Kopi TIMES

Epidemi Pes Malang Abad 20: Sejarah, Faktor dan Penanganannya

Senin, 11 Desember 2023 - 06:06 | 75.57k
Salsabila Rizal Astuti, Mahasiswa Universitas Negeri Malang.
Salsabila Rizal Astuti, Mahasiswa Universitas Negeri Malang.
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Covid bukanlah wabah pertama yang  pernah melanda Indonesia dan banyak negara-negara lain di dunia, pada tahun 1910 Indonesia pernah dihebohkan dengan penyakit pes yang saat itu juga sedang mewabah di banyak negara lainnya seperti China, Myanmar dan India. Pes (plague) sendiri adalah penyakit dengan tingkat kematian yang sangat tinggi yang disebabkan oleh bakteri Yersinia Pestis yang ditularkan oleh hewan pengerat terutama tikus melalui perantara kutu. Penyebaran penyakit ini bisa terjadi saat tikus mati kemudian bakteri Yersinia Pestis yang hidup di tubuh tikus berpindah dan menggigit manusia atau hewan lain. 

Selama berabad-abad pes merupakan salah satu penyakit dengan jumlah korban terbanyak karena penularannya yang cepat. Sejarah mencatat wabah pes pertama terjadi di Mesir hingga Konstantinopel pada tahun 540-590 dengan jumlah korban mencapai 10.000 orang per hari, selanjutnya pes juga melanda benua Eropa pada abad pertengahan yang bahkan berdampak pada berkurangnya hampir dua pertiga jumlah penduduk Eropa sehingga fenomena tersebut kerap disebut dengan black death. 

Advertisement

Karena bahaya dan tingkat penularan penyakit ini yang begitu tinggi, penyakit ini masuk kedalam daftar karantina internasional dan biasa disebut juga dengan remerging disease yang merupakan masalah kesehatan yang dapat menimbulkan kejadian luar biasa sehingga pemerintah Indonesia juga memutuskan bahwa penyakit pes termasuk kedalam salah satu penyakit menular dalam Undang-Undang nomor 4 tahun 1984 tentang penyakit menular atau wabah sehingga bagi siapapun yang terdampak atau mengetahui keberadaan penyakit ini harus segera melaporkannya kepada dinas kesehatan dalam waktu 24 jam pertama sejak penyakit tersebut diketahui. 

Adapun gejala awal ketika seseorang terjangkit pes pada umumnya adalah seperti geja flu biasa yaitu demam dan sakit kepala namun gejala berikutnya kemudian berbeda-beda tergantung pada jenis pes apa yang diderita oleh pasien. Pada kasus bubonic plague pasien akan mengalami adalah pembengkakan pada kelenjar getah bening yang biasanya terjadi di selangkangan, ketiak atau leher. Selanjutnya pada kasus pneumonic plague atau pes paru-paru yang menyerang sistem pernapasan, pada kasus ini pasien akan mengalami batuk berdahak yang disertai dengan darah. Sedangkan pada kasus septicemia plague yang menyerang sistem peredaran darah dimana pasien yang terjangkit pes jenis ini akan mengalami padarahan pada hidung, mulut hingga anus dan jugas munculnya bercak hitam pada tubuh.  

Sejarah dari wabah penyakit pes di Indonesia pada tahun 1910 sendiri terjadi ketika Hindia Belanda mengalami gagal panen yang disebabkan oleh hama mentek sehingga pemerintah Hindia Belanda saat itu melakukan impor beras dari Myanmar, India dan Cina dimana penyakit pes sedang mewabah disana sehingga induk penyakit pes yaitu tikus tidak sengaja terbawa di dalam karung-karung beras da sampai ke pelabuhan Tanjung Perak. Karung-karung beras yang tidak sengaja membawa tikus-tikus tersebut rencananya akan didistribusikan ke daerah Wlingi, namun jalur transportasi kereta api yang menghubungkan Malang dan Wlingi terputus karna banjir sehingga karung-karung beras tersebut disimpan di gudang beras dekat stasiun Malang. 

Faktor yang menyebabkan penyakit ini dengan cepat menyebar adalah cuaca dan kelembaban udara di Malang yang menyebabkan kutu tikus bereproduksi 25% lebih banyak dari biasanya serta kurangnya pengetahuan dan edukasi terkait dengan penyakit pes di kalangan masyarakat. Pemerintah dan masyarakat pada awalnya berpikir bahwa penyakit yang melanda hanyalah malaria atau cacar karena tidak ditemukan tikus yang mati dalam jumlah besar pada saat itu. Penyakit pes baru bisa diidentifikasi setelah sampel darah dari Raden Adjeng Moerko, istri seorang guru yang tewas karena pes di Malang dikirimkan ke laboratorium. 

Usaha pemberantasan pes dilakukan dengan berbagai cara diantaranya adalah evakuasi, perbaikan rumah untuk pencegahan sarang tikus, sterilisasi dan perbaikan sanitasi lingkungan, disinfeksi, penutupan hingga penyemenan bagian bawah lumbung padi untuk mencegah perkembangbiakan tikus, penutupan akses jalan dari dan ke arah Malang termasuk jalur kereta api untuk mencegah penyakit pes menyebar ke luar Malang, pemberian vaksin kepada masyarakat, isolasi hingga pembakaran rumah-rumah warga yang telah terjangkit penyakit ini. 

Usaha pemberantasan penyakit tersebut diprakarsai oleh lembaga kesehatan yang khusus dibentuk untuk memberantas wabah penyakit pes yaitu Dienst der Pestbestrijding (Dinas Pemberantasan Pes). Meskipun penanganan dari penyakit ini kerap kali dianggap lambat bahkan seringkali di kritik di media koran pada waktu itu namun dinas pemberantasan pes tersebut pada akhirnya berhasil memberantas penyakit pes di Malang sehingga pada tahun 1916 afdeling Malang dinyatakan telah bebas dari penyakit pes. 

Belajar dari sejarah penyakit pes yang mudah berkembang saat musim hujan dengan tingkat kelembapan yang tinggi, sudah seharusnya kita lebih berhati-hati mengingat saat ini musim hujan sudah terjadi dengan intensitas yang cukup tinggi.

***

*) Oleh: Salsabila Rizal Astuti, Mahasiswa Universitas Negeri Malang.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES