
TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Pendidikan, sebelumnya ada yang tau dengan yang Namanya pendidikan, sering kita mendengar istilah 'kamu itu harus kejar pendidikanmu sampai tinggi'. Tapi pada era modern saat ini pendidikan sudah mulai menurun banyak siswa yang kurang semangat dalam mencari ilmu pengetahuan, padahal jika diteliti lebih lanjut Pendidikan merupakan salah satu upaya kita untuk menanggulangi kebodohan dan kemiskinan yang terjadi di Negara kita yaitu Indonesia. Yang mana kita ketahui bersama, bawasannya dengan seseorang mengenyam bangku sekolah maka, orang tersebut telah mengetahui berbagai hal yang ada di dunia ini.
Sebenarnya pendidikan itu dapat kita perolah dimana saja dan kapan saja. Oleh karena itu, kita sebagai manusia hendaknya mau menyadari hal tersebut. Pendidikan sangat berdampak besar bagi pengaruh perkembangan masa depan. Tidak hanya untuk diri sendiri, bahkan dapat pula berpengaruh bagi bangsa dan Negara Repubik Indonesia. Pendidikan itu ada bersifat formal , non formal dan informal. adapun contohnya bersifat formal yaitu : SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi . dan pendidikan non formal Yaitu dengan cara mengikuti kursus atau bimbingan belajar dan lain sebaginya.
Advertisement
Sebenarnya apa sih yang membuat semangat dalam mencari ilmu pengetahuan itu hilang begitu saja ? menurut penelitian yang saya lakukan adalah : Guru tidak memberikan motifasi kepada siswa, Hal yang pertama dilakukan oleh seorang guru adalah evaluasi diri apakah seorang guru sudah pernah memberikan motifasi kepada siswanya ? guru disekolah hakikatnya bukan hanya sebagai pengajar tapi juga sebagai motifator. Peran seorang guru dalam memotifasi siswa itu sangatlah penting, khususnya bagi siswa yang memiliki motifasi lemah dan siswa yang bermasalah.
Sedikit atau banyaknya motifasi yang diberikan oleh seorang guru pasti akan mengena didalam hati para siswa, walaupun awal mula siswa tersebut tak bisa menerima. Siswa tidak menyukai cara pengajaran guru, Kurangnya motivasi siswa dalam belajar di dalam kelas juga bisa disebabkan karena gaya dan cara penyampaian materi oleh guru. Siswa akan merasa bosan dengan metode pengajaran yang monoton, penyampaian materi yang sulit dipahami, kurangnya melibatkan media belajar, dan lain-lain. Jika sudah demikian, motivasi siswa untuk tetap memperhatikan materi akan semakin menurun. Siswa tidak menyukai mata pelajaran tertentu, Setiap siswa di sekolah memiliki keahlian dan bakat masing-masing, khususnya dalam materi pelajaran. Memang, ada siswa yang benar-benar tidak bisa menguasai materi pelajaran tertentu meskipun dia sudah memaksakan diri untuk belajar. Hal semacam ini pun bisa melemahkan motivasinya.
Lemahnya Motivasi Dalam Diri Siswa, Ini adalah faktor umum utama yang dialami oleh kebanyakan siswa disekolah saat ini, yaitu lemahnya motivasi diri untuk belajar. Sehingga hal ini menyebabkan siswa sekolah kurang berminat untuk belajar dan menghabiskan 3 tahun di sekolah dengan sia-sia. Beberapa hal yang menyebabkan lemahnya motivasi diri antara lain : Siswa tidak memiliki impian dan cita-cita jelas, Siswa tidak percaya diri dan merasa dirinya tidak pintar, Pemikiran bodoh yang menganggap tujuan akhir pendidikan adalah untuk mendapatkan pekerjaan, dan lain-lain. Siswa bermasalah Masalah dalam kehidupan siswa juga menjadikan lemahnya motivasi diri untuk belajar, bahkan sebagain siswa sampai terlibat kenakalan di sekolah.
Adapun masalah pada kehidupan siswa yang dapat melemahkan motivasi belajar misalnya seperti pertengkaran orang tua, perceraian orang tua, pacaran, putus cinta, dan lain-lain. Kurangnya perhatian orang tua dirumah Orang tua menempati peran yang sangat penting sebagai motivator bagi pendidikan anak, karena secara tidak sadar, apapun yang berasal dari orang tua baik, baik sifat maupun sikap, akan menjadi panutan anak, begitu pula dalam masalah pendidikan anak. orang tua masih butuh melakukan banyak hal terkait pendidikan anak.
Kurangnya perhatian orang tua terhadap pendidikan anak akan membawa dampak buruk bagi anak. Pergaulan buruk Siswa yang bergaul dengan teman-teman nakal, baik di rumah maupun di sekolah, pastinya akan terjerumus dalam kenakalan. Mereka beranggapan bahwa itulah cara untuk menikmati masa remaja, masa yang hanya berfikir tentang kebahagiaan tanpa memikirkan masa depan, waktu yang seharusnya digunakan untuk belajar terbuang sia-sia, sehingga tidak sadar keinginan untuk belajar semakin menurun.
Faktor kemajuan teknologi Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa kemajuan teknologi memang membawa kemudahan pada setiap aktivitas manusia. Kemajuan teknologi juga membawa dampak-dampak tidak baik, terutama bagi pendidikanBudaya-budaya luar yang terselip dalam fasilitas internet, progam-progam kurang mendidik di TV, game dan media dalam handphone, dan lainnya, semua itu bisa menyibukkan aktivitas siswa setiap hari sampai mereka lupa akan belajar. Dan secara pelahan, kemajuan peraban manusia inilah yang melemahkan motivasi belajar pada siswa sekolah. Bahkan siswa lebih mampu bertahan 5 jam bermain game daripada 1 jam belajar di kelas.
***
*) Oleh : Abdul Latif Anshory, Mahasiswa IAIDA Tadris Bahasa Indonesia.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |
Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.