal tahun 2022 Kemendikbud meluncurkan Merdeka Belajar episode ke 15 yaitu Kurikulum Merdeka dan Flatform Merdeka Belajar.

Episode merdeka belajar dan platform merdeka belajar merupakan rangkaian kebijakan tranformasi dunia pendidikan di era pemerintahan presiden Jokowi-Ma’ruf Amin yang paling ditunggu-tunggu. Pada era pemerintahan ini banyak sumbangsih pemikiran dari Nadiem Anwar Makarim Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

Menteri dengan usia paling muda di era pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin, Nadiem memiliki pemikiran yang segar, visioner dan transformatif. Nadiem selalu berupaya memformulasikan terobosan yang mampu menaklukan zaman tanpa meninggalkan karakteristik dan budi pekerti bangsa Indonesia.

Dalam dunia pendidikan ada kebiasaan "ganti menteri ganti kurikulum" sebuah realita yang menggambarkan fenomena kebijakan kurikulum di dunia pendidikan kita. Kebijakan kurikulum akan berganti jika pucuk kepemimpinan di Kementerian Pendidikannya berganti.

Pada periode ke dua Pemerintahan Jokowi-Maruf Amin, dunia pendidikan Indonesia memiliki nafas baru dengan hadirnya kepemimpinan anak muda yang membawa semangat transformasi pendidikan.

Tranformasi kebijakan kali ini adalah yang paling dinanti-nanti oleh para murid dan guru. Melalui kurikulum merdeka dan flatform merdeka belajar siswa diberi kemerdekaan belajar yang sesungguhnya sehingga tidak akan merasa terbelenggu oleh pengajaran yang tidak cocok bagi mereka.

Kurikulum merdeka menyesuaikan dengan minat dan bakat dari masing-masing siswa.

Hakikat Belajar

Kurikulum merdeka adalah hakikat dari merdeka belajar yang selama ini digaungkan. Murid diposisikan sebagai manusia yang memiliki hak untuk berkembang, bertumbuh dan mendapatkan pengajaran guna mengasah potensinya sejak dini.

Kurikulum merdeka belajar mendemokratiskan sistem pendidikan di Indonesia baik bagi murid maupun gurunya. Murid diposisikan sejajar dengan guru dalam haknya untuk sama-sama berkembang dalam alam fikirannya masing-masing.

Fikiran yang mengkristal menjadi sebuah gagasan dalam belajar akan melatih nalar kritis dalam dunia pendidikan kita sejak jenjang dasar. Skil tersebut membuat siswa dan guru merasa haus akan pengetahuan.

Tidak hanya pengetahuan dan skil, kurikulum merdeka belajar juga berupaya menyentuh hati dengan menanamkan pemahaman apa itu hakikat pendidikan, apa itu hakikat belajar, apa itu hakikat anak.

Zulfikri Anas Plt Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan dalam webinar yang diadakan oleh kemendikbud menegasakan hakikat dari belajar. Dia mengatakan tolak ukur keberhasilan kurikulum merdeka adalah keceriaan para murid dalam proses pembelajaran. Memastikan murid menikmati prosesnya akan meningkatkan hasil dari belajar.

Pernyataan reflektif tersebut harus dimunculkan dalam hati para guru, kesadaran dan kesepahaman. Bahwa kurikulum ini penting untuk  dimulai saat ini juga.

Hakikat merdeka belajar  sebagaimana amanah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (1) menyebutkan setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.

Lebih lanjut amanat tentang pentingnya pendidikan juga termaktub dalam alinea ke empat pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Kemerdekaan harus diisi dengan upaya mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga Indonesia dapat turut aktif melakukan pembangunan global.

Implementasi

Implementasi langkah awal dalam mengimplementasikan merdeka belajar guru harus mengenal muridnya. Penerapannya guru kelas 1 melakukan asesment diagnosis awal menilai melingkupi asesmen.

Guru masuk dulu ke dunia anak menganalisa kemampuan anak, sampai saat ini apa yang difahami anak dan dikuasai anak. Guru juga harus mendorong antar anak saling suport dan membimbing dalam keungulannya masing-masing.

Pada intinya guru mengajarkan kolaborasi bukan kompetisi. Hingga dalam dunia kerja dan dalam bermasyarakat anak dapat memiliki karakter tolong menolong yang kuat.

Hari ini kita dihadapkan kenyataan dunia kerja yang penuh kompetisi, hingga bisa saling menjatuhkan demi terlihat lebih unggul dari yang lainnya. Mungkinkah pendidikan kita selama ini kurang mengajarkan kolaborasi ? sementara era yang saat ini akan kita hadapi adalah era globalisasi yang telah meamsuki industri 4.0 dan masyarakat 5.0.

Merdeka belajar akan berupaya menformulasikan design pembelajaran yang mampu menaklukkan zaman disisi lain memperkuat karakteristik bangsa kita yang bineka tunggal ika.

Keunikan kurikulum merdeka belajar guru dapat menyusun sendiri tema belajar sesuai dengan kebutuhan jika selera guru dan murid di daerahnya. Ada pengetahuan yang berbasis Iptek dan juga kearifan lokal yang diajarkan melalui kolaborasi. Pada tema tertentu orang tua pun bisa dilibatkan dalam pembelajaran.

Misalnya saja dalam tema kearifan lokal yang mengajarkan permainan tradisional tentu para orang tua akan lebih lihai dalam memainkan permainan tradisional. Dalam permainan ini murid tidak hanya bermain bersama rekan sebayanya tapi orang tua pun ikut berkolaborasi bersama anak-anak mereka.

Kurikulum merdeka implementasi nya tidak hanya di sekolah tapi juga di rumah melibatkan orang tua. Ada pesan yang berupaya menyentuh hati dan mengajak memberi kemerdekaan anak untuk menemukan siapa dirinya, kemana arah yang dia inginkan, memilih cara terbaik untuk anak dapat berkembang.

Nadiem Menteri Pendidikan, Kebudayaan Riset Dan Teknologi menuturkan setidaknya ada tiga keunggulan kurikulum merdeka.

Yang pertama lebih sederhana dan mendalam, kedua lebih merdeka, lebih relevan dan interaktif. Penerapannya didukung aplikasi khusus yang di dalamnya menyediakan begitu banyak referensi agar guru bisa lebih berkembang lagi dalam praktik mengajar.

Guru juga dapat berbagi praktik praktik mengajarnya yang telah dia lakukan kepada guru lainnya. Adanya akselerasi peningkatan kualitas guru melalui kurikulum merdeka dan flatporm merdeka belajar, guru harus meng upgrade pengetahuan agar dapat berkembang.

Guru dituntut pro aktif mengembangkan diri tidak terus menerus menunggu transfer pengetahuan yang bisanya dilakukan secara berjenjang. Guru dibekali kesadaran untuk praktik dan bereksperimen membuat strategi pengajaran kreatif secara mandiri.

Merdeka belajar dan flatform merdeka ini bukan hanya sekedar kebijakan tapi gerakan bersama. Gerakan yang membangun kesadaran kolektif bagi semua pihak untuk menyadari kebutuhan zaman dan menjawabnya melalui dunia pendidikan. Kurikulum harus dilihat dari segi yang lain meciptakan atmosfir belajar yang menyenangkan yang memanusiakan manusia. (*)

 

*) Nasyiatul Aisyiyah, Divisi Hukum dan Advokasi Democracy and Electoral Empowerment Partnership (DEEP) Indonesia Aktivis.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES