
TIMESINDONESIA, SUMATERA – Hilang merupakan suatu hal yang lenyap, tidak ada lagi dalam kehidupan. Hilang bisa saja berupa benda maupun seseorang.
Orang yang kehilangan adalah orang yang memiliki sesuatu. Ketika kita memiliki sesuatu maka lambat atau cepat akan menghilang. Bisa saja kehilangan itu disebabkan oleh dicuri atau dirampas oleh orang lain. Kehilangan tentu pernah dialami oleh setiap orang, misalnya saja kehilangan uang, karena setiap orang pernah kehilangan uang baik itu dalam jumlah yang banyak maupun sedikit. Maka ketika kehilangan tentu akan membuat orang tersebut bisa saja merasakan kesedihan, kemarahan dan lainnya.
Advertisement
Momentum didalam ilmu fisika merupakan sebuah partikel yang bergerak dan bisa juga diam. Momentum dalam ilmu fisika sering dikaitkan dengan gerak suatu benda serta kecepatan gerak dari benda tersebut. Di dalam tulisan ini, momentum tentu berkaitan dengan suatu kehidupan, maka momentum disini adalah suatu hal yang berkaitan dengan konsisten seseorang, mendapat peluang dari sesuatu tetapi tetap dipertahankan. Maksudnya momentum adalah suatu hal yang mana hal tersebut baik bisa saja berupa keberuntungan maka hal tersebut bisa dipertahankan oleh orang tersebut.
Di dalam kehidupan tentu kita pernah mendapatkan momentum untuk segala hal. Misalnya momentum ketika kita rajin dalam belajar, maka daru hal tersebut bisa saja kita kehilanganmu mood belajar dan membuat kita kehilangan momentum juga. Orang yang tidak bisa menghilangkan momentum maka orang tersebut adalah orang yang selalu konsisten dengan dirinya baik dalam suatu kerajinan maupun dalam suatu kehebatan yang dimiliki oleh orang tersebut. Kehilangan momentum pernah dilakukan oleh semua orang baik orang itu sadar maupun tidak sadar. Maka hal ini harus kita ketahui apa itu momentum yang sebenarnya.
Kehilangan momentum tentu juga bisa disebabkan oleh orang lain maupun diri kita sendiri. Ketika disebabkan oleh orang lain tentu orang lain itu misalnya kita mendapatkan momentum untuk melakukan suatu hal yang produktif setiap hati, rajin belajar, rajin membaca dan lainnya. Teman kita mengajak kita untuk bermain, maka hal tersebut bisa saja membuat kita kehilangan momentum dalam belajar kita. Momentum seperti hal tersebut tentu bisa kita pikirkan apakah kita perlu belajar atau kita pergi bermain bersama kita. Ketika orang tersebut mengetahui bahwa pergi bermain bersama teman adalah satu hal yang membuat momentum belajar dia hilang, maka hal tersebut membuat dia lebih baik satu langkah dari orang lain.
Momentum juga bisa disebabkan oleh diri kita sendiri. Contoh yang paling terdekat adalah rasa malas dalam diri seseorang. Malas bisa saja menghilangkan momentum bagi diri kita. Misalnya ketika kita rajin menulis setiap hari, tetapi dalam seminggu ini kita tidak pernah lagi menulis, maka itu adalah salah satu contoh kehilangan momentum bagi si penulis. Rasa malas yang timbul dari penulis itu adalah suatu hal yang bisa saja membuat si penulis tidak produktif dengan dirinya dan tidak bisa menghasilkan suatu karya yang biasanya dihasilkan oleh si penulis. Penulis tersebut harus melawan rasa malas yang ada pada dirinya.
Momentum bisa saja membuat diri kita mendapatkan keberuntungan. Karena momentum bisa merubah seseorang dari orang tersebut biasa-biasa saja bisa membuat orang tersebut menjadi luar biasa. Seorang pemimpin tidak boleh melewatkan satu momentum yang dia miliki karena bisa saja seorang pemimpin membuat kebijakan yang tidak sesuai, maka bisa menyebabkan kepercayaan anggota terhadap si pemimpin hilang. Karena hal ini pemimpin harus mencari cara agar momentum yang dia miliki ketika memimpin suatu organisasi atau lembaga bahkan pemerintahan untuk tidak mudah kehilangan momentum.
Kehilangan tentu adalah hal yang tidak boleh dilakukan oleh setiap orang. Orang yang hilang momentum identik dengan orang yang kehilangan keberuntungan, jangan sampai mudah kita kehilangan keberuntungan akibat dari kemalasan kita. Orang yang malas adalah orang yang sering kehilangan keberuntungan. Keberuntungan tidak selalu berpihak kepada kita begitu juga momentum karena momentum tidak selalu ada bersama kita. Ingat lagi sebelum kita mendapat momentum itu kita siapa, jangan kita malas ketika kita mendapat sebuah momentum dalam diri kita. Kita harus berusaha untuk mendapat serta mempertahankan momentum sebaik mungkin.
Untuk itu jangan kita mudah kehilangan momentum dalan hidup kita. Misalnya kita bekerja di suatu perusahaan, jangan sampai kita dipecat atau diberhatikan karena pekerjaan tersebut merupakan salah satu contoh momentum yang didapat oleh seseorang. Ketika kita mendapat pekerjaan maka hal tersebut terlihat sebagai momentum bagi diri kita dibandingkan dengan orang yang tidak bekerja.
Maka dari hal tersebut kita bisa belajar untuk menjaga momentum kita, jangan pernah kita sia-siska momentum kita karena kesempatan itu tidak datang dua kali dalam kehidupan. Ketika hilang jangan kita menyesal karena lebih baik menyesal dahulu daripada menyesal kemudian.
***
*)OLeh: Abdul Jamil Al Rasyid, Mahasiswa Sastra Minangkabau FIB Unand, Anggota Lembaga Mahasiswa Jurusan(LMJ) Sastra Minangkabau, Anggota Forum Diskusi Rangkiang Pedia.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Rizal Dani |