Rasionalisasi Tindakan Sosial Orang Tua dalam Mencegah Perilaku Seks Bebas Remaja

TIMESINDONESIA, MALANG – Maraknya fenomena remaja yang melakukan seks bebas sebelum adanya ikatan pernikahan di saat ini menjadi sebuah perbincangan yang cukup ramai dimasyarakat. Kurangnya edukasi seksual pada remaja saat ini mendorong perlunya tindakan orang tua dalam upaya pencegahan remaja untuk tidak melakukan perilaku seks bebas, tidak terkecuali mereka yang ada di Kota Kisaran. Berdasarkan data dan fakta yang ada, dari 1.500 remaja usia 13-20 tahun terdapat 21 % mengakses informasi mengenai seks pada platform pencarian digital.
Menurut data Survei Demografi dan Kependudukan Indonesia tahun 2023, 30% responden remaja belum menikah di Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara mengaku melakukan aborsi, baik disengaja maupun tidak disengaja (keguguran) padahal mengalami KTD (Tidak Diinginkan). Kehamilan). Namun, 40% responden tetap hamil hingga melahirkan, termasuk mereka yang pernah mencoba aborsi namun gagal.
Advertisement
Data dari Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Bencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Asahan sebanyak 60 pada tahun 2023 permintaan remaja dibawah umur yang ingin menikah harus membuat surat izin menikah. Hal ini menjadi fakta bahwa banyaknya remaja yang menikah di usia muda pada tahun 2023 di Kota Kisaran.
Perlunya peterlibatan orang tua dalam mempengaruhi perilaku anak remajanya menjadi perhatian bagi Nilasari Siagian, mahasiswa Doktor Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang mengkaji rasionalisasi tindakan sosial orang tua dalam mencegah perilaku seks bebas remaja di Kota Kisaran. Apa yang menjadi tindakan sosial orang tua berfokus pada menguraikan bagaimana pencegahan yang dilakukan orang tua untuk menjaga anak remajanya agar terhindar dari perilaku seks bebas baik yang telah terjerumus kedalam perilaku seks bebas maupun yang belum.
Penelitian yang menggunakan metode kualitatif untuk mengungkap setiap tindakan sosial orang tua yang memiliki anak remaja secara narasi dan deskriptif di Kota Kisaran. Menggunakan fenomenologi sebagai pendekatan dalam hal ini bertujuan untuk memahami makna dan pengalaman orang tua dan remaja dalam mencegah perilaku seks bebas di Kota Kisaran. Analisis data dalam penelitian fenomenologi dimulai analisis yang lebih terperinci seperti pernyataan penting dari teknik pengumpulan data yakni wawancara dan observasi kepada orang tua pada remaja yang berusia 12 tahun hingga 22 tahun baik yang belum melakukan seks bebas maupun yang sudah melakukan pencegahan seks bebas di Kota Kisaran. Kemudian berkembang ke makna yang lebih luas yang menggambarkan makna keseluruhan dari pengalaman orang tua terhadap fenomena perilaku seks bebas.
Hasil penelitian menunjukan bahwa perilaku remaja awal sudah melakukan pegangan tangan, pelukan, ciuman dan mengetahui hubungan seksual dari film porno, remaja moderat sudah melakukan pegangan tangan, ciuman, oral seks sedangkan remaja akhir sudah melakukan ciuman, oral sex dan hubungan intim.
Rasionalisasi orang tua di Kota Kisaran dalam mencegah seks bebas secara agama dengan mengajarkan remaja untuk beribadah dan memasukan anaknya pada organisasi keislaman agar dapat melakukan kegiatan hal yang positif secara hukum orang tua memelihara, mengasuh dan menjaga remaja dengan cara menghukum jika remaja jika keluar rumah dari batasan waktu yang telah disepakati bersama tidak hanya itu orang tua juga memberikan pembinaan moral kepada remaja. Sedangkan secara ekonomi orang tua berusaha untuk anak remajanya mandiri secara finasial dan memanfaatkan ekonomi dengan baik.
Tindakan orang tua di Kota Kisaran dalam mencegah seks bebas remaja bertujuan agar remajanya menghindari zina. Nilai yang diajarkan orang tua dengan bertindak lemah lembut dan memberi nasehat yang baik kepada remajanya. Secara emosi orang tua bersikap terbuka dan menciptakan perasaan yang harmonis didalam keluarga dan tradisi yang terdapat dalam keluarga memanfaatkan waktu untuk bersama anak remajanya dengan begitu remaja mendapatkan perhatian dari orang tua.
Rasionalisiasi tindakan sosial orang tua akan terus berkembang dengan sesuai zaman dan remaja tidak akan melakukan seks bebas jika memilki kesadaran, pemahaman, kepatuhan terhadap ketuhanan dan keluarga yang harmonisan keluarga dapat mencegah perilaku seks bebas pada remaja. Tindakan sosial orang tua baik dari segi tujuan, nilai , emosi dan tradisi yang stabil dalam keluarga dapat membuat remaja bertanggung jawab atas dirinya.
Dari penelitian ini Nilasari berharap menghasilkan pola asuh yang berupa rasionalisasi tindakan orang tua dalam mencegah remaja dari perilaku seks bebas di Kota Kisaran berupa kurikulum Pendidikan yang bisa diberikan kepada remaja mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan akhir serta kurikulum disosialisikan kepada orang tua tentang pedoman dan cara pendekatan yang berguna memberikan pendidikan seksual sejak dini dan diajarkan dalam Pendidikan agama di sekolah agar remaja terhindar dari seks bebas. Pemerintah hendaknya lebih peduli kepada remaja dalam mencegah seks bebas di Kota Kisaran dengan cara mendirikan rumah aman bagi remaja yang didalamnya ada program mengasah kreatifitas remaja dengan begitu remaja terhindar dari seks bebas.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Rochmat Shobirin |