Kopi TIMES

Mengukur Kesuksesan Ekonomi Islam: Beyond GDP

Sabtu, 20 Januari 2024 - 17:07 | 53.41k
Muhammad Syahrul Hidayat, Akademisi & Kandidat Doktor Ekonomi Syariah UIN Sunan Ampel Surabaya.
Muhammad Syahrul Hidayat, Akademisi & Kandidat Doktor Ekonomi Syariah UIN Sunan Ampel Surabaya.
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Dalam mengevaluasi kesuksesan ekonomi Islam itu sendiri seharusnya lebih dari sekadar angka-angka pada Produk Domestik Bruto (GDP) yang rasanya masih memerlukan perhatian. Konsep Beyond GDP menjadi semakin relevan dalam memahami dampak ekonomi Islam terhadap masyarakat. Terlalu sering kita terperangkap dalam memandang keberhasilan ekonomi hanya melalui lensa pertumbuhan finansial, tanpa memperhitungkan dimensi kesejahteraan sosial dan keadilan. Maka, mengukur kesuksesan ekonomi Islam bukanlah hanya tentang mencatatnya dalam bentuk angka, tetapi juga menggali dampaknya pada tingkat kebahagiaan, distribusi kekayaan yang adil, dan keberlanjutan lingkungan. 

Dalam era ini, di mana konsep pembangunan berkelanjutan semakin menonjol, ekonomi Islam dapat menjadi katalisator untuk memperbaiki paradigma keberhasilan ekonomi yang lebih holistik dan berdaya tahan. Dengan melampaui GDP, kita dapat menilai kesuksesan ekonomi Islam dengan melibatkan dimensi etika, inklusi sosial, dan keberlanjutan lingkungan sebagai tolok ukur utama. 

Advertisement

Perlu dipahami bahwa kesuksesan ekonomi Islam tidak hanya berkaitan dengan pencapaian materi, melainkan juga dengan penciptaan masyarakat yang adil dan berkelanjutan. Konsep keberhasilan ini memerlukan penilaian terhadap upaya mengurangi kesenjangan ekonomi, memberikan akses keuangan yang inklusif, serta memastikan keadilan dalam distribusi kekayaan. Tidak hanya itu, keberhasilan ekonomi Islam juga tercermin dalam kemampuannya untuk menciptakan lapangan kerja yang layak, mendukung kewirausahaan, dan menambah partisipasi perempuan dalam kegiatan ekonomi. 

Selain itu, Beyond GDP dalam konteks ekonomi Islam juga melibatkan pengukuran terhadap dampak sosial dan moral dari aktivitas ekonomi. Bagaimana nilai-nilai etika dan keadilan sosial diterapkan dalam transaksi bisnis, serta sejauh mana ekonomi Islam dapat menginspirasi praktik bisnis yang berkelanjutan dan bertanggung jawab.

Indonesia mengalami peningkatan pada semua indikator tersebut dari tahun 2019 hingga 2023. IPM Indonesia meningkat dari 71,4 menjadi 74,6, menunjukkan bahwa kualitas hidup masyarakat Indonesia semakin membaik. Indeks keadilan ekonomi juga meningkat, menunjukkan bahwa ketimpangan ekonomi di Indonesia semakin berkurang. Indeks keberlanjutan meningkat, menunjukkan bahwa Indonesia semakin ramah lingkungan dan berkelanjutan. Indeks pemberdayaan ekonomi wanita juga meningkat, menunjukkan bahwa peran perempuan dalam perekonomian Indonesia semakin meningkat. Indeks inklusi keuangan syariah meningkat, menunjukkan bahwa akses masyarakat terhadap layanan keuangan syariah semakin meningkat. Indeks kinerja pengelolaan ekonomi berbasis nilai juga meningkat, menunjukkan bahwa pengelolaan ekonomi Indonesia semakin baik dan berorientasi pada nilai-nilai.

Peningkatan pada semua indikator tersebut menunjukkan bahwa ekonomi Islam di Indonesia berkembang dengan baik. Hal ini merupakan hasil dari berbagai kebijakan yang telah diimplementasikan oleh pemerintah, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Kebijakan-kebijakan tersebut yaitu peningkatan anggaran pendidikan dan kesehatan, program-program pengentasan kemiskinan, serta pengembangan infrastruktur. Meskipun demikian, masih terdapat beberapa tantangan yang perlu dihadapi oleh Indonesia untuk meningkatkan ekonomi Islamnya. 

Tantangan-tantangan tersebut diantaranya kesenjangan ekonomi yang masih tinggi, ketergantungan terhadap sumber daya alam yang masih tinggi serta perubahan iklim. Namun, pemerintah perlu terus berupaya untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut agar ekonomi Islam Indonesia dapat terus berkembang dan berkelanjutan. Berikut adalah beberapa rekomendasi untuk meningkatkan ekonomi Islam di Indonesia:

Pertama, Meningkatkan akses pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat, terutama masyarakat miskin dan perempuan. Kedua, Meningkatkan kesempatan kerja yang layak bagi masyarakat miskin dan perempuan. Ketiga, Mengembangkan ekonomi kreatif dan berbasis pengetahuan. Keempat, Meningkatkan investasi di bidang industri halal dan pariwisata halal. Kelima, Meningkatkan kerja sama ekonomi antarnegara Muslim.

Kesuksesan ekonomi Islam yang diukur melalui lensa Beyond GDP menciptakan landasan yang kuat untuk masyarakat yang lebih seimbang, harmonis, dan berdaya tahan. Oleh karena itu, penilaian terhadap kesuksesan ekonomi Islam perlu memperhatikan dimensi kemanusiaan, keadilan, dan keberlanjutan agar dapat memberikan kontribusi positif yang berkelanjutan bagi perkembangan umat manusia dan lingkungan di sekitarnya. Dengan pendekatan ini, ekonomi Islam dapat menjadi model yang menginspirasi dan memberikan kontribusi nyata untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan secara menyeluruh. 

Dalam upaya mengukur kesuksesan ekonomi Islam melalui perspektif Beyond GDP, perlu juga mempertimbangkan aspek spiritualitas dan kesejahteraan batin. Bagaimana ekonomi Islam mampu menciptakan nilai-nilai spiritual dalam proses bisnis dan kegiatan ekonomi sehari-hari menjadi pertimbangan yang esensial. Kesadaran akan tujuan hidup, kepuasan batin, dan kontribusi positif terhadap masyarakat dapat menjadi indikator tambahan yang mencerminkan kesuksesan ekonomi Islam.

Dalam masyarakat ekonomi Islam yang berhasil, juga terlihat komitmen terhadap pendidikan dan peningkatan kapasitas masyarakat. Kesuksesan ekonomi tidak hanya diukur dari seberapa besar produksi dan konsumsi, tetapi juga sejauh mana masyarakat dapat mengembangkan potensi dirinya melalui pengetahuan, keterampilan, dan pemberdayaan ekonomi. 

Oleh karena itu, pendekatan Beyond GDP dalam konteks ekonomi Islam mencakup pendidikan, pelatihan, dan akses terhadap pengetahuan yang mendukung perkembangan manusia. Pentingnya menjaga lingkungan juga menjadi titik fokus dalam mengukur kesuksesan ekonomi Islam. Bagaimana ekonomi Islam dapat mempromosikan praktik bisnis yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, serta bagaimana masyarakat dapat hidup berdampingan dengan alam secara seimbang, menjadi aspek integral dalam penilaian kesuksesan ekonomi yang komprehensif.

Pentingnya memperluas perspektif evaluasi ekonomi Islam ke luar GDP juga memberikan peluang untuk membangun model ekonomi yang lebih inklusif. Melibatkan seluruh lapisan masyarakat dalam proses pembangunan ekonomi menjadi kunci keberhasilan yang sejati. Pertumbuhan ekonomi yang adil harus mencakup pemberdayaan komunitas lokal, mengurangi kesenjangan antarwilayah, dan menghasilkan manfaat yang merata bagi semua lapisan masyarakat. Dalam mewujudkan konsep Beyond GDP, transparansi dan akuntabilitas dalam praktik ekonomi Islam menjadi landasan penting. Bagaimana penggunaan dana zakat, infaq, dan sedekah diawasi dan dilaporkan dapat mencerminkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap sistem ekonomi yang mereka anut. 

Keterbukaan dalam pelaporan kinerja keuangan, sosial, dan lingkungan juga menjadi instrumen untuk membangun kepercayaan masyarakat dan investor terhadap ekonomi Islam. Peran lembaga keuangan syariah dalam membentuk Beyond GDP ekonomi Islam juga menjadi krusial. Bagaimana bank dan lembaga keuangan dapat mengintegrasikan prinsip-prinsip etika, tanggung jawab sosial, dan keberlanjutan dalam setiap aspek operasional yang akan memberikan dampak signifikan terhadap kesuksesan ekonomi Islam.

***

*) Oleh: Muhammad Syahrul Hidayat, Akademisi & Kandidat Doktor Ekonomi Syariah UIN Sunan Ampel Surabaya.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES