Kopi TIMES

Mahatma Ghandi, Pahlawan Cinta Damai

Rabu, 03 Januari 2024 - 10:53 | 40.55k
Sunarto Alubys, Pegiat literasi dan Dosen Inkadha Sumenep.
Sunarto Alubys, Pegiat literasi dan Dosen Inkadha Sumenep.
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SUMENEP – Namanya Mohandas Karamchand Gandhi, politikus ulung sekaligus pemimpin gerakan kemerdekaan India 1947. Publik mengenalnya dengan Gandi. Pria berperawakan kurus ini lahir di Gujarat India, 2 Oktober 1869. Ia adalah putera seorang politisi bernama Karamchand Gandhi dan ibu Putlibai.

Gandhi junior lahir dan besar di lingkungan keluarga yang taat beragama hindu dengan penyembahan dewa Wisnu yang kuat. Sang ibu dikenal sebagai orang yang taat agama. Kesibukannya terbagi antara rumah dan kuil. Ia sering berpuasa dan menjalankan aturan-aturan agama dengan taat. Dari ibunya Gandi menjadi penganut hindu taat. Ia menjadi ikon agama hindu. Nilai-nilai ajaran agama dipraktekkan dalam kehidupan sehari hari. Ia merupakan representasi dari agama yang dianutnya. 

Advertisement

Hidupnya sederhana. Ia pernah berkata, tanggalkan dan nikmati. Artinya ia menanggalkan godaan materi dan memilih menikmati anugerah yang diberikan oleh tuhan untuk dinikmati meskipun sederhana. Ia benar-benar menghindari keserakahan. Dalam bahasanya Gandhi menyampaikan alam semesta yang kita huni cukup untuk memenuhi kebutuhan semua orang, tetapi tidak pernah cukup hanya untuk memenuhi keserakahan satu orang. 

Sejak remaja Gandhi junior dikenal sebagai sosok pekerja keras. Ia terdaftar di sekolah Samaldas College, dan melanjutkan kuliah di University College, London jurusan ilmu hukum. Di kampus ini. Gandhi belajar hukum- hukum India, dan menjadi pengarah di Inner Temple. Perjalanan karirnya berlanjut ke Afrika. Di Afrika Selatan ia menjadi pengacara handal. Kurang lebih selama 21 tahun ia menetap disana sambil mengembangkan pandangan politik, etika, dan politiknya.

Mengenal Gandhi Lebih Dalam

Di Indonesia kita mengenal Gus Dur, presiden keempat RI dikenal sebagai bapak pluralisme. Ia merupakan representasi dari ajaran Islam yang rahmatan lil alamin. Tindak tanduk gerakan politiknya merupakan muatan ajaran Islam yang mengedepankan kepedulian terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan keterbukaan. Pembela hak-hak kaum minoritas, rakyat kecil, dan kaum tertindas. Atas pembelaannya itu, Gus Dur dianugerahi banyak penghargaan sebagai pembela rakyat kecil yang marjinal dan tertindas. Lalu Gandhi? 

Di India, kita mengenal Satyagraha. Satyagraha adalah gerakan perlawanan rakyat sipil yang dipelopori oleh Gandhi. Salah satu gebrakan kelompok ini adalah menentang sistem monopoli garam yang dilakukan oleh penjajah Inggris atas India. Atas gerakan ini Inggris mengalami kerugian besar.

Kiprah dan perjuangan Gandhi untuk kemerdekaan India sangat besar. Periode 1907-1947, pria berperawakan kurus pemberani itu turut mempelopori gerakan anti kekerasan. Gerakan-gerakan yang diprakarsai antara lain berwujud boikot, pemogokan, dan penolakan terhadap undang-undang yang dilakukan Inggris atas India.

Seperti yang disebutkan, Gandhi adalah representasi dari agama yang dianutnya. Ia memilih jalur hidup sederhana. Berani meninggalkan kekuasaan. Berjuang membebaskan India dari penjajah berbuah manis. India merdeka tahun 1947. Tetapi, ia tidak menduduki kursi pemerintahan, Gandi menyerahkan pemerintahan kepada sahabatnya Jawaharlal Nehru.

Mengutamakan kepentingan sosial di atas kepentingan pribadi merupakan sikap kebiasaan Gandhi-murah hati. Sikap toleransinya tinggi lahir dari kebiasaannya yang murah hati. Ia tak pandang bulu. Siapapun yang datang kepadanya, dari ras, suku, agama yang sama maupun berbeda, ia selalu terbuka menolongnya. Sayang pengikutnya tidak menyukai sikap Gandhi yang terlalu baik. Akhirnya, ia ditembak mati oleh pengikutnya sendiri. Kini Gandi telah mati, jasadnya meniggalkan kita tetapi jasa dan kebaikannya tentang pembelaan terhadap rakyat kecil yang marjinal dan tertindas akan dikenang sepanjang masa.

***

*) Oleh : Sunarto Alubys, Pegiat literasi dan Dosen Inkadha Sumenep.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES