Kopi TIMES

Potret Pendidikan Transformasif Berbasis Etnopedagogi

Rabu, 02 Agustus 2023 - 18:00 | 89.21k
Siti Nur Afifatul Hikmah, Dosen Program Studi Tadris Bahasa Indonesia, Institut Agama Islam Darussalam Blokagung Banyuwangi.
Siti Nur Afifatul Hikmah, Dosen Program Studi Tadris Bahasa Indonesia, Institut Agama Islam Darussalam Blokagung Banyuwangi.

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Problematika dalam dunia pendidikan cukup beragam seiring dengan tantangan lokal, regional, dan global yang bahkan dihadapi oleh bangsa Indonesia. Pendidikan dinilai sangat penting  bagi setiap orang yang ingin melatih dan mengembangkan potensi diri. Melalui pertumbuhan dan perkembangan, setiap individu dapat mengembangkan kreativitas, pengetahuan yang lebih luas, kepribadian yang baik, dan tanggung jawab.

Seiring zaman, pendidikan mengalami perubahan dan perkembangan menuju ke arah yang lebih baik lagi. Perubahan tersebut diikuti dengan pola baru dalam sistem pendidikan. Hal ini disebut dengan pendidikan transformatif. Mungkin sebagian orang masih awam terkait pendidikan transformatif. Pendidikan transformatif sebagai ancangan baru dalam dunia pendidikan dan beberapa ahli juga masih mengalisis lebih jauh lagi arah serta tujuan pendidikan transformatif.

Advertisement

Perubahan paradigma kurikulum tahun 2013 menjadi bahan pembicaraan di kalangan pelaku dunia pendidikan. Gagasan pendidikan transformatif merupakan salah satu upaya untuk memecahkan masalah pendidikan yang dianggap sarat pragmatis, sehingga hasil pendidikan di Indonesia jauh dari nilai-nilai luhur bangsa. Pendidikan transformatif yang mengedepankan prinsip dialogis, inovatif, kreatif, kritis dan partisipatif dalam pembelajaran. Pendidikan suatu bangsa merupakan cerminan dari suatu kebudayaan yang mencerminkan ideologi dan filsafat pendidikan.

Oleh karena itu, diperlukan pendidikan yang mengubah paradigma yang sesuai dengan tujuan, visi, dan berlandaskan falsafah negara. Dalam hal ini, pendidikan dipandang terintegrasi dengan permasalahan yang dihadapi masyarakat. Dengan demikian, pendidikan transformasional adalah pendidikan yang mampu mendorong transformasi sosial.

Dasar pendidikan tranformatif yaitu berasal dari paradigma konstruktivisme, humanisme, dan teori sosial kritis. Dasar ini menuntut peserta didik untuk mampu menjalani kehidupan dengan rasa tanggungjawab baik pribadi, sosial, maupun profesional. Penanaman nilai-nilai tersebut tidak terlepas oleh peran pendidik yang dituntut memiliki kompetensi dalam bidang pengajaran atau pembelajaran. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 pasal 8, kompetensi pendidik meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, dan kompetensi professional.

Pedagogik transformastif memiliki akar filsafat kritis, dimana pendidikan tidak terlepas dari kondisi masyarakat. Sehingga dalam pendidikan transformatif terdapat proses pembelajaran yang mendekatkan peserta didik dengan kenyataan. Artinya bahwa pendidik memberikan ruang pengetahuan yang kritis dan reflektif kepada peserta didik untuk mengeksplor segala sesuatu yang tidak jauh dari kehidupan. Dengan demikian, pendidik lebih berperan sebagai pembimbing dalam mengarahkan dan memfasilitasi peserta didik pada setiap proses yang dilaluinya.

Dalam pembelajaran transformatif bukan berarti peserta didik dapat bertingkah laku secara bebas sesuai keinginannya, namun tetap dalam proses pendampingan pendidik untuk menjembatani mereka dalam melakukan pembangkitan dan pengaktifan diri dalam penciptaan rasa tanggungjawab belajar. Akhir dari persoalan ini adalah tumbuhnya kreativitas belajar (learning creativities) peserta didik mampu mengelola kegiatan belajar secara bertanggungjawab melalui proses pendampingan, pertemanan, kesejawatan, dialogis, dengan menerapkan prinsip menghargai (appreciate) dan penguatan (reinforcement) sekaligus hukuman (punishment) yang bersifat mendidik terhadap keberhasilan dan kegagalan belajar. 

Pendidikan transformatif juga berkaitan dengan konsep etnopedagogi. Etnopedagogi berasal dari kata etno mengacu pada masyarakat adat/kelompok sosial dalam suatu masyarakat atau sistem budaya yang memiliki arti atau status tertentu berkaitan dengan asal-usul, adat istiadat, agama, bahasa, dan sebagainya. Etnopedagogi merupakan aktualisasi pembelajaran yang bertujuan menanamkan nilai-nilai kearifan lokal.

Sebagai pendekatan, etnopedagogi pada sekolah dasar harus diimplementasikan dengan strategi pembelajaran inovatif dan media yang mampu menarik perhatian peserta didik untuk memahami serta menerapkan nilai yang terkandung dalam kearifan lokal. Melalui pendidikan, peserta didik dapat mengembangkan pengetahuan, wawasan, nilai, dan karakter bahkan sebagai upaya pewarisan kebudayaan. Konsep etnopedagogi belum sepenuhnya menyeluruh digunakan dalam dunia pendidikan.

Padahal setiap daerah di Indonesia memiliki budaya masing-masing secara suku, rasa, agama, yang menarik untuk dipelajari. Nilai-nilai luhur budaya inilah yang nantinya dapat mengakar kuat dalam diri seorang peserta didik dan menjadikan karakter. Beberapa mata pelajaran di Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) belum sepenuhnya memberikan pembelajaran tentang budaya lokal. Pembelajaran tentang budaya lokal sangat penting diajarkan kepada peserta didik untuk merawat tradisi luhur. 

Pendidikan transformatif berbasis etnopedagogi merupakan ikhtiyar dari gagasan untuk mewujudkan generasi bangsa cerdas, berkarakter dan beradab, sebagai ekspektasi pada perubahan kurikulum 2013. Dalam hal ini, diharapkan muncul pembelajaran yang kreatif, kritis, inovatif dan partisipatif serta menjunjung nilai-nilai karakter dan budaya melalui pendidikan untuk pelestarian serta memperkokoh jati diri bangsa yang multikultural. 

***

*) Oleh: Siti Nur Afifatul Hikmah, Dosen Program Studi Tadris Bahasa Indonesia, Institut Agama Islam Darussalam Blokagung Banyuwangi.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani

Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES