Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Berpikir Kritis Berbasis Permainan Imajinasi dalam Menyimak Puisi

Sabtu, 26 November 2022 - 12:35 | 62.64k
Helmi Wicaksono, Technical Editor Open Journal System FKIP, Dosen Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Universitas Islam Malang (UNISMA).
Helmi Wicaksono, Technical Editor Open Journal System FKIP, Dosen Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Universitas Islam Malang (UNISMA).
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Kegiatan berpikir adalah suatu proses kesinambungan antara ide dan persepsi. Proses berpikir akan melampaui pencarian ide atau jalannya persepsi. Kedua hal tersebut mencakup pengalaman yang terdapat dalam skemata yang secara otomatis akan aktif. Keaktifan skemata tersebut jika didasari dari pengalaman. Bersandingnya kata berpikir dengan kritis akan membuat kita tidak hanya berhenti pada perenungan ide dan persepsi, tetapi sudah pada pemunculan keduanya. Berpikir kritis juga telah disampaikan oleh Kneedler pakar Critical Thingking bahwa dalam berpikir kritis mempunyai beberapa tahapan, yaitu pengenalan masalah masalah (defining/clarifying problems), menilai informasi (judging informations) dan memecahkan masalah atau menarik kesimpulan (solving problems/drawing conclusion). Jadi, berpikir kritis bisa dikatakan suatu proses pemunculan ide dan persepsi dari hasil evaluasi/penilaian sebagai bentuk pemecahan masalah.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Permainan imajinasi adalah sebuah stimulan yang dapat merangsang pemikiran untuk kritis dalam memecahkan permasalahan. Berpikir kritis berbasis permainan imajinasi mendorong skemata aktif untuk kritis dalam menanggapi permasalahan dalam sebuah kajian, seperti pada kajian menyimak sastra puisi. Kegiatan menyimak larik-larik puisi merupakan kegiatan mendengarkan bunyi larik-larik puisi secara langsung atau melalui media tertentu. Bunyi larik-larik puisi yang ditangkap oleh telinga diidentifikasi bunyinya. Pengelompokannya menjadi suku kata, frasa, klausa, kalimat, dan wacana. Lagu dan intonasi yang menyertai ucapan pembicarapun turut diperhatikan oleh penyimak. Bunyi bahasa yang diterima kemudian diinterpretasikan maknanya, ditelaah kebenarannya atau dinilai lalu diambil keputusan menerima atau menolaknya dalam kegiatan berpikir kritis.

 Karakteristik berpikir kritis berbasis permainan imajinasi dalam menyimak puisi adalah kegiatan bersastra menyimak puisi dengan melibatkan aksi kritis untuk memaknainya. Menyimak puisi dengan pola berpikir kritis masih dibutuhkan strategi yang menarik. Kemenarikan tesebut dituangkan dalam sebuah pemainan imajinasi. Permainan imajinasi dimunculkan sebagai wadah untuk menerapkan indikator. Indikator berpikir kritis berbasis permainan imajinasi untuk menyimak puisi dibagi menjadi tiga. Pertama, kegiatan pra menyimak yakni mengidentifikasi informasi dari judul puisi yang disimak. Kedua, kegiatan menyimak yakni menginterpretasi imajinasi larik puisi yang disimak dan memahami imajinasi setiap bait puisi yang disimak. Ketiga, kegiatan pasca menyimak yakni menilai hasil imajinasi pemaknaan puisi.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Tahap pertama yaitu permainan imajinasi informasi dalam menyimak puisi. Permainan imajinasi informasi adalah serangkaian kegiatan siswa untuk menemukan informasi yang relevan dalam menyimak puisi melalui identifikasi informasi dari judul puisi yang disimak. Jadi, bukan sekedar menguasai materi secara teoritis. Pertanyaan yang digunakan untuk mengoptimalkan kemampuan berpikir kritis berbasis permainan imajinasi dalam menyimak puisi adalah 5W+1H. Kemampuan menjawab dari pola pertanyaan 5W+1H yang dihubungkan dengan pengalaman pribadi meningkatkan keterampilan berpikir kritis serta membangkitkan rasa percaya diri dengan kemampuannya.

Tahap kedua dalam permainan imajinasi dalam menyimak puisi yaitu permainan imajinasi pemaknaan. Permainan ini mengajak siswa untuk memaknai puisi hasil simakan. Siswa akan menganalisis pemaknaan hasil simakan dengan dua indikator yang harus dicapai yaitu menginterpretasi imajinasi larik puisi yang disimak dan memahami imajinasi setiap bait puisi yang disimak. Interpretasi imajinasi larik puisi yang disimak merupakan kegiatan bersastra dengan menganalisis setiap larik dalam puisi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Interpretasi larik adalah pemberian kesan, pendapat, pandangan, atau tafsiran teoretis terhadap setiap baris dalam sajak. Siswa akan bermain permainan imajinasi dalam menyimak puisi pada wilayah menemukan tafsiran melalui berpikir kritis.

Tahap ketiga adalah permainan imajinasi dalam menyimak puisi yaitu permainan imajinasi penilaian atau kegiatan pasca menyimak. Permainan imajinasi penilaian merupakan permainan terakhir dengan merumuskan nilai terhadap hasil imajinasi pemaknaan puisi. Menilai hasil imajinasi pemaknaan puisi dilihat dari permainan imajinasi identifikasi informasi dan permainan imajinasi pemaknaan (interpretasi larik dan memahami bait). Penilaian dilakukan dengan melihat kesesuaikan konteks yang ditulis siswa dari permainan pertama hingga permainan terakhir. Konteks yang berhubungan menandakan bahwa siswa dapat mengikuti kegiatan berpikir kritis berbasis permainan imajinasi dengan maksimal.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Upaya peningkatan kemampuan berpikir kritis merupakan usaha untuk mengatasi masalah atau mencapai taraf berpikir kritis lebih tinggi dari sebelumnya. Berpikir kritis berbasis permainan imajinasi dalam menyimak puisi terbagi menjadi tiga tahap yaitu kegiatan pra menyimak, menyimak, dan pasca menyimak. Upaya tahap pra menyimak adalah siswa memerlukan sifat percaya diri terhadap pengalaman yang akan ditulis. Sifat percaya diri merupakan sifat yakin pada kemampuan yang dimiliki. Upaya tahap menyimak adalah meningkatkan cara berpikir kritis dengan fokus terhadap apa yang disimak. Upaya tahap pasca menyimak adalah jujur dalam menilai kegiatan menyimak.

Kendala berpikir kritis berbasis permainan imajinasi dalam pembelajaran puisi merupakan faktor yang membatasi atau menghalangi pencapaian maksimal hasil pembelajaran keterampilan berpikir kritis berbasis permainan imajinasi dalam menyimak puisi. Pada tahap pra menyimak seringkali memprasangkai pembicara dan berpura-pura menaruh perhatian. Pada tahap menyimak bisa terjadi gagal fokus karena melamun, bingung, dan salah membuat catatan. Tahap pasca menyimak kadang muncul pertimbangan menilai yang tidak valid, karena kurang memahami instruksi.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*)Penulis: Helmi Wicaksono, Technical Editor Open Journal System FKIP, Dosen Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Universitas Islam Malang (UNISMA).

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES