Kopi TIMES

Pancasilais: Simbolis atau Realistis?

Senin, 12 Juni 2023 - 14:46 | 123.78k
Ruslina Dwi Wahyuni, S.Sos, MAP, Mahasiswa Program Doktor Ilmu Hukum Unissula Semarang, Dosen STAIMAS Wonogiri, Penyuluh antikorupsi Jawa Tengah.
Ruslina Dwi Wahyuni, S.Sos, MAP, Mahasiswa Program Doktor Ilmu Hukum Unissula Semarang, Dosen STAIMAS Wonogiri, Penyuluh antikorupsi Jawa Tengah.
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SEMARANG – Pancasila bukan hanya sebagai dasar dan ideologi negara.

Terdapat 9 nilai Pancasila yang dirangkum dari buku karya Ronto, M.S.I yang berjudul Pancasila sebagai Ideologi Dasar Negara, yaitu : Pancasila sebagai Ideologi negara, Pancasila sebagai dasar negara, Pancasila sebagai Jiwa Bangsa Indonesia, Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia, Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum, Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia, Pancasila sebagai cita cita dan tujuan bangsa Indonesia, Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa.

Advertisement

Sudah menjadi hukum wajib dan seharusnya sebagai rakyat Indonesia menerapkan butir-butir yang tercermin dalam kelima sila Pancasila. Penerapan akan membentuk pola pikir, kebiasaan, dan nilai yang diimplementasikan untuk mewujudkan cita-cita negara. Pancasila dalam kedudukannya sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber hukum dasar nasional.

Pancasila sebagai ideologi dasar negara dengan tujuan yang segala sesuatunya berhubungan dengan negara harus dilandasi dan diarahkan dalam mencapai tujuannya dengan Pancasila. Nilai ideologis Pancasila mulai tergerus di kalangan pelajar dan kaum muda. Globalisai dapat membawa perubahan perubahan dalam tatanan dunia yang berpengaruh langsung terhadap suatu negara, yang merupakan tantangan besar bagi bangsa Indonesia.

Masyarakat memiliki kemampuan dalam menghadapi tantangan tersebut yang akan melanda kehidupan nasional, ekonomi, politik, sosial dan budaya melalui pengamalan dan penghayatan nilai-nilai Pancasila. Dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila di dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Indonesia akan lebih terbentengi dan menjaga moral bangsa dengan menghayati dan mengamalkannya agar tetap menjadi pedoman hidup bangsa.

Dewasa ini banyak generasi muda yang moral nya terdampak negatif oleh arus globalisasi, Pengaruh teknologi yang semakin canggih, teman bergaul,narkoba,minuman keras,dan hal negative lainnya. Dampak semuanya itu perlu adanya fokus khusus dari pemerintah dari kesadaran semua warga negara karena dapat berdampak besar bagi masa depan bangsa dan negara, sehingga perlu adanya upaya-upaya pencegahannya agar tidak semakin meluas dampak yg diakibatkan.

Salah satu caranya adalah dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila secara nyata bukan sekedar simbolis semata, supaya generasi bangsa mempunyai akhlak dan moral yang baik, yang berlandaskan Pancasila.

Pancasila bukan hanya rumusan yang terbentuk secara instan tanpa memiliki sumber yang kuat, melainkan Pancasila adalah rumusan dasar negara yang bersumber pada nilai–nilai moral kepribadian bangsa Indonesia, baik nilai agama,sosial dan budaya yang telah melekat bersamaan dengan esksistensi bangsa Indonesia. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut ideologi Pancasila membuat kepemimpinan Indonesia diakui oleh negara-negara lain.

Kesuksesan Indonesia dalam gelaran Presidensi G-20 hingga KTT ASEAN menjadi bukti nyata keampuhan Pancasila. Ideologi Pancasila membuat kepemimpinan Indonesia diterima dan diakui dunia. Presidensi G-20 yang telah sukses dilaksanakan, Keketuaan ASEAN tahun ini merupakan bukti nyata bahwa Pancasila bukan hanya utama untuk Indonesia tapi juga sangat relevan untuk dunia, yang dalam pidato di peringatan Hari Lahir Pancasila 2023.

Sehingga seharusnya bangsa Indonesia benat-benar mengamalkan nilai Pancasila dengan nyata, namun tidak bisa dipungkiri arus globalisasi tidak dapat dihentikan,dengan segala dampak yang ditimbulkan. Pada kenyataannya,kita harus mengakui bahwa Pancasila belum mendapatkan kedudukan yang tepat di hati bangsa Indonesia, pemahaman nilai-nilai pancasila belum benar-benar dipahami dan diamalkan.

Hal itu bisa dilihat dari implementasi budaya asing yang masuk ke Indonesia namun tidak sesuai dengan budaya Indonesia, itulah tantangan yang harus dihadapi masyarakat di era globalisasi dengan munculnya paham-paham yang tidak sesuai dengan ideologi pancasila. Dalam memfilter hal tersebut, dibutuhkan penanaman, pemahaman dan kesadaran terhadap nilai-nilai pancasila yang ada di dalam diri masyarakat Indonesia.

Oleh karenanya nilai-nilai Pancasila harus terus ditanamkan agar selalu diamalkan dalam kehidupan sehari-hari tidak hanya simbolis semata dalam berbagai seremonial, sehingga secara sadar nilai-nilai luhur Pancasila bisa diimplementasikan sehingga terwujudnya bangsa Indonesia yang benar-benar berlandasakan Pancasila benar-benar nyata adanya.

***

*) Oleh: Ruslina Dwi Wahyuni, S.Sos, MAP, Mahasiswa Program Doktor Ilmu Hukum Unissula Semarang, Dosen STAIMAS Wonogiri, Penyuluh antikorupsi Jawa Tengah.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES