
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Hari Santri dan Kirap Resolusi Jihad merupakan peringatan untuk mengenang tonggak perjuangan para Kyai dan Pondok Pesantren, berjuang untuk mewujudkan Kemerdekaan Republik Indonesia.
Banyak sejarah perjuangan Kyai dan Pondok Pesantren yang tidak ditulis dalam Sejarah Indonesia. Maka dengan adanya Hari Santri akan memberikan apresiasi kepada kyai dan pesantren, atas jasa dan perjuangannya dalam memperjuangkan NKRI.
Advertisement
Siapakah santri? santri dipahami siapa saja yang pernah mondok di pesantren dan bersama kyai tentunya. Disana Nilai nilai luhur diajarkan hingga menjadi pribadi yang mulia. Dalam jangkauan kehidupan sosial, siapa saja yg memiliki sikap dan kepribadian Santri dan menjunjung tinggi ilmunya para kyai dan Ulama, itu juga santri.
Hari Santri memberi arti penting dalam mengoptimalkan kembali nilai-nilai luhur Kyai dan ajaran Pesantren dalam kehidupan kita. Sehingga kita akan hidup dalam bingkai kemuliaan dari Allah SWT.
Nilai luhur Kyai dan Pesantren hanya dilakukan oleh pondok salafiyah Nahdliyaah dan siapa saja yang secara sadar memahami hakekat Islam Aswaja. Islam Aswaja mengajarkan toleransi, kebersamaan, kesahajaan dan menjadikan Islam sebagai agama yang rahmatal lil alamin.
NU menjadikan Aswaja sebagai sistem berpikir yang memberikan tuntunan kehidupan yang moderat dan tetap berpegang pada nilai-nilai luhur aqidah islamiyah yang di wariskan oleh para sahabat, tabiin dan salafus sholeh. NU mengajarkan untuk saling menghargai dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
NU mengajarkan nilai nilai luhur agama menjadi kepribadian dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara. Bagi NU Negara Islam bukan sesuatu yang wajib di negara Indonesia yang kita cintai ini. Islam cukup menjadi sebuah pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sehingga terwujud sebuah negara yg adil makmur dan sejahtera.
Indonesia bukan Saudi Arabia. Sehingga perilaku kehidupan agama Islam di Indonesia tidak memungkinkan untuk disamakan dengan Arab Saudi. Islam di Indonesia memiliki ke khasan tersendiri karena karakter masyarakat Indonesia sangat berbeda dengan kehidupan bangsa Arab. Maka bagi NU, NKRI adalah harga mati. Karena NKRI yg berlandaskan Pancasila sudah terdapat kandungan nilai luhur agama Islam.
Maka, Aku bangga jadi warga NU karena NU Islam yg damai. Aku bangga jadi warga NU karena NU moderat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Aku bangga jadi warga NU karena NU benteng Negara dan Bangsa. Aku bangga jadi warga NU karena NU adalah bagian dari perwujudan kemerdekaan Republik Indonesia.
Selain itu, Aku bahagia jadi warga NU karena NU menyejukkan. Aku bahagia jadi warga NU karena suka damai. Aku bahagia jadi warga NU karena NU itu Indonesia. Aku bahagia jadi warga NU karena leluhurku di doakan. Aku bahagia jadi warga NU karena tahlil itu mendoakan Ahli kubur dan shodaqoh.
Aku bahagia jadi warga NU karena NU tidak suka kekerasan. Aku bahagia jadi warga NU karena kyai itu pembimbing dan penuntun umat. Aku bahagia jadi warga NU karena sholawat itu dapat pahala dan dapat syafaat kelak di hari akhir. Aku bahagia jadi warga NU karena barokah itu ridlo Allah atas umatnya. Aku bahagian jadi warga NU karena dzibaiyyah itu bukti cinta rosul dan sholawat kepada Rasulullah.
Aku bahagia jadi warga NU karena talqin mayit itu sebuah peringatan dan tuntunan. Aku bahagia jadi warga NU karena amar makruf itu tidak harus berperang (jihad fisik angkat senjata) apalagi menghilangkan nyawa orang. Aku bahagia jadi warga NU karena syafaat itu diajarkan dan kelak pasti kita terima di hari akhir.
Aku bahagia jadi warga NU karena ziarah kubur itu menambah keyakinan dan membahagiakan ahli kubur. Aku bahagia jadi warga NU karena tidak menghina dan menjelek jelekkan orang Islam lainnya dan agama lain. Aku bahagia jadi warga NU karena Anakku kelak akan mendoakan ku kelak jika aku mati.
Ajaran NU dan NU tidak akan pernah mati. Karena NU sudah menyatu dalam hati sanubari masyarakat Indonesia. NU dijaga oleh Allah karena para pendiri NU adalah kekasih Allah SWT. Orang boleh bilang bukan anggota NU. Namun kehidupannya akan selalu NU, karena NU sudah melebur dalam hatinya.
Sebuah Refleksi Hari Santri 2023 semoga NU semakin Membumi dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang tercinta ini.
***
*) Oleh : HM BASORI M.Si (Instruktur Nasional GP Ansor dan Direktur Sekolah Perubahan)
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hainorrahman |
Publisher | : Rochmat Shobirin |