Kopi TIMES

Pentingnya Keterlibatan Ayah dalam Pengasuhan Anak

Minggu, 04 Februari 2024 - 13:44 | 49.07k
 Dr. Ike Herdiana, M.Psi., Psikolog., Dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya.
Dr. Ike Herdiana, M.Psi., Psikolog., Dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya.
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Anak yang sehat mental lahir dari keluarga yang sehat. Keluarga yang menerapkan pola pengasuhan positif sejak anak dilahirkan merupakan salah satu faktor yang mendukung anak menjadi pribadi yang tangguh. Pola pengasuhan sangat tergantung dari bagaimana orang tua membentuknya. 

Orang tua dalam konteks pengasuhan anak, mengacu pada ibu dan ayah. Namun demikian, masyarakat di Indonesia masih menganut pengasuhan anak sebagian besar merupakan peran seorang ibu. Secara kultural, peran ayah masih diposisikan sebagai figur yang mencari nafkah, sehingga lebih banyak waktunya dipergunakan untuk bekerja.

Advertisement

Ayah bekerja, merupakan sebuah tantangan untuk dapat menyeimbangkan kebutuhan pribadinya bersama keluarga dan juga peran utamanya sebagai pencari nafkah keluarga. Meski para ayah menjalankan peran tradisional mereka, namun mereka juga memiliki keinginan untuk terlibat dalam pengasuhan anak. 

Kondisi tersebut seringkali menimbulkan konflik terutama terkait dengan konsep work-life balance, dimana terjadi pertentangan antara peran sebagai professional dan peran mereka sebagai ayah. Kebijakan tempat kerja dan lingkungan kerja sendiri tidak selalu ramah anak, sehingga membatasi anak untuk dibawa ke ruang kerja atau terkait dengan ketiadaan fasilitas untuk anak, misalnya tempat penitipan anak di lingkungan kerja. 

Begitu pula meski ada kebijakan cuti jika anak sakit, lebih banyak diambil oleh pegawai perempuan daripada pegawai laki-laki. Kondisi ini sejalan dengan kajian literatur yang dilakukan Stubley, Rojas dan McCroy (2015) yang menyatakan bahwa lebih sulit untuk para ayah mengelola waktunya untuk anak-anak, terutama karena peran tradisional mereka. 
Telah banyak hasil penelitian yang mengungkapkan dampak positif keterlibatan ayah dalam pengasuhan. 

Dampak positif ini tidak hanya bagi anak, namun dirasakan oleh ayah juga. Hwang, dkk (2005) menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara keterlibatan peran ayah dalam pengasuhan dengan kepuasan menjalankan peran sebagai ayah dan meningkatnya kompetensi sosial anak usia dini. Anak dengan kompetensi sosial sejak dini akan tumbuh menjadi individu yang adaptif secara sosial dan mampu menghadapi tantangan-tantangan yang ditemui dalam hidupnya di masa yang akan datang.

Pada dasarnya apakah seorang ayah bisa terlibat dalam pengasuhan? Tentu saja bisa, berikut beberapa hal dimana ayah bisa berpartisipasi dalam pengasuhan dan tumbuh kembangnya anak berdasarkan referensi dari Stubley, Rojas dan McCroy (2015): Pertama, ayah dapat ikut mengantisipasi masalah yang mungkin timbul dalam pengasuhan anak.

Kedua, ayah dapat menilai perkembangan anak dan situasi kontekstual disekitarnya. Ketiga, ayah dapat ikut memecahkan masalah dalam menghadapi kesulitan dalam mengasuh anak. Keempat, ayah dapat merefleksikan interaksi orang tua dan anak. 

Dalam implementasinya ayah bisa melakukan beberapa tips berikut: pertama, ayah ikut terlibat dalam kegiatan bermain anak diwaktu luang. Meski waktu luang hanya saat akhir pekan saja, namun waktu tersebut dapat dipergunakan penuh untuk menemani anak bermain.

Kedua, saat waktu luang kurangi penggunaan telepon seluler atau gadget bagi ayah maupun anak. Utamakan interaksi secara langsung (face to face) dengan anak, agar terbangun interaksi yang nyaman dan saling percaya.
Ayah dapat mendiskusikan bersama ibu, pendekatan yang paling mungkin berdampak positif untuk anak dan mengevaluasinya secara berkala dengan melihat dampaknya pada anak.

Ketiga, ayah dapat mengembangkan komunikasi dengan anak secara terbuka sesuai dengan usia anak. Mengobrol dan mendengarkan cerita anak merupakan sebuah kegiatan yang penting untuk menimbulkan rasa nyaman pada anak. 
Ayah mengamati setiap perubahan yang tampak pada anak. Dengan demikian, ayah bisa memahami apa yang saat itu sedang dibutuhkan oleh anak.

Keempat, peran ayah dalam pengasuhan anak usia dini akan menambah nilai positif bagi tumbuh kembang anak, sehingga pergunakan waktu pada periode emas anak dengan baik.

Kelima, tentunya masih banyak lagi hal yang dapat dilakukan ayah dalam pengasuhan. Terpenting ayah juga merasa nyaman dan merasakan dampak positif bagi dirinya. Ayah hebat, ayah terlibat.

***

*) Oleh : Dr. Ike Herdiana, M.Psi., Psikolog., Dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES