Kopi TIMES

Komunikasi Politik: Hari Santri Nasional dan Pemilu 2024

Senin, 23 Oktober 2023 - 13:47 | 47.86k
Mirza Azkia Muhammad Adiba, S.Sos.,M.Sos (Dosen Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam STAIMAS Wonogiri).
Mirza Azkia Muhammad Adiba, S.Sos.,M.Sos (Dosen Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam STAIMAS Wonogiri).

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ada suasana berbeda pada Hari Santri Nasional (HSN) 2023 ini. Sebelum peringatan HSN dan sesudahnya diliputi nuansa kental dinamika perpolitikan nasional. Tahun ini, peringatan HSN bertemakan Jihad Santri  Indonesia Jaya. 

Menjelang Pemilu 2024, santri-santri yang potensial sebagai pemilih, sebagian sudah mulai terlibat dalam kegiatan-kegiatan untuk mensukseskan Pesta Demokrasi 2024. Politisi-politisi terus membangun komunikasi politik secara intens. 

Gun-gun Heriyanto dalam bukunya Realitas Komunikasi Politik Indonesia Kontemporer (2020) menyebutkan, bahwa komunikasi politik secara teoritis dalam pelaksanaan pemilu merupakan sarana interaksi dua arah (dyadic) antara politisi atau partai politik dengan konstituen atau voters.

Ada dua paslon Capres-cawapres yang sudah mendaftar yaitu Ganjar Pranowo-Mahfud M.D dan Anies Basweden-Muhaimin Iskandar. Adapun Capres lainnya yaitu Prabowo yang dikabarkan bakal bersama Gibran Rakabumi sampai saat ini belum mendaftarkan diri.

Para calon-calon itu sebagian sudah melakukan pendekatan-pendekatan ke berbagai pesantren. Mereka tentu telah mengetahui bahwa pesantren memiliki kans besar untuk menyumbangkan suara. Publik memahami bahwa para santri-santri akan sami’na wa atho’na terhadap kiainya masing-masing.

Mengutip dari dataindonesia.id 6 Juli 2023,  Kementerian Agama (Kemenag) mencatat, ada 39.043 pesantren di dalam negeri pada 2022/2023. Seluruh pesantren itu mendidik sebanyak 4,08 juta santri. Menurut provinsinya, jumlah pesantren paling banyak di Jawa Barat, yakni 12.121 unit. 

Posisi kedua ditempati Jawa Timur dengan 6.744 pesantren. Sebanyak 6.430 pesantren berlokasi di Banten. Lalu, jumlah pesantren yang berada di Jawa Tengah dan Aceh masing-masing sebanyak 5.084 unit dan 1.713 unit.

Di dalam perpolitikan nasional, santri-santri akan unjuk kekuatan politik. Tentunya mereka harus bisa menghadirkan politik yang santun dan ramah. Andil santri sudah tampak pada pemilu 2019 lalu ketika para santri mendukung K.H.Ma’ruf Amin menjadi cawapres mendampingi Jokowi. 

Terlepas dari siapapun Capres dan Cawapresnya, kehadiran santri sangat potensial untuk memberikan suara. Semua ada di tangan para santri yang memiliki hak suara agar bisa memilih dengan cerdas Capres-Cawapres yang akan memimpin Indonesia lima tahun ke depan. Memilih pemimpin menjadi jihad bagi santri untuk Indonesia Jaya. 

Para pemilih perlu memahami bagaimana memilih pemimpin yang tepat. Di antaranya mempunyai kekuatan dan berwibawa, amanah dan tanggung jawab. Para pemilih supaya benar-benar memilih berdasarkan pertimbangan yang tepat bukan karena suap.  

Ada satu hal yang perlu ditanamkan kepada masyarakat sebagai pemilih yaitu legawa siapapun yang akan terpilih sebagai Presiden-Wakil Presiden. Bagi umat muslim, hal itu sudah disebutkan di dalam Q.S.Ali Imran: 26 yang artinya: 

"Katakanlah (Nabi Muhammad), Wahai Allah pemilik kekuasaan. Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang engkau kehendaki dan engkau cabut kekuasaan dari siapa yang engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa yang engkau kehendaki dan engkau hinakan siapa yang engkau kehendaki. Di tangan mulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." 

***

*) Oleh : Mirza Azkia Muhammad Adiba, S.Sos.,M.Sos (Dosen Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam STAIMAS Wonogiri).

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Hainorrahman
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES