Kopi TIMES

Trik Atasi Kelelahan Batin, Bangun Energi Positif

Senin, 15 Januari 2024 - 14:44 | 54.10k
Intan Idaman Halawa, Mahasiswa Universitas Pamulang.
Intan Idaman Halawa, Mahasiswa Universitas Pamulang.
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PAMULANG – Adakah manusia yang hidup di bumi ini yang tidak pernah lelah, atau orang yang hidupnya tetap semangat dalam segala keadaaan, yang tak pernah mengeluhkan segala tantangan yang merintangi jalan hidupnya? Setiap orang pasti pernah mengeluh, pernah kecewa, pernah sedih, pernah kesal, pernah gagal, pernah sakit, pernah menangisi hidup, dan sebagainya. Semua hal itu akan membuat kita lelah, hingga akhirnya kita patah semangat bahkan putus asa dan memilih untuk menghentikan langkah kaki di dunia ini. Tapi itu bukanlah solusi yang tepat untuk menangani lelah mu. 

Sebelum lanjut membahas trik-triknya, kita perlu mengetahui apa makna lelah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), lelah artinya kecenderungan retak atau patah pada logam apabila mengalami tegangan berulang kali. Arti lainnya dari lelah adalah penat. Dari pengertian ini dapat dikatakan bahwa lelah adalah ketidakberdayaan manusia karena rintangan yang bertubi-tubi. 

Advertisement

Selain itu, para ahli juga turut menyampaikan pendapatnya terkait makna dari kata “lelah”. Menurut Saitu, 1999 lelah adalah perpaduan dari wujud penurunan fungsi mental dan fisik yang menghasilkan berkurangnya semangat kerja sehingga mengakibatkan efektifitas dan efisiensi kerja menurun. Kemudian menurut, Nurmianto, 2004, lelah merupakan kondisi dimana tubuh mengalami kehabisan energi karena perpanjangan kerja yang dilakukan. Kelelahan sering muncul pada jenis pekerjaan yang dilakukan secara berulang-ulang atau monoton. 

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa lelah merupakan kondisi ketidakberdayaan seseorang yang disebabkan oleh berbagai hal yang menguras tenaga, pikiran dan materi serta terjadi berulang kali. Dalam hidup ini, tidak jarang kita mengalami kegagalan yang sama, jatuh pada kesalahan yang sama dan dikecewakan berkali-kali. Kondisi seperti ini tentunya akan membuat kita bosan dan tidak jarang kita mengeluh karena hal ini. Situasi seperti inilah yang sering kali memaksa kita mengambil langkah yang salah. 

Terkadang kita memilih untuk berlari jauh menghindari masalah yang membuat kita lelah. Namun kita tak sadar, sejauh apapun kita berlari kita akan tetap menemui lelah itu. Dunia ini sempit, kecil, dimanapun engkau berdiri, engkau berpijak di bumi yang sama. Sehingga masalah dan kekecewaan yang kamu alami di tempat A akan kamu temui di tempat C meskipun dengan kasus yang berbeda. 

Lelah dibagi menjadi dua jenis yaitu lelah jasmani dan lelah batin. Lelah jasmani adalah keadaan lelah yang disebabkan oleh berbagai hal yang berakibat pada kesehatan tubuh jasmaniah. Contohnya adalah lelah karena bekerja, berlari dan sebagainya. Salah satu solusi mengatasi lelah jasmani yaitu istirahat yang cukup, memberi waktu untuk healing, refreshing dan menikmati hobi. Beberapa hal tersebut dapat membantu memulihkan keadaan seseorang yang sedang lelah jasmani. 

Lalu bagaimana dengan lelah batin?

Lelah batin adalah kondisi yang memicu seseorang menjadi terpuruk atau tidaka berdaya. Lelah batin biasanya disebabkan oleh keadaan yang membuat seseorang tertekan dalam kurun waktu tertentu sehingga untuk memulihkannya pun membutuhkan waktu yang cukup lama. Beberapa hal yang memungkinkan seseorang mengalami lelah batin adalah kegagalan yang berlangsung terus-menerus, kekecewaan, lelah diomongin, lelah dicuekin, dikucilkan dan sebagainya. Biasanya lelah batin dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang. 

Mengetahui hal tersebut, apa yang dapat kita lakukan untuk mengatasi kelelahan secara batin ini? Berikut beberapa trik yang dapat dilakukan.

Pertama, Utarakan yang Kamu Alami. Menyampaikan keluh baik secara lisan maupun tulisan akan membuat kita lebih lega, merasa plong, lebih ringan dan sebagainya. Kita bisa menceritakan masalahnya apa, penyebabnya apa, suasana hati saat ini dan sebagainya. Itu mungkin hal umum yang dilakukan oleh orang untuk menenangkan diri. Akan tetapi, beberapa orang juga menceritakan segala bebannya dalam kalimat-kalimat tulisannya. Bisa jadi karena dia kurang percaya pada orang lain atau mungkin ceritanya itu terlalu privasi untuk disampaikan. Intinya, setelah mengutarakan semuanya pasti akan lebih tenang. 

Kedua, Lakukan Hal-hal Positif yang Kamu Senangi. Sebagian besar orang mengatakan bahwa dengan melakukan kegiatan yang disenangi mampu membantu pemulihan jiwa dari lelah batin. Misalnya mendengarkan musik yang dapat mempengaruhi emosi serta meredakan resah dan cemas. Musik dipercaya sebagai terapi yang membangun energi positif dalam tubuh, seperti semangat, bahagia, dll. Kegiatan lain yang dapat dilakukan seperti memasak, menonton, olahraga, menulis dan membaca. Kegiatan-kegiatan ini dapat menenangkan hati, merilekskan pikiran, melegakan, memperbaiki mood dan berbagai energi positif lainnya.

Ketiga, Beri Ruang untuk Sendiri. Langkah ini penting ketika sulit untuk berbicara. mengisolasi diri atau melakukan meditasi dapat membantu menciptakan keheningan yang diperlukan untuk menurunkan tingkat stres, mereset pikiran yang kusut, dan mengendalikan berbagai emosi yang mungkin muncul. Dalam momen ini, luangkan waktu untuk merenung dan menyusun kembali pemikiran agar dapat menghadapi tantangan dengan lebih tenang dan terfokus. Memilih berdiam diri atau meditasi tidak hanya memberi ruang untuk introspeksi, tetapi juga membuka pintu bagi penyembuhan diri secara batin, memberikan kesempatan untuk menemukan ketenangan dalam keheningan yang diciptakan.

Keempat, Jangan Mengurung Diri Terlalu Lama. Memilih untuk mengisolasi diri dalam jangka waktu yang lama dapat membawa dampak depresif yang signifikan pada kesehatan mental. Berdiam diri atau menjauhkan diri terlalu lama tidaklah menjadi solusi terbaik saat mengalami kelelahan batin. Tidak jarang kita mendengar kasus bunuh diri, terutama pada kelompok usia remaja hingga dewasa, yang terjadi saat individu merasa kesepian dalam lingkungan kos-kosan atau kontrakan. Pikiran-pikiran negatif dapat muncul dan mendorong seseorang untuk melakukan tindakan-tindakan yang tidak semestinya. 

Jika kesulitan mengatasi kelelahan secara mandiri, sangat disarankan untuk melakukan konsultasi dengan individu yang dapat dipercaya, seperti sahabat, saudara, kakak rohani, dokter, atau orang-orang yang mampu memberikan dukungan dan pemahaman pada situasi yang sedang dihadapi.

Kelima, Evaluasi Diri Bukan Menyalahkan Diri. Ketika pikiranmu sudah lebih tenang, lebih rileks dan dipastikan dapat berpikir lebih jernih kamu bisa memandang kembali ke belakang penyebabnya apa, akibat yang kamu rasakan seperti apa serta solusinya bagaimana. Hal ini dapat kamu jawab secara pribadi atau meminta pendapat orang lain. Jangan pernah menyalahkan diri sepenuhnya untuk segala sesuatu yang terjadi dalam hidupmu, dan jangan juga melemparkannya pada orang lain. Akan tetapi, pandang ke depan dan ambil sikap bijak untuk menyikapi hal tersebut. 

Jadi untuk mengatasi kelelahan batin, kita perlu melakukan ke-5 hal di atas. Jangan heran bila beberapa orang yang berada di fase tersebut mengatakan bahwa “bagaimana mungkin aku pulih ketika aku disuruh tidur sedangkan yang lelah adalah batinku.” Hal tersebut menunjukkan bahwa kelelahan batin lebih kompleks dan penanganannya harus dapat dilakukan secepatnya sebelum berimbas pada kesehatan mental.

Ingatlah! Semasih napas kita berembus lelah tak ‘kan pernah lengah menemani usia kita. Jadi, jika kamu bertanya “kapan lelah ini berhenti?”, jawabannya ialah “sampai napas mu berhenti”. Artinya, selama kita masih hidup, lelah adalah sahabat yang setia menemani segala usaha, tindakan dan prosesmu. Maka, berhentilah untuk mengeluhkan lelah mu, jalani hari-harimu dengan bersyukur. 

***

*) Oleh : Intan Idaman Halawa, Mahasiswa Universitas Pamulang.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES