Anies-Muhaimin dan Gen Z: Jalan Perubahan yang Dinanti

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Deklarasi pak Anies Rasyid Baswedan dan Gus Abdul Muhaimin Iskandar (AMIN) pada 2 September 2023 lalu, mengejutkan banyak pihak, tak terkecuali saya sebagai generasi muda. Karena tidak banyak orang menyangka dua sosok ini akhirnya menjadi sepasang bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden (capres-cawapres) yang diusung oleh Koalisi Perubahan, yakni Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Nasdem, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Sebagai generasi muda yang akan pertama kali ikut serta dalam kontestasi pemilihan akbar di Indonesia tentu saja menanti-nanti sosok yang membuat saya tidak apatis terhadap pemilu. Sebelum deklarasi, tentu saja banyak nama yang centre terdengar, tetapi hanya sedikit yang membuat hati saya tergerak.
Advertisement
Saya mengetahui pak Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta, sebagai anak muda yang kritis dan selektif dalam menentukan pilihan. Beberapa kali saya berkomunikasi dengan orang yang pernah merasakan kepemimpinan pak Anies di DKI, dan mengejutkan. Banyak yang merasa puas dengan kepemimpinan beliau, ditambah lagi banyak penghargaan baik Nasional maupun Internasional yang telah beliau kantongi.
Ketika menelisik lebih dalam lagi, alangkah semakin yakinnya diri ini bahwa beliau adalah orang yang berkredibilitas untuk menjalani kontestasi pemilu 2024, dikarenakan beliau juga dikenal sebagai seorang intelektual yang ulung. Di mulai dari masa muda menjabat sebagai ketua umum dari ikatan ketua OSIS seluruh Indonesia hingga pernah menjabat Rektor di salah satu Universitas Swasta.
Sementara Gus Muhaimin Iskandar atau akrab disapa Gus Imin merupakan Ketua Umum PKB dan Wakil Ketua DPR RI bidang Kesejahteraan Rakyat, beliau telah diakui oleh banyak pihak sebagai seorang organisatoris ulung yang telah lama bergerak di dunia pergerakan. Saya juga mengenal beliau sebagai orang yang sangat memperjuangkan eksistensi Nahdlatul Ulama sehingga merupakan salah satu jasa beliau juga, NU bisa menjadi sebesar saat ini.
Saya juga sangat mengapresiasi keputusan pak Anies untuk menggandeng Gus Imin sebagai pasangannya dianggap sebagai langkah tepat, Pak Anies yang memiliki latar belakang pendidikan yang kuat dan pengalaman sebagai kepala daerah, sehingga dapat membantu dalam menghadapi tantangan dalam melaksanakan program-program kedepan, dan Gus Imin sebagai seorang organisatoris ulung yang telah lama bergerak di dunia pergerakan, sehingga mengetahui seluk beluk perjuangan.
Dalam kacamata Gen Z seperti saya, pak Anies dan gus Imin (Amin) menarik perhatian karena mewakili perubahan dan perjuangan melawan ketimpangan. Gen Z, yang didominasi oleh pemilih muda, cenderung memiliki kekhawatiran akan isu-isu sosial, ekonomi, dan lingkungan. Pasangan Amin menyoroti isu-isu tersebut, seperti perubahan dan peningkatan akses pendidikan, lapangan kerja, serta jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat.
Dalam konteks ini, pasangan Amin dianggap menjadi pilihan yang relevan bagi Gen Z karena visi mereka yang menekankan terhadap peningkatan kesejahteraan dan keadilan sosial. Selain itu, kemarin saat pak Anies Baswedan dan Gus Muhaimin Iskandar menyampaikan gagasan kebangsaan dalam sebuah acara di Universitas Airlangga, mereka menyampaikan pentingnya konsistensi kebijakan, kekuatan pertahanan dan keamanan, pemulihan dan kualitas demokrasi.
Pasangan ini juga menekankan pentingnya pendidikan masyarakat terkait Pemilu 2024 dan perlunya kebijaksanaan dalam menyikapi adanya kampanye negatif. Dengan ini saya begitu berharap perubahan baik akan terjadi. Saya teringat ketika saya berdiskusi dengan 4 orang teman saya mengenai pencalonan dan seperti apa pemimpin yang ideal di mata Gen Z.
Ada hal menarik yang membuat saya berpikir, saat saya bertanya alasan dia memilih pasangan AMIN, dia hanya menjawab secara singkat dengan “Aku penasaran apa sih yang namanya perubahan, dan aku melihat di AMIN lah banyak perubahan baik akan terjadi.” Kalimat itu membuat saya semakin yakin dengan istilah Perubahan akan terjadi, dan AMIN lah orang yang tepat.
***
*) Oleh: Kuni Samsahayah, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga dan Juru Bicara Millenial AMIN.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hainorrahman |
Publisher | : Rochmat Shobirin |