
TIMESINDONESIA, MAJALENGKA – Bulan suci Ramadan bukan hanya melaksanakan puasa untuk menahan lapar, haus dan hawa nafsu. Tetapi puasa sebagai ajang penyucian diri dan pembersih jiwa.
Termasuk menjernihkannya dari pikiran-pikiran yang buruk dan akhlak yang rendah. Tentu saja tidak sekedar diartikan secara harfiah hanya menjaga untuk menahan lapar, haus dan hawa nafsu.
Advertisement
Puasa merupakan ajang untuk menjaga integritas, baik dalam taat melaksanakan ibadah kepada Allah SWT, maupun integritas terhadap sesama manusia. Bahkan, mestinya melalui ibadah puasa ini kita juga mampu mengambil hikmah tertinggi.
Atas dasar keimanan kita, kita menegakan keyakinan bahwa Allah Maha Mengetahui. Kita jadikan ibadah setiap bulan Ramadan ini sebagai upaya untuk terus menjaga integritas.
Dengan mendasarkan diri dan meyakini bahwa Allah Maha Mengetahui setiap langkah kita, maka hidup kita, pikiran, ucapan dan tindakan akan semakin lebih baik.
Saya selalu mengatakan bahwa hidup ini menjadi meaningless manakala kita mengorbankan integritas. Tidak berintegritas sama halnya tidak berakhlak.
Pada hakekatnya, bulan Ramadan merupakan salah satu nikmat sangat agung yang diberikan kepada umat Islam untuk mendapat ampunan dan rahmat Allah SWT.
Di bulan ini seseorang membutuhkan bekal intelektual dan pengetahuan yang cukup untuk bisa menjadi orang yang bershaum sesungguhnya, tidak hanya sekedar menahan lapar dan haus.
Oleh karenanya, kita sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) senantiasa tetap bekerja baik dan selalu bersemangat selama menjalankan ibadah puasa, dengan semangat Ramadan lebih meningkatkan integritas dan kinerja.
Dengan menerapkan nilai-nilai integritas yang ada pada diri maka akan muncul semangat kita dalam meningkatkan kinerja, selalu merasa dirinya diawasi oleh Allah SWT yang maha mengetahui. Sehingga menjadi manusia yang bersikap jujur, kejujuran merupakan hal yang diperlukan dalam bekerja.
Hakekat ibadah puasa sesungguhnya adalah berkaitan dengan integritas individu dalam melakoni kehidupan sosialnya. Rahasia ibadah puasa senantiasa mengajarkan tentang makna kejujuran, kebenaran, keberanian dan kesediaan menegakkan keadilan.
Karena integritas adalah konsisten dalam keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan serta prinsip. Selain itu, proses ibadah puasa adalah perwujuadan integritas ibadah sosial (hablum-minas-nas) dan nilai-nilai religiusnya (hablum-min-allah atu tauhid).
Disamping itu, keberadaan Ramadan adalah momentum positif guna mengoreksi segala perilaku kehidupan ekonomi, sosial dan ibadahnya. Ramadan sepatutnya diarahkan guna meningkatkan nilai ibadah sosial dan nilai religiusnya.
Oleh karena itu, disamping menjaga integritas di bulan yang penuh berkah ini, juga bulan yang tepat untuk membangun solidaritas dan kesetiakawanan sosial, sekaligus membangun hubungan yang lebih erat dengan Allah SWT.
***
*) Oleh: Dr. H. Irfan Nur Alam,SH,.MH, Kepala Bapenda Kabupaten Majalengka.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |