Kopi TIMES

Menjawab Tantangan Pengelolaan Sumber Daya Manusia

Kamis, 10 Agustus 2023 - 08:18 | 71.16k
Nurul Badruttamam, Kepala Bagian Kepegawaian dan Umum Itjen Kemenag.
Nurul Badruttamam, Kepala Bagian Kepegawaian dan Umum Itjen Kemenag.

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Di tengah optimisme untuk terus mengawal tujuh program prioritas Kementerian Agama (Kemenag), sesungguhnya Kemenag masih dihadapkan kepada persoalan mendasar, yaitu stagnasi peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam beberapa tahun terakhir. Ihwal ini mencuat dari hasil survei Indeks Profesionalisme dan Moderasi Beragama (IPMB) pada tahun 2022 yang mengungkapkan bahwa 40 persen ASN Kementerian Agama masih belum profesional. Itu artinya, ada 100.000 lebih ASN di Kemenag yang masih harus ditingkatkan profesionalismenya.

Tantangan peningkatan kualitas sumber daya manusia juga menjadi fokus utama Inspektur Jenderal Kementerian Agama, Faisal. Dalam wawancara eksklusif bersama salah satu media nasional, Irjen Faisal mengungkapkan bahwa fokus utamanya adalah meningkatkan kualitas SDM Itjen. Menurutnya, bicara SDM adalah tentang kapital. Untuk itu, peningkatan kualitas SDM akan sebanding dengan peningkatan kualitas layanan publik pada Kementerian Agama.

Advertisement

Hal ini tentu satu visi dengan amanat Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, agar dilakukan penguatan secara masif terhadap jajaran ASN Kemenag. Penguatan tersebut dimulai dari membangun mindset dan culture set profesional bagi insan Kementerian Agama. Mengingat, merekalah etalasi pelayanan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.

Dalam menghadapi era perubahan yang cepat dan tuntutan yang semakin kompleks, penting bagi Kementerian Agama untuk terus melaju, berkembang dan beradaptasi. Di dalam konteks ini, SDM menjadi aset paling berharga yang harus diperkuat agar mampu bersaing dan berinovasi. Namun, seringkali kita menyaksikan stagnasi dalam kualitas SDM yang dapat menghambat kemajuan suatu entitas.

Pada akhirnya, kita tak punya banyak pilihan untuk menjinakkan problematika stagnasi SDM. Selain terus melaju dan menyiapkan agenda perubahan pada Human Capital Management System (HCMS). Hasil survei serta assesmen yang telah dilakukan pada insan Kementerian Agama, dan SDM Itjen Kemenag secara khusus, harus disambut dengan tindak lanjut berupa treatmen perbaikan peningkatan kualitas SDM.

Langkah Strategis

Langkah strategis harus dilakukan sebagai transformasi untuk keluar dari perangkap stagnasi kualitas SDM. Stagnasi kualitas SDM merujuk pada kondisi ketika kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan SDM tidak berkembang sesuai dengan kebutuhan masa kini dan masa depan. 

Kondisi ini bisa terjadi karena berbagai faktor, seperti belum terfokusnya investasi dalam pengembangan SDM di Kementerian Agama, kurangnya akses terhadap pelatihan, atau bahkan ketidakmampuan dalam merancang program pengembangan SDM yang relevan. Namun, penting untuk memahami bahwa stagnasi kualitas SDM bukanlah akhir dari segalanya. Ini merupakan tantangan yang harus dihadapi dan dilewati. 

Momentum untuk menghadapi "Unlocking Challenge," yaitu membuka potensi baru untuk mengatasi stagnasi kualitas SDM dan mendorong kemajuan harus diwujudkan. Hal ini sebagai bagian dari perubahan yang tak terpisahkan dari perkembangan. Semakin cepat suatu institusi mampu beradaptasi dengan perubahan, semakin besar peluang untuk meraih kesuksesan. 

Dalam mengatasi stagnasi, langkah untuk memotivasi para SDM agar terus belajar dan mengembangkan diri harus terus dilakukan. Investasi dalam pemberian program pelatihan dan pengembangan SDM menjadi kunci dalam membangun tim yang siap menghadapi tantangan Kementerian Agama di masa kini dan masa depan.

Collaborative Public Management

Pendekatan yang inklusif dan berbasis kolaboratif merupakan upaya untuk merangkul berbagai sumber daya yang ada baik dari dalam dan di luar organisasi. Kolaborasi dengan pihak eksternal, institusi pendidikan, atau mitra bisnis akan membuka akses ke pengetahuan dan keterampilan baru bagi SDM. 

Untuk itu, Itjen Kementerian Agama terus optimis mengawali penyebaran virus perubahan pada Kementerian Agama dengan mewujudkan praktik kolaboratif dan menghapuskan ego sectoral. Komitmen ini diwujudkan dengan melibatkan pihak eksternal Itjen untuk turut serta menggawangi virus perubahan dari penyelenggaraan Short Course yang bertemakan “Collaborative Public Management” dengan menggandeng Western Sydney University.

Dengan kombinasi sumber daya yang berkualitas, jaringan luas, dan fokus pada praktik terbaik penyelenggaraan “collaborative public management”, maka pemilihan untuk berkolaborasi dengan Western Sydney University merupakan keputusan terbaik sebagai tujuan penyelenggaraan short course. Selain itu, keberadaan Australia sebagai negara maju sekaligus memberikan contoh manajemen kolaboratif dalam konteks pemerintahan dan organisasi publik yang dapat dimodifikasi sebagai bekal dalam membangun Kementerian Agama.

Dari short course ini, kreativitas dan inovasi terlahir dari buah pikir peserta short course yang diharapkan dapat menjadi senjata ampuh dalam mengatasi stagnasi SDM di Kementerian Agama. Short course ini berhasil menciptakan lingkungan yang mendorong untuk berinovasi dan berkreasi. memberikan sumbangsih gagasan berupai ide-ide segar dan gagasan baru dari para SDM berdasarkan kompetensi yang dimilikinya. Sehingga mereka merasa dihargai dan termotivasi untuk memberikan kontribusi terbaik sebagai insan Kementerian Agama.

Short Course ini merupakan bagian dari unlocking challenge untuk meningkatkan kualitas SDM pada Kementerian Agama. Mengatasi stagnasi kualitas SDM bukanlah hal yang mudah, tetapi jika dihadapi dengan semangat dan tekad, maka hasilnya akan sangat berarti. Membuka potensi baru dan melibatkan seluruh sumber daya yang ada akan mewujudkan asa Kementerian Agama menjadi lebih melayani.

Namun, tidak hanya terhenti sampai di sini. Ada banyak hal yang harus dilakukan untuk memastikan sendi perubahan terus berdenyut, membuka kunci-kunci tantangan pengembangan SDM pada Kementerian Agama. Maka, pengembangan HCMS di Inspektorat Jenderal Kementerian Agama akan mengacu pada beberapa poin berikut:

Integrasi dan automasi: HCMS umumnya mencakup berbagai aspek pengelolaan SDM, seperti rekrutmen, penggajian, manajemen kinerja, pelatihan, dan administrasi SDM. Sistem ini membantu dalam mengintegrasikan dan mengotomatisasi proses yang sebelumnya dapat memakan banyak waktu dan sumber daya, sehingga memungkinkan staf SDM untuk lebih fokus pada hal-hal strategis.

Analisis Data dan Pelaporan: HCMS menyediakan analisis data dan pelaporan yang akurat dan real-time tentang kinerja SDM. Data ini membantu manajemen dalam mengidentifikasi tren, mengambil keputusan berbasis data, dan merencanakan langkah-langkah strategis yang lebih efektif untuk pengembangan SDM.

Kepatuhan Hukum: HCMS selalu berkomitmen pada kepatuhan hukum dalam hal penggajian, keselamatan kerja, dan hak-hak karyawan. HCMS membantu organisasi memastikan bahwa mereka mematuhi peraturan ini dengan tepat, sehingga menghindari potensi masalah hukum dan sanksi.

Meningkatkan Keterlibatan Pegawai: HCMS dapat membantu meningkatkan keterlibatan SDM dengan menyediakan akses mudah ke informasi tentang kebijakan, tunjangan, kesejahteraan SDM, serta menyediakan alat untuk memberikan umpan balik dan merencanakan pengembangan karir.

Manajemen Kinerja yang Efektif: HCMS membantu dalam mengelola proses manajemen kinerja yang lebih efektif, termasuk pembuatan tujuan, penilaian karyawan, dan umpan balik. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi kinerja yang kuat dan area yang perlu diperbaiki untuk mencapai tujuan organisasi.

Pengembangan SDM yang Lebih Terarah: HCMS membantu dalam merencanakan dan melacak program pengembangan SDM secara lebih terarah. Instansi dapat dengan mudah mengidentifikasi kebutuhan pelatihan, memastikan kebutuhan perkembangan karyawan, dan mengukur implikasi dari program pengembangan yang dijalankan.

Pada akhirnya, success isn't always about greatness. It's about consistency. Consistent hard work leads to success. Greatness will come. Konsistensi untuk menjadi bagian dari virus perubahan ini bergantung pada konsistensi kita, pengaplikasian HCMS menjadi alat yang penting dan bermanfaat untuk mengelola SDM Kemenag, wabil khusus SDM Itjen Kemenag secara efisien dan efektif. Serta dapat mengoptimalkan potensi SDM, meningkatkan produktivitas, keterlibatan, dan kinerja. Finally, challenge unlocked!

***

*) Oleh: Nurul Badruttamam, Kepala Bagian Kepegawaian dan Umum Itjen Kemenag.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rochmat Shobirin

Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES