Kopi TIMES

MUI dan Peran Pemersatu Umat

Sabtu, 15 Juli 2023 - 00:52 | 73.84k
Muhammad Iqbal, M.Pd; Anggota Forum Pegiat Literasi Sumatera Barat.
Muhammad Iqbal, M.Pd; Anggota Forum Pegiat Literasi Sumatera Barat.

TIMESINDONESIA, SUMATERA – Sebagai bangsa yang terdiri dari ragam suku, agama, ras dan budaya. Maka, keberagaman yang terjadi di Indonesia dianggap sebagai sesuatu yang lumrah. Apalagi, di saat pelaksanaan pemilu yang semakin dekat. Membuat, keberagaman tersebut, seolah menjadi perbedaan yang sangat kontras. Masing-masing pemilih cenderung memperhatikan latar belakang dari pilihannya. Umumnya, yang paling menonjol adalah identitas agama. mereka yang beragama Islam cenderung memilih calon seorang muslim. Begitupun sebaliknya, untuk setiap agama. Memang tidak ada yang salah. Tetapi jika tidak dikelola dengan baik, cenderung akan menimbulkan permusuhan dan pertikaian. Yang ujung-ujungnya akan merugikan negara.

Parahnya lagi, perbedaan tersebut tidak hanya terjadi antar agama. Tetapi, sesama agama juga demikian. Masing-masing internal agama tersebut cenderung terkotak-kotakan dengan pandangan yang diyakininya. Bahkan, sampai menimbulkan rasa fanatik yang berlebihan. Padahal, salah satu kunci kerukunan umat beragama adalah kekuatan internal di masing-masing agama.

Advertisement

Tetapi, nyatanya, polarisasi di internal masing-masing agama saja, masih terlalu kuat. Agama Islam, Misalnya. Sebagai agama mayoritas di Indonesia, ternyata tidak membuat agama tersebut menjadi agama yang kuat. Bahkan, cenderung, sangat mudah digoyah dengan pelbagai isu adu domba. Sehingga, pada akhirnya umat Islam terfragmentasi menjadi beberapa bagian atau aliran. Di mana, apabila hal tersebut terus berlanjut, maka akan membuat perbedaan tersebut semakin meruncing dan lagi-lagi akan merugikan negara. 

Peran MUI

Sebagai salah satu lembaga keagamaan terbesar di Indonesia. Majelis Ulama Indonesia (MUI), harus menangkap sinyal-sinyal perbedaan tersebut. Terutama, yang terjadi di dalam tubuh umat Islam. MUI harus menjadi penengah atau wasit yang berupaya penuh mengadvokasi setiap perbedaan yang terjadi. Hal tersebut bisa diwujudkan melalui, sosialisasi tentang pentingnya menjaga persatuan oleh para ulama di masing-masing daerah. Di mana MUI di tingkat daerah bisa menjadi eksekutor dari upaya tersebut. Sehingga kebermanfaatan, MUI di setiap daerah dapat dirasakan oleh masyarakat.

Yang mungkin selama ini, tidak begitu terlihat jika dibandingkan dengan MUI di tingkat pusat. Meskipun memang tidak mudah untuk mewujudkannya. Apalagi di zaman teknologi sekarang ini, yang membuat upaya adu domba semakin mudah untuk digencarkan. Tetapi, sebagai lembaga keagamaan resmi negara, harusnya hal tersebut tidak memberatkan MUI untuk menjalankan perannya.

Lebih lanjut, MUI juga diharapkan dapat menjadi lembaga kaderisasi ulama moderat yang tidak mudah memecah belah umat lewat ceramah-ceramah yang disampaikannya. Dalam hal ini, MUI bisa bekerjasama dengan seluruh pondok pesantren yang ada di Indonesia. Selain itu, lewat bahasa-bahasa persatuan yang disampaikan melalui tulisan juga harusnya menjadi garapan peran yang diambil oleh MUI.

Sebab, berapa banyak hari ini umat Islam yang telah terpapar dengan informasi hoax. Untuk itu, tulisan-tulisan yang diproduksi oleh MUI dapat menjadi imbangannya. Sehingga, selain tercerdaskan, Umat Islam akan memahami esensi dari menjaga persatuan. Hal tersebut juga bisa diwujudkan melalui konten-konten positif di media sosial. Dengan demikian, intinya diharapkan, MUI benar-benar menjadi lembaga keagamaan yang mampu memproduksi konten-konten yang menjaga persatuan umat.

Tidak hanya itu, MUI juga diharapkan dapat menjadi wadah konsultasi umat. Sebab, bisa jadi salah satu penyebab terjadinya polarisasi di tubuh umat Islam adalah adanya kebingungan berlebih. Untuk itu, melalui layanan konsultasi yang diberikan oleh MUI, setidaknya, umat Islam dapat mengatasi kebingungan yang sering mereka alami. Sehingga, mereka akan tercerahkan dan berupaya penuh untuk kembali menjaga persatuan.

Dalam hal ini, layanan-layanan konsultasi yang diberikan dapat dilakukan melalui aplikasi atau platform tertentu. Sehingga semua orang bisa dengan mudah mengaksesnya. Oleh karena itu, semoga, hal ini menjadi catatan rekomendasi peran strategis yang dapat dilakukan MUI. Sehingga, MUI tidak dianggap sebagai lembaga kaku yang hanya mengeluarkan fatwa-fatwa tertentu yang harus ditaati umat. Tetapi, dapat menjadi lembaga yang benar-benar melayani umat dalam mengatasi kebingungannya. 

Meskipun di sisi lain, terpaan miring terhadap MUI juga begitu gencar dilakukan. Yang bahkan telah dimulai sejak zaman Orde Baru. Di mana pada zaman tersebut, banyak orang berpandangan bahwa lembaga keagamaan tersebut dijadikan sebagai kaki tangan penguasa untuk mengendalikan keberagaman agama yang merugikan mereka. Namun, sejak bergulirnya zaman orde baru, menjadi era reformasi, seperti yang sekarang ini kita jalani. MUI, secara perlahan mulai memulihkan nama baiknya.

Melalui label Wasathan yang kerap dikampanyekannya, kita berharap MUI dapat menjadi wadah pemersatu umat. Dengan demikian, kerukunan umat beragama juga akan terjaga. Sehingga kekokohan persatuan umat memang benar-benar akan terasa. Mereka akan saling bertoleransi dan tolong menolong satu sama lain. Serta berupaya penuh menjadikan bangsa, sebagai bangsa yang sejahtera dan bermartabat di mata dunia.

***

*) Oleh: Muhammad Iqbal, M.Pd, Anggota Forum Pegiat Literasi Sumatera Barat .

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES