Kopi TIMES Universitas Islam Malang

BUMN dan Jalan Jihad Baru Terorisme Yang Semakin Senyap

Rabu, 23 Agustus 2023 - 02:34 | 43.48k
Muhammad Nafis S.H,. M.H, Dosen Program Studi Hukum Keluarga Islam, Fakultas Agama Islam (FAI), Universitas Islam Malang (UNISMA).
Muhammad Nafis S.H,. M.H, Dosen Program Studi Hukum Keluarga Islam, Fakultas Agama Islam (FAI), Universitas Islam Malang (UNISMA).
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Kasus terbaru yang menyeret perusahaan milik Negara yakni BUMN menjadi ramai diperbincangkan beberapa waktu terakhir. Hal tersebut tentunya berhubungan dengan ditangkapnya salah satu karyawan PT. KAI karena telah terbukti memilliki hubungan serta terikat dengan jaringan terorisme.

Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap seorang terduga teroris berinisial DE di wilayah Bekasi. Karyawan BUMN itu juga aktif melakukan propaganda jihad di media sosial. Pernah membuat unggahan dalam media sosial Facebook berupa poster digital berbahasa Arab dan Indonesia kepada pimpinan ISIS yaitu Abu Al Husain Al Husaini Al Quraysi.

Advertisement

Melihat kasus ini nampaknya merupakan salah satu tamparan keras bagi BUMN sebagai lembaga Negara yang tentu masih rentan kebobolan dan bisa dimasuki oleh aliran keras dan berafiliasi kepada terorisme tersebut. Bahkan tidak menutup kemungkinan bahwa saat ini masih ada banyak karyawan BUMN dengan status tertappar jaringan terorisme tersebut.

Dalam jurnal yang ditulis oleh Bahroji dan Muhammad Syaroni Roffi dengan judul "Peran Intelijen Dalam Deteksi Dini Potensi Ancaman Radikalisme Pada Badan Usaha Milik Negara." Dijelaskan bahwa saat ini BUMN memang menjadi salah satu sarang dan medan baru terosrisme.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Pengamat Intelijen yang juga bekas perekrut kelompok teroris Negara Islam Indonesia (NII) Ken Setiawan mengungkapkan, saat ini kaum radikaldan extremistelah merubahgaya dalam mewujudkan cita-citanya. Jika dulu mereka melakukan Tindakan-tindakan anarkisdan cenderung oposisiuntuk menekan pemerintah, saat ini mereka telah masuk ke sendi-sendi instrument pemerintah untuk menjalankan “harakahnya” atau pergerakannya.

Beberapa organ yang telah tergorganisir ini menyatu dan menjadi bagian dalam pemerintahanyang syah. Mereka masuk lewat partai politik untuk menguasai parlemen, menjadi tenaga atau aparatur sipil negara (ASN) dan juga masuk ke perusahan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Ken juga mengungkapkan dengan posisinya yang strategis dan akses yang mudah terhadap pendanaan membuat organisasi merekomendasikan kepada kadernya agar masuk dan melakukan“da’wah” kepada pegawai BUMN dan ASN. Alasannya dengan menaklukan BUMNdan ASN akan menjadi barometer masyarakat. Adapun metode yang merekalakukan dalam merekrut pegawai BUMN adalah melaluimedia sosial, pengajian terbatas dan penggalangan donasi.

Mereka yang merespon atau tertarik biasanya terus didekatihingga akhir menjadi kader. Selama 5 Tahun,sejak 2018-2022, setidaknya ada 5 pegawai BUMN yang terlibat dalam aksi terorismeyang tersebar di beberapa perusahaan besar yakni di PT. Krakatau Steel (KS), PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan PT. Kimia Farma. Jika dibandingkan dengan jumlah pelaku terorsepanjang lima tahun ini, artinya 5 pegawai yang tersebar terbilang kecil jika dibandingnya seluruh jumlah pelaku terror yang mencapai hampir 500 orang selama lima tahun.

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah Badan usaha yang kepemiliknya sahamnya, sepenuhnya atau sebagian besar dan sebagian kecilnya dimiliki orang negara. Negara memiliki kemampuan untuk mengembalikan saham untuk kepentingan hajat masyarakat banyak.

Saat ini dengan Aset hampir Rp.9000 triliun, pendapatan mencapai Rp.2,292 Triliun BUMN bisa meraih margin Rp.124,7 Triliun, menggerakan lebih dari 1 juta pekerja dan membiaya puluhan Proyek Strategis Nasional yang berdampak pada masyarakat. BUMN menjadi penggerak Ekonomi negara.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Namun demikian di tengah arus pembangunan BUMN yang begitu kuat, dihadapkan pada tantangan dan ancaman yang begitu tak kalah hebat. Terbukti dalam beberapa waktu dan tahun terakhir ada banyak indikasi yang menyebutkan bahwa beberapa karyawan di BUMN dengan segala jenisnya rentan tertpapar. Dan yang terungkap beberapa riset menyebutkan bahwabeberapa perusahaan terpapar radikalisme sebagai cikal bakal kelompok ektremis dan teroris.

Kasus yang menyeret nama DE sebagai tersangka terorisme dan masih berstatus sebagai karyawab resmi PT KAI menambah sederet nama panjang dalam dugaan keterlibatan terorisme di tubuh BUMN. Hal ini tentunya perlu disikapi keras oleh semua pihak, terutama internal BUMN agar kasus serupa tidak terulang kembali.

Mekanisme terorisme dengan cara dan gaya baru untuk melakukan segala bentuk aksinya telah berubah dan masuk lebih senyap ke dalam tubuh tubuh internal Negara. Proses ini nampaknya bisa menjadi lebih rumit untuk diteksi jika tidak ada proses determinisi serius dari para aparat Negara khususnya BUMN mengenai penanggulangan bahaya laten terorisme. ***

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*) Penulis: Muhammad Nafis S.H., M.H, Dosen Program Studi Hukum Keluarga Islam, Fakultas Agama Islam (FAI), Universitas Islam Malang (UNISMA).

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES