Kopi TIMES

Pemuda Pergerakan Sebagai Katalisator dan Stabilisator Bangsa

Sabtu, 25 Februari 2023 - 08:56 | 103.17k
Muhammad Fauzinuddin Faiz, Peraih Pemuda Pelopor Terbaik Bidang Pendidikan Kemenpora 2018, Pembina PMII Rayon FEBI  & Pembina PKPT IPNU/IPPNU UIN KH. Achmad Shiddiq Jember
Muhammad Fauzinuddin Faiz, Peraih Pemuda Pelopor Terbaik Bidang Pendidikan Kemenpora 2018, Pembina PMII Rayon FEBI  & Pembina PKPT IPNU/IPPNU UIN KH. Achmad Shiddiq Jember

TIMESINDONESIA, JEMBER – Dalam seminggu terakhir ini menjadi momen yang penting bagi pemuda pergerakan di Indonesia. Pada hari Kamis (23/2), diadakan acara akbar Muktamar ke-XVIII Pemuda Muhammadiyah di Balikpapan untuk periode 2022-2026. Acara ini dihadiri oleh ribuan peserta dari berbagai wilayah di Indonesia yang tergabung dalam organisasi pemuda Muhammadiyah. Pada acara ini, dilakukan pemilihan pengurus baru yang akan memimpin organisasi untuk empat tahun ke depan.

Tak hanya itu, pada hari Rabu (22/2), juga diadakan Resepsi Pelantikan Pengurus Koordinator Cabang (PKC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jawa Timur Masa Khidmat 2022-2024 di Islamic Centre Surabaya. Acara ini dihadiri oleh pengurus pusat dan cabang PMII serta tokoh-tokoh penting dari berbagai kalangan.

Dan terakhir, pada hari Jumat (24/2), diperingati hari lahir Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama atau IPNU ke-69. IPNU adalah organisasi pelajar yang berafiliasi dengan Nahdlatul Ulama. Peringatan ini dilakukan oleh ribuan pelajar yang tergabung dalam organisasi tersebut di seluruh Indonesia. Biasanya dalam realita di kampus, mahasiswa yang ber-PMII juga berproses di IPNU, ada juga yang fokus ke PMII saja atau IPNU saja.

Perlu dihighlight, bahwa tiga rentetan acara di atas menunjukkan betapa pentingnya peran pemuda dalam pergerakan kebangsaan di Indonesia. Organisasi-organisasi pemuda ini menjadi tempat bagi pemuda untuk mengembangkan diri dan berkontribusi bagi masyarakat, bangsa dan negara. Berporses di ketiganya, adalah miniatur dan tempat belajar untuk selanjutnya “siap” saat akan terjun di masyarakat. Semoga acara-acara tersebut dapat menginspirasi pemuda untuk terus bergerak dan memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara.

Pemuda Pergerakan sebagai Katalisator Perubahan

Pemuda memiliki peran penting dalam membangun dan memperjuangkan masa depan bangsa. Dalam sejarah perjuangan bangsa, pergerakan pemuda seringkali menjadi katalisator perubahan sosial dan politik serta menjadi pelopor dalam memperjuangkan hak-hak rakyat. Namun, tidak hanya sebagai katalisator perubahan, pemuda juga memiliki peran sebagai stabilisator bangsa dalam membangun dan mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa, serta menjaga stabilitas sosial-politik dalam masyarakat.

Pemuda pergerakan saat ini, saya kira sudah bisa mengakses ruang-ruang demokrasi dan partispiasi politik serta dapat dengan mudah mengeluarkan pendapat dan berpartisipasi dalam kegiatan politik dan publik. Menurut saya, tantangan yang masih mengkristal dari kalangan pemuda pergerakan adalah mengatasi masalah-masalah sosial dan lingkungan serta edukasi hukum. Ini belum beres dan harus menjadi agenda bersama dari aktivis pemuda pergerakan dari tiga elemen itu.

Para sahabat dan rekan harus terlibat aktif baik secara individu atau struktur dalam mengatasi masalah sosial seperti kemiskinan, pengangguran, dan kekerasan, penindasan. Juga dalam mengatasi masalah lingkungan, seperti pemanasan global, kerusakan hutan, dan pencemaran lingkungan serta edukasi hukum bagi warga awam.

Tentu, tidak hanya menarik dalam konteks altruisme seperti catataan di atas. Para pemuda pergerakan juga jangan sampai hilang ghirah belajar sebagi tujuan utama. Dengan semakin majunya teknologi, tentu persaingan ke depan semakin ketat. Pemuda dihadapkan pada persaingan global dalam hal pendidikan, pekerjaan, dan inovasi. Tiga hal ini yang tentunya menuntut para pemuda pergerakan untuk memiliki keterampilan dan pengetahuan yang mumpuni agar dapat bersaing dalam dunia global.

Pemuda Pergerakan sebagai Stabilisator Bangsa

Bangsa yang besar, amat tergantung dari para pemudanya. Ini adalah kata kunci. Jauh-jauh hari Imam Asy-Syafi’i (Pendiri mazhab Syafi’i) pernah dengan lantang menyuarakan, “Pemuda sejati adalah meraka yang mengatakan ‘Inilah saya’, Bukan mereka yang mengatakan, ‘Inilah bapak saya’”. Atau dalam motivasi lain disebutkan, “Pemuda hari ini, Pemimpin masa depan”. Secara psikologis, dua pesan ini meminta para pemuda harus matang dan mandiri secara mental, harus berisi secara akal dan fikiran. Beberapa anasir dan karakter tersebut diakui atau tidak dapat diterpa melalui organisasi dan gerakan kepemudaan.

Para pemuda, setelah dalam dirinya sudah terisi visi kepemudaan yang tepat dan benar, diharapkan mampu menurunkan misi kepemudaannya dalam konteks berbangsa misalnya seperti membangun dan mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa, menjaga stabilitas sosial-politik dalam masyarakat serta perperan dalam pembangunan nasional dan pembangunan karakter bangsa dengan mengedepankan nilai-nilai seperti kedisiplinan, kejujuran, toleransi, kerja keras, dan kreativitas.

Semangat, sikap dan nilai-nilai yang terbetuk dalam karakter pribadi dan kelompok tentunya akan menyetatkan tubuh organisasi. Jika tubuh organisasi pergerakan sehat, maka tentu akan berdampak pada kesehatan bangsa.

Membangun Jejaring dan Kolaborasi Antar pemuda pergerakan

Kita tahu bahwa Pemuda Muhammadiyyah adalah wadah organisasi gerakan bagi para pemuda putra/putri warga Muhammadiyyah, sedangkan PMII dan IPNU adalah tempat berproses bagi para pemuda dari warga Nahdliyyin. Dalam konteks gerakan, tentu mereka membawa visi-misi dari organisasi induknya, yaitu NU-Muhammadiyyah. Namun saat ini, memperuncing perbedaan justru hanya akan menimbulkan konflik dan tidak membawa manfaat bagi semua pihak dan stabilitas bangsa. Sebaliknya, menerima perbedaan dan berupaya membangun kerukunan serta persatuan di tengah keragaman dapat membawa manfaat bagi semua pihak, termasuk masyarakat, negara, dan bangsa secara keseluruhan.

Menerima perbedaan juga dapat mendorong terciptanya dialog dan kerjasama yang lebih baik antara kelompok atau individu yang berbeda, sehingga dapat menciptakan harmoni dalam kehidupan bersama. Melalui dialog, berbagai perbedaan dapat ditemukan dan dicari solusi yang menguntungkan semua pihak. Kerjasama antar kelompok atau individu yang berbeda juga dapat meningkatkan efektivitas dalam memecahkan masalah dan mencapai tujuan yang diinginkan.

Dalam konteks pembangunan bangsa, menerima perbedaan dan membangun kerukunan serta persatuan di tengah keragaman akan memperkuat kekuatan bangsa. Kekuatan bangsa akan semakin besar ketika masyarakat dapat bekerja sama dan bersatu untuk mencapai tujuan bersama. Sebaliknya, jika masyarakat terpecah-belah dan konflik terus berlangsung, maka akan memperlemah kekuatan bangsa dan memperlambat pembangunan.

Oleh karena itu, dengan kolaborasi dan jejaring yang baik, para pemuda pergerakan dapat saling berbagi pengetahuan dan pengalaman, memperluas jangkauan kegiatan, dan meningkatkan sinergi dalam memperjuangkan perubahan dan pembangunan bangsa. Membangun jejaring dan kolaborasi sangat diperlukan untuk semakin mengetahui batas diri, saling menghargai, dan maju bersama. (*)

* Oleh Muhammad Fauzinuddin Faiz, Peraih Pemuda Pelopor Terbaik Bidang Pendidikan Kemenpora 2018, Pembina PMII Rayon FEBI  & Pembina PKPT IPNU/IPPNU UIN KH. Achmad Shiddiq Jember

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES