Kopi TIMES

El Nino dan Ketahanan Pangan

Kamis, 03 Agustus 2023 - 15:26 | 100.05k
Andhika Wahyudiono, Dosen UNTAG Banyuwangi.
Andhika Wahyudiono, Dosen UNTAG Banyuwangi.

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Fenomena alam El Nino, yang telah menjadi perhatian utama dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan di Indonesia, memicu peran serta Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk memitigasi dampak yang mungkin terjadi. Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menyatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan langkah-langkah konkret untuk menjaga stok pangan nasional agar tetap aman hingga akhir 2023.

Mitigasi telah menjadi fokus utama Bapanas sejak tahun sebelumnya dan dilanjutkan pada awal 2023. Arief menegaskan bahwa stok pangan komoditas strategis Indonesia akan tetap terjamin hingga akhir 2023. Dalam sebuah diskusi FMB9ID secara virtual pada Senin, 31 Juli 2023, Arief menjelaskan bahwa pihaknya telah menugaskan Perum Bulog untuk menyerap 2,24 juta ton beras, yang diutamakan bersumber dari produksi dalam negeri. Jika tetap dibutuhkan, impor beras tetap akan dilakukan untuk menjaga ketersediaan stok dan keamanan pangan rakyat.

Advertisement

Arief menyatakan bahwa saat ini cadangan pangan di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan, dari 200 ribu ton menjadi 750 ton, dan kini mencapai 800 ribu ton. Lebih jauh lagi, Bapanas telah mengambil tindakan untuk memastikan keamanan cadangan aneka daging dengan memperpanjang umur simpan melalui penggunaan cold storage. Daging ayam, sapi, dan kerbau telah disimpan sejak awal menggunakan cold storage untuk memastikan kebutuhan sekitar 700 ribu ton dapat terjaga dengan baik.

Meskipun langkah-langkah konkret tersebut telah diambil, Arief mengakui bahwa masih ada beberapa produk yang memerlukan cadangan lebih banyak, terutama menghadapi dampak El Nino, seperti produk hortikultura.

Salah satu contoh yang disebutkan adalah cabai, yang membutuhkan upaya ekstra dari Kementerian Pertanian (Kementan) untuk terus melakukan penanaman. Kementan telah mendorong penggunaan konsep urban farming sebagai alternatif penanaman, sehingga cabai dapat tetap tersedia dalam kondisi segar. Upaya ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan di tengah tantangan lingkungan yang terus berkembang.

Pemerintah pusat juga telah melakukan berbagai kegiatan untuk menghadapi fenomena El Nino ini dan menjaga ketahanan pangan. Salah satunya adalah gerakan pangan murah, yang bertujuan untuk memberikan akses masyarakat terhadap pangan dengan harga terjangkau. Selain itu, pemindahan stok pangan dari daerah surplus ke daerah defisit juga menjadi strategi penting dalam mengatasi ketidakseimbangan pasokan pangan di berbagai wilayah.

Namun, di balik langkah-langkah yang telah diambil, perlu diingat bahwa upaya menjaga ketahanan pangan tidak boleh berhenti hanya sampai di sini. Ketahanan pangan merupakan perjalanan berkelanjutan, yang memerlukan komitmen dan kerja keras dari semua pihak terkait, termasuk pemerintah, petani, dan sektor swasta. Perubahan iklim dan fenomena alam seperti El Nino adalah tantangan yang terus berkembang, dan kesiapan untuk menghadapinya harus diutamakan.

Di tengah usaha yang terus dilakukan, kesadaran akan pentingnya ketahanan pangan juga harus ditanamkan dalam masyarakat. Masyarakat perlu didorong untuk mengurangi pemborosan pangan dan mengadopsi pola konsumsi yang lebih berkelanjutan. Selain itu, dukungan terhadap petani dan inovasi teknologi pertanian juga perlu terus ditingkatkan untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan pertanian di Indonesia.

Dalam menyikapi tantangan ketahanan pangan, transparansi dan koordinasi antarlembaga pemerintah sangat penting. Semua informasi terkait stok pangan, distribusi, dan mitigasi dampak perlu dipublikasikan secara terbuka agar masyarakat dapat memahami kondisi ketahanan pangan negara dan bersama-sama mencari solusi yang tepat.

Dalam menghadapi El Nino dan tantangan lingkungan lainnya, pemerintah harus melibatkan seluruh elemen masyarakat, termasuk akademisi, organisasi non-pemerintah, dan sektor swasta. Sinergi dan kolaborasi yang kuat akan memperkuat upaya menjaga ketahanan pangan, sehingga Indonesia dapat menghadapi berbagai tantangan di masa depan dengan lebih baik.

Meskipun pernyataan ini menegaskan bahwa menjaga ketahanan pangan adalah tanggung jawab bersama, seharusnya lebih dijelaskan dan disoroti lebih mendalam mengenai bagaimana pemerintah konkret menghadapi tantangan ini. Sehingga, dapat dilihat langkah-langkah spesifik apa yang telah diambil oleh pemerintah melalui Bapanas dan Kementan untuk mengatasi masalah ketahanan pangan. Transparansi lebih lanjut diperlukan agar masyarakat bisa menilai efektivitas langkah-langkah tersebut.

Selain itu, perlu penekanan pada implementasi yang lebih kuat, bukan hanya langkah-langkah awal yang positif. Dengan tantangan yang semakin kompleks, strategi pendekatan yang holistik dan berkelanjutan harus segera diimplementasikan oleh pemerintah. Diskusi lebih mendalam mengenai inovasi teknologi pertanian, dukungan untuk petani, dan upaya konkrit dalam mengurangi pemborosan pangan juga harus menjadi fokus perhatian.

Pentingnya melibatkan seluruh elemen masyarakat, termasuk akademisi dan sektor swasta, perlu ditekankan lebih lanjut. Kontribusi dan keterlibatan aktif dari berbagai pihak dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam mencapai ketahanan pangan yang kuat.

Dalam menghadapi dampak El Nino dan tantangan lingkungan lainnya, analisis lebih rinci tentang strategi adaptasi dan mitigasi yang diambil oleh pemerintah akan membantu masyarakat untuk lebih memahami bagaimana rencana tindakan dijalankan.

Terakhir, perlu pemantauan dan evaluasi berkala atas langkah-langkah yang diambil untuk memastikan bahwa ketahanan pangan yang berkelanjutan dapat tercapai. Informasi mengenai perkembangan stok pangan, distribusi, dan evaluasi mitigasi perlu menjadi data terbuka agar masyarakat bisa ikut terlibat dalam mengawasi dan memberikan masukan yang konstruktif.

Secara keseluruhan, pernyataan tersebut memberikan gambaran umum tentang pentingnya ketahanan pangan dan tanggung jawab bersama dalam menghadapinya. Namun, perlu lebih banyak analisis konkret mengenai langkah-langkah yang telah diambil dan strategi yang akan dijalankan untuk memastikan ketahanan pangan yang kuat dan berkelanjutan di masa depan.

***

*) Oleh: Andhika Wahyudiono, Dosen UNTAG Banyuwangi.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES