Mengenal Discovery Learning di Era Revolusi Industri 4.0
TIMESINDONESIA, PADANG – Pembelajaran di era Revolusi Industri 4.0 mengisyaratkan bahwa berbekalkan ilmu pengetahuan saja tidak lah cukup, seseorang juga harus memiliki keterampilan berpikir kritis yang baik (critical thinking), kreatif (creatif), kolaboratif (collaboration), dan komunikatif (communication) atau hal ini sering juga dikenal dengan istilah 4 C Skills. Keterampilan ini hadir tentunya disesuaikan dengan kebutuhan perkembangan zaman dan teknologi agar mampu bertahan dan bersaing baik secara global maupun internasional.
Upaya pemerintah dalam dunia pendidikan untuk mewujudkan generasi yang mampu bersaing salah satunya dengan dilakukannya perubahan kurikulum. Kurikulum yang berlaku saat ini di Indonesia adalah kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka (secara bertahap, mulai tahun ajaran 2023/2024 akan diberlakukan kurikulum merdeka). Kedua kurikulum ini pada intinya memberikan panduan agar para pendidik dan siswa mampu mengintegrasikan keterampilan digitalisasi dan model yang tepat saat proses pembelajaran. Kemampuan digitalisasi maksudnya adalah guru dan siswa dibiasakan menggunakan piranti seperti PC/laptop dan berbasis jaringan saat pembelajaran berlangsung. Selain itu, pemilihan model pembelajaran juga sangat menentukan kesuksesan sebuah materi pelajaran.
Advertisement
Saat ini, banyak jenis model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru, disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan kompetensi yang akan dicapai. Salah satu jenis model pembelajaran adalah Discovery Learning. Discovery learning merupakan model pembelajaran yang mengajarkan siswa untuk mendapatkan pengetahuan berbasis penemuan.
Adapun langkah-langkah atau sintaks dalam model pembelajaran discovery learning ini adalah
- Fase Stimulation, berfungsi menyediakan kondisi interaksi belajar yang membuat siswa tertarik untuk melakukan eksplorasi. Pada tahap ini guru bisa memulai pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan, membaca buku, atau aktivitas yang dapat mengarahkan siswa kepada suatu permasalahan sehingga timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri.
- Fase Problem Statement, pada fase ini siswa mengidentifikasi sebanyak mungkin permasalahan yang berkaitan dengan topik pembelajaran, selanjutnya dipilih satu untuk kemudian dijadikan hipotesis.
- Data Collection, siswa mengumpulkan informasi yang relevan dari berbagai sumber seperti membaca literatur, mengamati objek, wawancara, atau uji coba. Hal ini dilakukan untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis yang telah dirumuskan.
- Data Processing, data yang diperoleh dari berbagai sumber informasi selanjutnya diolah, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan perlu dilakukan perhitungan sesuai dengan kebutuhan dan cara yang telah ditetapkan.
- Fase Verification, siswa diberikan kesempatan untuk melakukan pemeriksaan kembali hipotesis yang telah didapatkan kemudian dikaitkan dengan hasil pengolahan data.
- Generalization, pada tahap ini dilakukan penarikan kesimpulan atau hasil final yang dapat dijadikan prinsip umum untuk permasalahan yang ditemui.
Dari sintaks model pembelajaran discovery learning dapat disimpulkan bahwa model ini dapat digunakan sebagai upaya mewujudkan pembelajaran di era revolusi industri 4.0 dimana menuntut siswa untuk memiliki 4 C skills dan juga cakap dalam teknologi. Kendati demikian, tetap saja yang perlu diingat model dan teknologi adalah hanya sebagai faktor penunjang.
Faktor utama dalam kemajuan pendidikan adalah kesadaran untuk terus tumbuh dan berkembang dan menciptakan kebermanfaatan untuk lingkungan sekitar. Salam kemajuan untuk pendidikan Indonesia.
***
*) Oleh: Yunita Syafitri, Mahasiswi Pascasarjana FMIPA Universitas Negeri Padang.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
______
**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Sholihin Nur |