Kopi TIMES

Hidup Bukan Persaingan

Rabu, 06 Desember 2023 - 16:44 | 61.97k
Ayu Apriliyani, Mahasiswa Tadris Bahasa Indonesia, Institut Agama Islam Darussalam, Blokagung, Banyuwangi.
Ayu Apriliyani, Mahasiswa Tadris Bahasa Indonesia, Institut Agama Islam Darussalam, Blokagung, Banyuwangi.
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Di zaman modern ini, kita melihat bahwa persaingan ada dimana-mana. Secara ekonomi, persaingan merupakan kekuatan penting dalam menjaga pasar tetap produktif dan efisien. Tanpa persaingan, monopoli jahat akan terbentuk. Dunia percintaan juga tidak lepas dari persaingan. Sifat persaingan merupakan sifat biologis bagi kelangsungan hidup manusia di dunia ini.

Dalam psikologi, persaingan didasarkan pada insentif ekstrinsik. Ekstrinsik secara sederhana berarti bahwa motivasi untuk mengadopsi suatu perilaku atau keputusan berasal dari eksternal daripada internal. Misalnya, kita melakukan sesuatu karena kita mendapatkan imbalan untuk itu. 

Advertisement

Karakteristik mendasar dan kelemahan dari hampir semua insentif ekstrinsik adalah bahwa ini hanya cenderung bekerja selama insentif dipertahankan. Banyak penelitian psikologis juga menunjukkan bahwa insentif eksternal dapat melemahkan motivasi intrinsik orang untuk berbuat baik.

Ketika kita selau membandingkan diri dengan orang lain, seringkali kita lupa untuk bersyukur atas apa yang sudah kita miliki. Praktik bersyukur dan menghargai hal-hal sederhana dalam hidup dapat membantu kita merasa lebih puas dan bahagia dalam menjalani hidup. Sadarilah bahwa setiap perjalanan hidup itu berbeda, dan berbahagialah atas pencapaian Kamu sendiri, sekecil apapun itu.

"Kok aku gini-gini aja ya, tidak ada perkembangan". Apakah aku bisa seperti dia? Namun, perlu diingat bahwa hidup bukanlah kompetisi, dan setiap orang memiliki perjalanan hidupnya masing-masing. Hidup bukanlah perlombaan atau pertandingan untuk mencapai tujuan tertentu secepat mungkin. 

Setiap orang yang lahir di dunia pasti memiliki bakat, minat, dan potensi yang berbeda-beda. Daripada mencoba menjadi seperti orang lain, kenali kemampuanmu dan kembangkan bakat yang membedakan mu dari orang lain. Mengakui keunikan diri menjadi salah langkah menuju penerimaan diri.  

Hidup itu bagaikan panggung untuk menunjukkan siapa kamu sebenarnya, bukan untuk meniru atau menandingi orang lain. Ketika Kamu memfokuskan pada proses belajarmu, beradaptasi dengan perubahan, dan mengatasi tantangan atau masalah yang ada. Kamu akan menemukan kebahagiaan. 

Kita boleh memotivasi diri dengan melihat prestasi orang lain, tetapi kita harus menghindarinya. Jika kita ingin menandinginya, kamu bisa masuk ke dalam perangkap kompetisi tanpa akhir.

Daripada fokus pada persaingan dengan orang lain, fokuslah pada pertumbuhan pribadi. Tetapkan tujuan pribadimu dan perjuangkan untuk menjadi versi terbaik dari dirimu. Kemajuan dan pencapaian pribadi akan memberikan kepuasan dan kebahagiaan yang lebih berarti daripada mencoba mengejar standar orang lain. 

Persaingan dalam kehidupan sering kali dianggap sebagai dorongan yang memotivasi untuk mencapai tujuan. Namun, penting untuk mempertimbangkan peran persaingan dalam konteks yang lebih luas. Persaingan bisa menjadi sebuah faktor yang mendorong seseorang untuk mengembangkan kemampuan dan mencapai prestasi tertentu, tetapi terlalu banyak fokus pada persaingan juga dapat memiliki dampak negatif. 

Seperti menyebabkan stres, menciptakan lingkungan yang tidak sehat, atau mengesampingkan nilai-nilai kerjasama dan empati. Keseimbangan antara kompetisi yang sehat dan kerjasama adalah kunci untuk mengambil manfaat dari kompetisi tanpa mengorbankan nilai-nilai yang penting dalam hubungan dan kehidupan bersama.

Dalam dunia yang selalu terhubung dan berkompetisi, penting untuk mengingatkan diri kita sendiri bahwa hidup bukanlah kompetisi. Boleh saja kamu termotivasi namun jangan biarkan standar orang lain mengatur nilai dan kebahagiaanmu. Bunga-bunga mekar pada waktunya masing-masing sama seperti dirimu, demikian pula setiap orang memiliki jalannya sendiri dalam perjalanan hidup. 

Persaingan bukan satu-satunya kekuatan dominan di alam, tetapi hanya disaingi oleh yang lebih baik, yaitu kerja sama. Memang, manusia tidak dapat bertahan hidup tanpa bersaing tetapi mungkin yang lebih penting, kita juga dapat bertahan hidup dengan bekerja sama satu sama lain.

Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Jadi, kerja samalah yang dibutuhkan, karena kerja sama merupakan strategi bertahan hidup yang paling sukses. Ketika kerja sama rusak, maka hasilnya pun menjadi bencana.

Maka dari itu, dalam suatu kehidupan, kita tidak selayaknya melakukan kompetisi yang saling mematikan. Seharusnya, kita saling membantu untuk mencapai tujuan dan kebahagiaan bersama.

Seandainya pun terjadi kompetisi, maka kompetisi yang dilakukan adalah berkompetisi untuk saling melakukan kebaikan. Sebagaimana keterangan yang terdapat dalam QS Al Baqarah: 148 “Maka berlomba-lomba lah (dalam membuat) kebaikan.”

Hidup bukanlah persaingan dengan orang lain, melainkan persaingan dengan diri kita sendiri. Setiap hari kita harus berusaha memecahkan rekor hari kemarin. Kita harus berusaha setiap hari untuk menjalani kehidupan yang lebih kuat, lebih baik, dan lebih benar. Setiap hari untuk menguasai beberapa kelemahan kemarin. Setiap hari untuk memperbaiki kebodohan masa lalu. Setiap hari untuk melampaui diri kita sendiri. Itulah kemajuan. 

***

*) Oleh: Ayu Apriliyani, Mahasiswa Tadris Bahasa Indonesia, Institut Agama Islam Darussalam, Blokagung, Banyuwangi.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES