Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Tiga Sikap Manusia Sempurna

Jumat, 22 September 2023 - 10:08 | 98.74k
Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA). (FOTO: AJP TIMES Indonesia)
Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA). (FOTO: AJP TIMES Indonesia)
FOKUS

Universitas Islam Malang

Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Manusia sempurna memiliki tiga sikap yang dijabarkan oleh Ali bin Abi Thalib yaitu pertama jadilah manusia yang paling baik menurut Allah swt, kedua jadilah manusia yang paling buruk dalam pandangan dirimu sendiri, dan ketiga jadilah manusia biasa di hadapan orang lain.

Terkait dengan penjabaran Ali bin Abi Thalib, Syekh Abdul Qadir al-Jailani pernah mengatakan, "Seandainya engkau berjumpa seseorang dan mengetahui dirinya lebih utama dari dirimu, hendaklah engkau berkata dalam hati, 'Orang ini benar- benar lebih baik dan lebih tinggi derajatnya dariku di sisi Allah.' Seandainya yang engkau temui anak kecil, katakan dalam hati, 'Anak ini belum pernah berbuat maksiat kepada Allah. Sedangkan aku telah berbuat maksiat kepada-Nya. Tidak diragukan lagi, pasti dia lebih baik dariku.' Seandainya yang engkau temui orang yang sudah tua, katakan dalam hati, 'Orang ini telah menyembah Allah lebih dulu dariku.'

Advertisement

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Seandainya yang engkau temui adalah orang alim, katakan dalam hatimu, 'Orang ini telah diberi apa yang belum aku peroleh. Dia telah menerima apa yang belum aku dapat. Dia telah mengetahui apa yang tidak aku ketahui dan dia mengamalkan ilmunya.' Seandainya yang engkau temui itu orang bodoh, katakan dalam hati, 'Orang ini durhaka kepada Allah karena kebodohannya. Sedangkan aku durhaka kepada-Nya beserta pengetahuanku. Aku tidak mengetahui bagaimana Allah akan mengakhiri umurku dan umur orang ini, siapa yang husnul khatimah dan siapa yang su`ul khatimah.

Seandainya yang engkau temui orang kafir, katakan dalam hati, 'Aku tidak mengetahui. Bisa jadi dia akan memeluk Islam, lalu mengakhiri kehidupannya dengan amal saleh. Sebaliknya, bisa jadi aku yang terjerumus dalam kekafiran, lalu mengakhiri seluruh hidupku dengan amal yang buruk.

Allah swt juga tidak menyukai hamba-Nya yang suka membeda-bedakan orang lain karena status sosial, pangkat, keturunan, atau kekayaan. Semua manusia sama di hadapan Allah swt. yang membedakan hanyalah tingkat ketaqwaan mereka.

Sumber: Kitab Nashaihul ‘ibad karya Syekh Nawawi Al-Bantani

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*) Penulis: Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES