
TIMESINDONESIA, MAGELANG – Serangkaian Awan Panas Gunung (AP) Gunung Merapi yang terjadi hari sabtu 11 maret 2023 jam 12.12 WIB, mengakibatkan hujan abu di sejumlah daerah di Kabupaten Magelang, Boyolali, Kota Magelang, Temanggung bahkan sampai Wonosobo dan Semarang. Potensi bahaya saat ini berupa gugusan lava dan luncuran awan panas antara 3 – 7 KM ke derah sungai Bedog, Sungai Boyong , Bebeng, Krasak, Woro, yang berada di Kabupaten Sleman dan Kabupaten Magelang.
Sedangkan lontaran material volkanik bila terjadi letusan ekplosif dapat menjangkau radius 3 KM dari Puncak merapi. Samapi tanggal 13 Maaret kawah utama masih teramati tertutup kabut dan asap kawah berwarna putih dengan intensitas sedang tinggi sekitar 50 – 150 meter. Dengan status level III ( Siaga).
Advertisement
Dampak hujan abu yang terjadi tanggal 11 Maret 2023 , untuk Kabupaten Magelang terjadi di 11 Kecamatan dan 41 desa. Dampak tersebut mengakibatkan terdampaknya lahan pertanian dan perkebunan serta perkampungan dan jalan social maupun ekonomi masyarakat. Namun kondisi masyarakat tetap tenang dan kembali pada aktifitas seperti biasa, hanya saja fokus pada upaya pembersihan rumah dan fasilitas umum yang terdampak oleh abu volkanik gunung berapi.
Lahan pertanian dan persawahan banyak yang terdapak sebaran abu volkanik tersebut, sehingga upaya pembersihan dan penyiraman tanaman juga menjadi fokus giat masyarakat , baik dari masyarakat yang terdampak atau adanya relawan dari daerah yang aman ikut membantu untuk membersihkan debu abu volkanik tersebut . Semangat dan solidaritas sosial yang sudah terbangun mulai tahun 2006 bahkan sebelunya, menjadi bagian ikatan sosial yang secara spontanitas langsung bergerak oleh masyarakat lereng merapi, baik secara individu maupun kelompok. Solidaritas bagian dari hidup harmoni bersama merapi. Multi erupsi merapi tahun 2010 bangunan sosial ini semakin mengental , sehingga muncul strategi desa penyangga yang meneerima pengungsian bagi masyarakat terdampak dan mengungsi akibat erupsi merapi.
Catatan GP. Ansor ketika terjadi bencana Primer Merapi ( erupsi) dan bencana sekunder berupa lahar hujan, untuk bagunan sosial tersebut memakai istilah , Kaum Muhajirin ( penyitas) dan kaum Ansor ( utukk Realawan dan menyangga untuk tempat pengungsian), yang saat itu menyediakan tempat pengungsian berupa perkampungan Shelter box yang dibuat 8 titik area pengungsian dengan menggunakan tanah lapang dan hunia darurat dalam bentuk perkampungan shelter box.
Gerakan – gerakan sosial dan solidiritas kemanusian yang muncul secara sporadis ketika erupsi Merapi 2010 dengan berbagai respon yang melandasi pada kearifan dan potensi lokal, tersebut Pemerintah mencoba menginisiasi dengan nama Sister Village ( Desa Bersaudara ) yang kemudian menjadi Padso ( Paseduluran Antar Deso). Ikatan ini masih terawat sampai sekarang. Sehingga dalam respon erupsi merapi saat ini, berbagai dampak yang ditimbulkan mampu tertangani secara solidaritas antara elemen masyarakat untuk saling membantu.
Baik mulai bersih – bersih kampung, pemukiman, fasilitas umum maupun lahan pertanian.Dampak yang dirasakan bagi para pemilik binatang ternak yang terdampak, sehingga kesulitan mencari rumput makanan ternak. Berbagai upaya untuk meringankan beban dan dampak karena kesulitan mendapatkan rumput makanan ternak ini, rumput yang terkena abu volkanik apabila dijadikan makanan ternak akan berdampak pada sulitnya ternak untuk membuang kotoran yang ada dilambung binatang ternak, dan binatang ternak bisa mati, karena tejadi gumpalan – gumplan pasir dalam perut. Hal ini berpotensi terjadi karena abu volkanik mengandung mineral silica yang menenempel dalam rumput – rumput makan ternak yang tedampak abu volkanik, sehingga kalau mau digunakan untuk makanan ternak, rumput harus dicuci dahulu. Dengan kesulita semacam ini , muncul respon dari berbagi relawan utuk membantu dalam bentuk “Relawan Pengaritan” dengan megambil rumput didaerah – daerah yang manan tidak terdampak abu volkanik . Relawan dari berbagai komunitas dengan penuh semangat mulai hari minggu tanggal12 maret 2023 sampai saat ini melakukan aktifitas tersebut. Karena Wilayah Kecamatan Srumbung, Salam, Ngluwar dan Muntilan di Wilayah Kabupaten Magelang tidak terdampak abu volkanik. Maka daerah tersebut sebagai sumber rumput untuk membantu daerah terdampak yang kena abu volkanik merapi. Pimpinan Cabang GP. Ansor Kabupaten Magelang mendorong kpngurusan di Pimpinan Anak Cabang ( PA) dan Pimpinan Ranting Ansor yang tidak terdampak untuk melakukan upaya respon dalam bentuk menggerakkan pengurus dan anggotanya untuk bisa membantu dalam bentuk Relawan Pengaritan yang bertugas mencari Rumput dan mendistribusikan didaerah dearah yang terdampak. Ansor dan Banser dari Kecamatan Srumbung, Salam, Muntilan, Ngluwar saat ini bergerak untuk hal tersebut, disamping juga ada elemen Relawan juga seperti Komnitas pecinta Alam (Campala ) Dhemit Gunung. Sampai saat ini upaya tersebut dilakukan ke Kecamatan Dukun yaitu ke Desa Babadan dan Krinjing.
Hubungan dan solidaritas antar masyarkat ini menjadi modal bagaian Living Harmony with disaster yang ada di Merapi. Dalam suasan normal , ketika panen raya sayuran masyarakat di lereng Merapi dan Merbabu yang di koordinir oleh GP. Ansor baik PAC maupun Cabang di Kabupaten Magelang juga melakukan upaya support bantuan sayuran ke masyarakat dan Pondok Pesantren serta Panti Asuhan didaerah Muntilan, Srumbung dan Salam serta dearah Lain. Kecamatan Salam, Ngluwar, Muntilan dan Mertoyudan sebagai Kecamatan – Kecamatan penyangga ketika terjadi bencana Merapi dan mengakibatkan Pengungsiaan selalu saling membantu terutama untuk kebutuhan – kebutuhan Tanggap darurat.
***
*) Mohammad Chabibullah. Kepala Banser Tanggap Bencana (Bagana) Nasional. Asal Warga Srumbung Magelang.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Yatimul Ainun |
Publisher | : Rizal Dani |