TIMESINDONESIA, MAGETAN – Masa tahapan kampanye Pemilu serentak 2024 akan dimulai tanggal 28 November 2023 hingga 10 Pebruari 2024. Kampanye Pemilu adalah kegiatan peserta Pemilu atau pihak lain yang ditunjuk oleh peserta Pemilu untuk meyakinkan Pemilih dengan menawarkan visi, misi, program dan atau citra diri peserta Pemilu.
Selama 75 hari masa kampanye, peserta Pemilu bisa melaksanakan kampanye Pemilu melalui beberapa metode yaitu: pertemuan terbatas, pertemuan tatap muka, penyebaran bahan kampanye pemilu kepada umum, pemasangan alat peraga kampanye pemilu di tempat umum, media sosial, iklan media cetak, media massa elektronik, dan media daring, rapat umum, debat pasangan capres dan cawapres.
Advertisement
Kegiatan pada masa kampanye merupakan tahapan krusial karena terdapat berbagai macam kepentingan. Bagi pihak peserta pemilu berkepentingan untuk menawarkan visi, misi, program dan atau citra dirinya guna meyakinkan pemilih untuk memilih mereka. Bagi pihak pemilih berkepentingan untuk mendapatkan informasi seluas-luasnya tentang tawaran visi, misi, dan program, serta gagasan yang akan ditawarkan oleh peserta pemilu.
Kampanye Pemilu 2024 diharapkan akan semakin berkualitas dan berintegritas, agar kemajuan demokrasi di tanah air akan semakin berkembang lebih baik, tidak hanya dari segi prosedural semata, tetapi juga dari segi substansialnya. Untuk mewujudkan kampanye berintegritas maka ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian bersama, baik bagi peserta pemilu, pemilih atau masyarakat, maupun stakeholder atau penyelenggara pemilu.
Pertama, tingkat partisipasi politik pemilih dalam pemilu meningkat, tetapi harus diimbangi dengan kesadaran politik dan pendidikan politik. Kesadaran politik untuk ikut memikirkan dan berkontribusi terhadap aktivitas politik. Warga masyarakat memiliki kesadaran untuk menaruh perhatian terhadap proses-proses politik dan pemerintahan yang berlangsung.
Guna mengupayakan usaha tersebut, diperlukan pendidikan politik berupa proses pembelajaran atau upaya pendidikan berupa bimbingan dan pembinaan dalam meningkatkan pengetahuan politik untuk membentuk individu agar mampu menjadi partisipan yang bertanggung jawab untuk mencapai tujuan politik. Dengan demikian masyarakat pemilih akan memiliki kesadaran untuk berpartisipasi politik dengan baik, dengan keikutsertaan dan kegiatan-kegiatan sukarela dalam berbagai proses politik, termasuk pada tahapan kampanye.
Kedua, kegiatan kampanye yang dilakukan antar partai atau calon yang berlangsung secara bebas dan adil (free and fair). Partai atau calon harus mampu berperan sebagai radar yang menangkap, menyergap, serta mengerti aspirasi dan tuntutan rakyat.
Ketiga, adanya regulasi yang jelas dan tegas bagi pedoman penyelenggara pemilu dalam tahapan kampanye. Dan peningkatan kapasitas penyelenggara pemilu yang kompeten dan berintegritas. Sehingga pencegahan dan pengawasan tahapan kampanye bisa optimal dijalankan.
***
*) Oleh : Muries Subiyantoro, Guru SMPN 1 Magetan, Pegiat Demokrasi, dan Penggagas Local Government and Political Research Institute (LoGoPoRI) Magetan.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
| Editor | : Hainorrahman |
| Publisher | : Rochmat Shobirin |
