Ibrahim dan Ismail Masa Kini

TIMESINDONESIA, MALANG – Hari raya Idul adha identik dengan qurban, sebagaiman Allah SWT berfirman dalam QS. Al Kautsar ayat 2:/Maka dirikanlah sholat karena tuhanmu, dan berkorbanlah. Di dalam Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa Ibnu Abbas, Ata, Mujahid, Ikrimah, dan Al-Hasan telah mengatakan bahwa yang dimaksud dengan wanhar ialah menyembelih unta dan ternak lainnya sebagai korban.
Hal yang semisal telah dikatakan oleh Qatadah, Muhammad ibnu Ka'b Al-Qurazi, Ad-Dahhak, Ar-Rabi', Ata Al-Khurrasani, Al-Hakam, Sa'id ibnu Abu Khalid, dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang dari kalangan ulama Salaf. Hal ini berbeda keadaannya dengan apa yang dilakukan oleh orang-orang menyebut nama-Nya, Allah Swt telah berfirman /Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan. (Al-An'am: 121), sampai akhir ayat.
Advertisement
Pendapat yang sahih adalah pendapat yang mengatakan, bahwa makna yang dimaksud dengan nahr ialah menyembelih hewan kurban.
Perintah tersebut bermula dari Nabi Ibrahim a.s yang diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyembelih putranya Ismail yang telah dinantinya selama puluhan tahun. Nabi Ibrahim berdoa kepada Allah SWT. diberi keturunan yang sholih seperti yang tertuang dalam QS. Ibrahim:40 /Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang yang tetap melaksanakan salat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Suatu malam saat Nabi Ibrahim sedang beristirahat di Masyaaril Haram (sekarang Musdalifah) beiau bermimpi diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyembelih putranya Ismail yang telah dinantinya selama bertahun-tahun.
Nabi Ibrahim a.s. pun terbangun dari tidurnya dan beliau berusaha mengartikan mimpinya semalam. Sampai pada keesokan harinya nabi Ibrahim tetap bermimpi yang sama yaitu diperintahkan untuk menyemblih putranya. Nabi Ibrahim sangat bingung dan cemas, beliau ingin menceritakan mimpi tersebut kepada istri dan putranya namun beliau takut akan membuat mereka menjadi cemas dan khawatir.
Setelah dua kali nabi Ibrahim mendapat mimpi untuk menyembelih putranya, Nabi Ibrahim Kembali bermimpi diperintah untuk menyembelih putranya Ismail. Setelah bermimpi yang ketiga kalinya nabi Ibrahim yakin akan kebenaran mimpinya tersebut. Beliau lalu memanggil putranya Ismail dan menceritakan semuanya “Wahai putraku, ayah berharap engkau dapat tabah dan bersabar terhadap segala perintah Allah SWT.” Ismail pun mendengarkan petkataan ayahnya dengan penuh prerhatian dan kesabaran. “aku akan bersabar terhadap segala perintah dan ketetapan Allah, ayah jelaskan apa perintah Allah SWT terhadapmu”.
Nabi ismail meniunjukkan sikap sabar dan tabah mendengarkan ayahnya bercerita tentang mimpinya, lalu setelah ayahnya selesai menceritakan semuanya Ismail berkata dengan penuh keyakinan dan ketabahan “Lakukan ayah, apa yang sudah Allah perintahkan kepadamu, aku ridho sebagai hamba yang baik saya akan berusaha sabar dan tabah menerima segala perintah dan ketetapanNya” Sedangkan siti hajar sangat terkejut mendenagar hal tersebut ia hanya bisa menangis sambal memeleuk putranya Ismail.
Siti hajar sangat bingung karena ia tak mungkin menolak perintah allah SWT namun di sisi yang lain ia juga tidak ingin kehilangan putra yang sangat dicintainya. Kisah tentang penyembelihan nabi Ismail tertuang dalam QS. Ash-Shaffat ayat 102-107 Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, "Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka bagaimanakah pendapatmu!" Dia (Ismail) menjawab, "Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insyā Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.".
Maka ketika keduanya telah berserah diri dan dia (Ibrahim) membaringkan anaknya atas pelipisnya, (untuk melaksanakan perintah Allah). Lalu Kami panggil dia, "Wahai Ibrahim! Sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu." Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Dari kisah tersebut terlihat bahwa nabi Ibrahim adalah sosok yang tidak pernah sedikitpun meragukan ketuhanan Allah, hal tersebut terlihat dari beliau yang langsung mentaati perintah Allah SWT untuk menyembelih putranya Ismail. Walaupun Ismail adalah anak yang telah ia nantikan selama bertahun-tahun.
Nabi Ibrahim dan nabi Ismail adalah sosok yang sabar dan tabah dalam menjalankan perintah Allah swt. Karena ketabahan dan kesabaran Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Ismail a.s. allah SWT. mengangakat Nabi Ismail menjadi nabi bahkan semua keturunan Nabi Ibrahim a,s. diangkat menjadi nabi dan rasul sehingga nabi Ibrahim disebut sebagi abulanbiya’ (ayahnya para nabi) Allah SWT juga mengganti perintah kurban menjadi hewan seperti kambing, sapi dan kerbau.
Keteladannan kisah tersebut juga bisa diimplementasikan kaitannya dengan .menghilangkan rasa kepemilikan atau keakuan di dalam diri kita, karena sejatinya semua yang kita miliki saat ini harta, jabatan, ketenaran, dan segala hal yang kita sayangi di dunia ini adalah milik Allah SWT. kita hanya dititipi saja untuk menguji seberapa kuat keimanan kita kepada Allah SWT. namun kenyataanya pada zaman sekarang masih banyak dari kita yang mencintai dunia lebih dari cinta kita kepada Allah SWT. Terlihat dari fenomena banyak orang yang rela menukarkan keimanannya hanya untuk hal-hal remeh untuk mengenyangkan perut yang sifatnya sementara.
Selain itu Nabi Ibrahim juga sosok ayah yang sangat menyangi putrannya. Hal tersebut tercermin pada saat beliau hendak melakukan proses penyembelihan Ismail. Beliau menggunakan pisau yang tajam dan memerintahkan putranya untuk memalingkan wajahnya agar tidak melihat proses penyembelihan dan tidak mersakan sakit yang lama. Beliau sangat menjaga putranya Ismail.
Namun sayangnya realitas yang terjadi pada masa kini justru banyak orang tua yang tega membunuh anak kandungnya sendiri, karena berbagai macam alasan terutama karena masalah ekonomi, banyak orang tua yang takut tidak bisa menghidupi anaknya. Padahal Allah SWT sudah berfirman bahwa jika kita senantiasa bertakwa kepada Allah SWT. maka Allah sendiri yang akan menjamin rezeki kita.
Sesungguhnya sangat tidak mudah untuk mencapai derajat seorang hamba yang seperti Nabi Ibrahim a.s dan putranya Nabi Ismail a.s, namun dengan senantiasa berdoa memohon taufiq dari Allah SWT. Semoga kita selalu diberi kemampuan untuk senantiasa sabar dalam ketaatan menjalankan perintah-perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan Nya. Karena sesungguhnya kita bisa taat dan beribadah semua murni karena taufiq dari Allah SWT. Manusia hanyalah makhluk yang lemah yang senatiasa mengharapkan hidayah dan taufiq dari Nya.
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
*)Penulis: Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dhina Chahyanti |
Publisher | : Rochmat Shobirin |
Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.