
TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Selama pasangan calon (paslon) presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) belum resmi didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU), selama itu pula berbagai kemungkinan pasangan capres dan cawapres pada pilpres 2024 dapat terjadi. Bahkan bisa muncul pasangan capres dan cawapres yang sebelumnya tidak pernah dibicarakan atau dibayangkan sama sekali.
Sementara ini capres kuat dari suara yang banyak dibicarakan rakyat, kemudian disambut oleh partai politik (parpol) atau koalisi parpol diantaranya Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto. Namun ketiga capres ini belum punya pasangan cawapresnya.
Advertisement
Selama belum ada kepastian siapa pasangan cawapresnya, para tokoh elite bersama parpol terus berjuang dan memperjuangkan "dambaan hati" menjadi cawapres. Tidak ada kata berhenti “sebelum janur kuning melengkung”. Janur kuning melengkung adalah simbol pernikahan, tanda telah resmi dan sah sebagai sepasang kekasih yang diikat dalam tali pernikahan. Biasanya janur kuning melengkung dipasang sebagai dekorasi pintu masuk resepsi pernikahan.
Pasangan resmi capres dan cawapres belum didaftarkan ke KPU, artinya janur kuning belum melengkung. Terbuka berbagai kemungkinan paslon kontestasi pilpres 2024.
Cerita "janur kuning belum melengkung" ini dimulai dari capres Ganjar Pranowo yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Capres Ganjar Pranowo diumumkan langsung oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di Bogor pada hari Jumat (21/4/2023), sehari atau dua hari menjelang Hari Raya Idul Fitri 1444 H. Hampir sebulan berlalu.
Pengumuman ini membuat bergulir berbagai kemungkinan paslon, bangunan koalisi partai politik (parpol) dengan memperhatikan faktor pengaruh lainnya (oligarki, kelompok kepentingan, ormas, sentimen ekonomi dan lainnya), sebelum benar-benar resmi capres dan cawapres didaftarkan ke KPU pada 19 Oktober 2023-25 November 2023. Kepastian siapa capres dan cawapres bisa saja muncul di hari terakhir pendaftaran (25 November 2023). Bergantung pertimbangan (momentum) parpol dan koalisi pengusungnya. Juga belum pasti calon yang beredar selama ini, itulah yang benar-benar bakal diusung.
Beredar (dipublish) para calon sejak akhir tahun 2021 di tempat-tempat strategis dan berbagai media presentasi, sosok/figur bakal calon yang mungkin diusung pada pilpres 2024. Diantaranya Prabowo Subianto (Gerindra), Muhaimin Iskandar (PKB), Airlangga Hartarto (Golkar), Puan Maharani dan Ganjar Pranowo (PDIP), Erick Thohir dan Anies Baswedan (non parpol). Siapakah diantara mereka yang betul-betul dicalonkan dan menjadi "pasangan pengantin" pilpres 2024?
Otak-atik Paslon
Para pengamat politik memprediksi kemungkinan pilpres 2024 mengerucut pada polarisasi dua kubu. Bisa tiga dan terbuka pula empat paslon berdasarkan hasil pemilu legislatif 2019 dan regulasi undang-undang pemilu yang berlaku (Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017) sebagai dasar hukumnya.
Polarisasi dua kubu terjadi antara Ganjar Pranowo (PDIP) vs Prabowo Subianto (Gerindra). Keduanya disokong parpol pemenang urutan pertama (PDIP) dan kedua (Gerindra) dari hasil pemilu 2019. PDIP mencalonkan Ganjar Pranowo, bisa koalisi atau tidak dalam menentukan calon wakilnya. PDIP memiliki bargaining kuat dalam menentukan dan "mengotak-atik" wakilnya. Bahkan tegas mengeliminir peluang koalisi PKS dan Demokrat. "PDIP tak akan koalisi dengan Partai Demokrat dan PKS di Pemilu 2024" (Hasto Kristiyanto, Sekretaris Jenderal PDIP, 2022). Sementara Gerindra harus berkoalisi dengan parpol lainnya.
Apakah Gerindra berkoalisi dengan PDIP -seperti isu yang sempat beredar- menduetkan Ganjar Pranowo sebagai capres dan Prabowo Subianto cawapresnya?
Dugaan para pengamat menilai kecil kemungkinannya Prabowo Subianto bersedia menjadi cawapres. Berbeda jika koalisi PDIP dan Gerindra dengan Prabowo sebagai capres dan Ganjar Pranowo, Puan Maharani atau tokoh lainnya sebagai cawapresnya. Mungkin saja Prabowo bersedia. PDIP dan Gerindra pernah berkoalisi pada pilpres 2009, Megawati Soekarnoputri Capres dan Prabowo cawapresnya. Jika skenario ini terulang (koalisi PDIP dan Gerindra) tentu akan dideklarasikan pada di injury time pendaftaran.
Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo memiliki elektoral (persebaran pemilih dari hasil pemilu sebelumnya) dan elektabilitas (kesediaan rakyat memilihnya) relatif kuat dan berimbang. Namun berkoalisi bukan berarti membuat basis pendukungnya otomatis selaras bulat memilih pilihan dari parpol atau koalisi parpol yang mengusungnya. Rakyat lebih bebas memilih presiden. Selain itu, figur lebih menjadi pertimbangan pilihan daripada ideologi parpol.
Jika PDIP dan Gerindra berkoalisi, maka polarisasi dua kubu terjadi antara koalisi PDIP dan Gerindra berhadapan dengan koalisi parpol lainnya. Ketika PDIP dan Gerindra berkoalisi otomatis muncul kubu baru. Namun prediksi kuat Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto sama-sama tampil sebagai capres. Tinggal siapa yang berjodoh menjadi masing-masing capresnya.
Bertambah tiga kubu calon apabila capres Anies Baswedan benar-benar dicalonkan -yang sementara ini terbaca- akan dicalonkan oleh koalisi parpol NaSdem, Demokrat dan PKS.
NaSdem, Demokrat dan PKS pada 25 Maret 2023 telah resmi mendeklarasikan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) dan sepakat mengusung Anies Baswedan pada Pilpres 2024. Namun hingga tulisan ini dibuat, kecuali Anies Baswedan bersama relawannya, parpol koalisi yang kelak berperan sebagai mesin politik utama belum kelihatan "all out" menunjukkan kebulatan langkah dalam mendukung Anies Baswedan. Perbedaan kepentingan tampak terjadi di masing-masing internal parpolnya. NaSdem dipahami meminimalkan peran agama di ruang publik -dimana ideologi NaSdem tertulis selain Pancasila dan Nasionalisme juga Sekularisme- kader-kadernya bisa menolak Anies Baswedan, sosok yang kental dengan identitas keislamannya. Ujian serangan dan framing Anies Baswedan mengusung politik identitas (Islam) pun bermunculan. "Surya Paloh Akui Berat Hilangkan Cap Politik Identitas pada Anies" (CNN Indonesia, 09/5/2023).
Demokrat berkomitmen berada dalam KPP -dibaca oleh sebagian pengamat- apabila ada kepastian Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapres. Demikian pula PKS memiliki sejumlah tokoh yang pantas menjadi cawapres mendampingi Anies Baswedan. Sinergitas koalisi ketiga parpol bergantung titik temu (komunikasi, negosiasi dan kompromi) siapa yang bakal menjadi cawapresnya.
Sebelum itu, setahun yang lalu telah muncul Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang dimotori oleh Golkar, PAN dan PPP (12/52022). KIB sepakat kerjasama saling menguntungkan dalam menghadapi Pemilu Presiden 2024. Namun tidak spesifik benar-benar sepakat dan berani mengusung capres dan cawapresnya secara mandiri. KIB masih "lirak-lirik" capres lainnya daripada berasal dari koalisi yang digagasnya sendiri.
Seharusnya bertambah empat pasangan capres dan cawapres apabila KIB konsisten, solid dan berani mencalonkan sendiri, misalnya Airlangga Hartarto capres dan Zulkifli Hasan cawapresnya atau tokoh lainnya. Sebelum ini terwujud, PPP telah mencalonkan capres Ganjar Pranowo. KIB terancam bubar. Koalisi Golkar dan PAN tidak cukup "bernyali" memberangkatkan calonnya sendiri.
***
*) Oleh: Didik P Wicaksono, Pemerhati Dinamika Politik Lokal dan Nasional. Aktivis Community of Critical Social Research Universitas Nurul Jadid (UNUJA) Paiton Probolinggo.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |
Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.