Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Generasi Milenial Wajib Melek Digital

Rabu, 27 Desember 2023 - 17:42 | 26.01k
Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA)
Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA)
FOKUS

Universitas Islam Malang

Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Millennial adalah sebutan bagi manusia angkatan atau kelahiran tahun 1981-1996 dan generasi z merupakan kelahiran tahun 1997-2012 atau hingga saat ini. Keduanya identic dianggap sebagai pelopor munculnya berbagai inovasi dibidang teknologi digitalisasi.

Pasalnya seiring pertumbuhan anak millennial atau gen z ini berbarengan dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat. Hal ini menyebabkan generasi milenial harus hidup di era disrupsi, dimana era atau kondisi tatanan kehidupan manusia mengalami perubahan akibat adanya suatu inovasi yang mendominasi, sehingga terjadi transformasi tatanan kehidupan pada masyarakat luas.

Advertisement

Era disrupsi yang dialami generasi milenial ini yakni dari zaman konvensional menuju digital. Dahulu sebelum tahun 1990-an manusia melakukan segala aktivitas dengan cara tradisional atau manual (offline, semuanya harus bertemu secara face to face untuk berinteraksi ataupun bertransaksi).

Namun, lain hal dengan cara hidup atau cara beraktivitas masyarakat ketika memasuki tahun 2000-an ke atas, mengapa? Sebab inovasi bidang teknologi yang dibuat orang-orang pintar dunia meluas dan berpengaruh terhadap segala aktivitas hidup manusia, mengakibatkan beberapa aktivitas manusia harus dilakukan secara digital (online, melalui kecanggihan teknologi informasi) karena keefisiensiannya.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Smartphone, laptop, computer, hari gini siapa sih yang tidak memiliki salah satu dari ketiga benda pintar tersebut, khususnya smartphone? Tidak bisa dipungkiri lagi, bahwa manusia saat ini memang membuthkan benda canggih tersebut untuk mengakses beberapa aktivitasnya, terlebih untuk anak milenial seperti yang akan dibahas kali ini.

Hampir semua aktivitas interaksi, transaksi, registrasi, aktivitas perkantoran, dan lain-lain memilih dilakukan secara digital/online, cara manual/offline hanya sebagai opsi saat ini. Hal ini mau tidak mau generasi-old maupun generasi milenial harus beradaptasi dengan tatanan kehidupan serba digital ini, dan memaksa generasi milenial memiliki kualifikasi menjadi SDM yang melek digital.

Seperti apa melek digital yang sebenarnya? Garis besarnya, melek digital adalah bagaimana reaksi kita terhadap adanya perkembangan teknologi dan untuk menggunakannya. Dikutip dari Wikipedia, melek digital atau juga disebut literasi digital adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum sesuai kegunaanya.

Media digital yang saat ini juga sudah masuk ke kehidupan anak-anak dibawah umur, beberapa diantaranya mungkin membantu mempermudah proses belajar anak, namun dibalik itu sudah pasti diikuti dengan resiko negatif. Karena, arus informasi dan produk-produk digital lainnya (aplikasi) yang santer, menjadikan media digital ini rawan bagi anak usia sekolah yang cenderung masih memiliki pemikiran jangka pendek, yang mana mudah terpengaruh oleh informasi dan produk digital lainnya yang tampil di layar monitor smartphone-nya. Jangankan anak-anak, orang dewasa pun seringkali masih menganggap informasi atau konten yang berlalu-lalang di benda pintarnya sebagai kebenaran, dan asal forward/share tanpa menganalisa atau mencari tahu sumber dan kevalidan info.

Sikap atau respon yang seperti itu dikhawatirkan menjadi habit buruk dan memengaruhi kualitas diri generasi milenial, sehingga untuk generasi milenial harus melek, harus kritis terhadap kecanggihan teknologi digitalisasi. Generasi milenial harus mampu melakukan verifikasi terhadap apa yang mereka terima dari proses digitalisasi ini (apa manfaat dari informasi/konten/aplikasi yang ada, apa dampak negativnya, jika informasi/konten yang didapat apakah itu valid, apakah informasinya bermanfaat, dan lain sebagainya). Sedangkan bagi yang masih usia anak-anak sudah seharusnya berada dibawah pengawasan orang tua.

Di sisi lain, penggunaan internet sebagai bentuk kegiatan digital membawa berbagai sektor baik industri, pendidikan, maupun pemerintah bertransformasi ke era digital, sehingga era digital menjadi suatu fenomena yang harus dihadapi oleh pelakunya. Sehingga komponen yang ada didalamnya harus memiliki kapasitas untuk memanfaatkan fenomena digital ini sebagai sarana mempermudah dan meningkatkan kinerja suatu organisasi. Dari sinilah, pentingnya bahkan wajib bagi seorang milenial dapat melek terhadap transformasi digital agar bisa menangkap maksud positif dari hasil inovasi teknologi tersebut, karena berbagai sektor yang ada di dunia ini akan mengalami regenerasi pemeran, yang mana nantinya akan ada ditangan para milenial.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*)Penulis: Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES