Hikmah dan Refleksi Peringatan Isro’ Miraj

TIMESINDONESIA, MALANG – Memasuki akhir bulan Rajab, umat Islam akan merayakan hari Isra’ Mi’raj. Tepatnya pada tanggal 27 Rajab 1444 Hijriyah yang bertepatan dengan tanggal 8 Februari 2024. Salah satu peristiwa penting yang terjadi pada bulan Rajab adalah Isra’ Mi’raj. Sebuah peristiwa yang sangat agung dan penting, yaitu ditugaskannya Nabi Muhammad saw dan umatnya untuk mengerjakan shalat lima waktu dalam sehari semalam.
Isra’ mengandung pengertian perjalanan malam, dan Mi’raj adalah naik ke atas dengan tangga. Dalam peristiwa tersebut diperjalankannya Nabi Muhammad oleh Allah di malam hari dari Masjidil Haram (Makkah) ke Masjidil Aqsa (Yerussalem). Kemudian dinaikkannya Nabi Muhammad dari Masjidil Aqsa menuju Sidratul Muntaha (suatu tempat gaib yang tidak mungkin ditangkap pancaindera).
Advertisement
An-Nawawi menyebutkan bahwa pada malam Isra’ dan Mi’raj tersebut Nabi diperintahkan untuk mengerjakan shalat. Tidak mungkin hal itu terjadi jika Nabi belum mendapatkan wahyu. Hal ini juga dibuktikan dengan pendapat Ibnu Hisyam bahwa pada saat terjadinya Isra’ dan Mi’raj, Islam sudah tersebar di Kota Makkah. Pendapat lain mengatakan bahwa Isra’ dan Mi’raj terjadi pada Jumat pertama bulan Rajab. Malam itu adalah malam renungan atau malam kesedihan di mana Nabi merasa sedih karena ditinggalkan oleh paman dan istri tercintanya, Khadijah. Namun menurut Al-Aini, pendapat ini tidak memiliki dasar sumbernya.
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Isra’ Mi’raj mengandung sejumlah hikmah yang sangat dalam yang dapat kita implementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pertama, mengajarkan kita untuk selalu tawadhu atau rendah hati. Sebagaimana tersebut dalam surat Al-Isra’ ayat satu yang mengisahkan peristiwa Isra' Mi’raj, kata yang digunakan untuk menyebut Nabi Muhammad saw adalah ‘abdun’ yang berarti hamba. Ini menunjukkan hamba yang benar-benar bertakwa kepada Allah mendapat derajat begitu luhur di sisi-Nya.
Kedua, mengajarkan kita untuk bersikap tangguh. Sebelum peristiwa Isra' Mi’raj, orang-orang yang Nabi cintai dan mendukung misi dakwahnya sepenuh hati silih berganti meninggal dunia. Di sisi lain penindasan kaum Quraisy semakin hebat. Ujian bertubi-tubi yang Allah berikan ini agar Nabi benar-benar tangguh dalam berdakwah. Kita diajarkan untuk berpendirian teguh dan senantiasa menyampaikan kebenaran meskipun pahit. Begitu pagi setelah malam Isra' Mi’raj, Nabi mengabarkan apa yang baru dialaminya ke penduduk Makkah. Praktis, banyak orang yang tidak percaya dengan kabar ‘tidak masuk akal’ ini. Hal ini menunjukkan bahwa kebenaran harus tetap disampaikan, meskipun banyak mendapat penolakan. Isro’ Miraj mengajarkan bahwa kita wajib menerima pendapat, ajaran dan masukan dari seseorang dengan tidak melihat dari tua-mudanya usia, tinggi rendah pangkat/jabatannya, atau tinggi rendahnya pendidikan formal. Dalam hal apa yang disampaikan adalah benar dan mengandung ketauladanan. Saat peristiwa Isra' Mi’raj, Rasulullah SAW menjadi imam shalat bagi nabi-nabi terdahulu. Ini bukti bahwa mereka tunduk dan mengikuti risalah Nabi Muhammad SAW.
Ketiga, keistimewaan Masjidil Aqsha bagi umat Muslim. Dalam perjalanan Isra’, masjid yang berada di Palestina itu menjadi tempat tujuan Nabi, sebelum akhirnya bertolak ke Sidratul Muntaha. Ini merupakan indikasi betapa mulianya masjid tersebut. Bahkan masjid ini pernah menjadi kiblat shalat sebelum akhirnya berganti Ka’bah. Pahala shalat Baitul Maqdis (Masjid al-Aqsha) juga 500 kali lipat dibanding masjid biasa (dikutip di ttps://www.djkn.kemenkeu.go.id/).
Keempat, peristiwa Isra’ Mi’raj adalah salah satu peristiwa yang tidak pernah terjadi dalam peristiwa lain, dimana Nabi Muhammad melakukan teleportasi (pengalihan materi dari satu titik ke titik lain tanpa melewati jarak antara kedua titik) dengan jasad dan ruh. Dalam kisah Isra’ Mi’raj, Nabi Muhammad diperlihatkan oleh Allah tempat terakhir manusia yakni surga dan neraka, diperlihatkan peristiwa akhir zaman.
Hal ini hampir sama dengan peristiwa Ashabul Kahfi atas izin Allah bahwa penghuni gua telah tidur selama 300 tahun. Perbedaannya adalah penghuni gua melakukan perjalanan 300 tahun mendatang dan tidak ke masa awal mereka tidur, sedangkan Nabi Muhammad melakukan perjalanan sampai hari kiamat dan kembali ke masanya lagi. Dari peristiwa ini menunjukkan tanda kuasa Allah kepada umat manusia bahwa waktu bersifat tidak pasti.
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Kelima, tersirat dari peristiwa Isra’ Mi’raj adalah mengenai salat dan masjid. Kita mengetahui bahwa peristiwa ini melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa padahal kita meyakini bahwa Allah bisa berkendak untuk langsung mengantar Nabi Muhammad ke Sidratul Muntaha.
Hal ini menunjukkan betapa pentingnya masjid yang secara maknawi bukan hanya sekedar tempat melainkan ruh dan aktivitas. Dalam redaksi kisah isra miraj dituliskan juilal ardhu masjidaa (dijadikan bumi sebagai masjid), oleh karenanya umat islam bisa melaksanakan sholat di mana saja. Masjid juga harus menjadi sentral utama umat islam.
Peristiwa Isra’ Mi’raj memberi pengertian tentang persitiwa kehidupan umat Islam yang beriman. Atas peristiwa ini Nabi Muhammad dinistakan oleh kaumnya, beliau dianggap berhalusinasi karena menunjukkan perjalanan yang tidak masuk akal dan hanya orang-orang beriman yang mempercayai kisah Isra’ Mi’raj ini. Demikian sejumlah hikmah yang dapat kita petik dari peristiwa Isra’ Mi’raj.
Semoga dapat memacu kita untuk senantiasa menjadi insan yang bertaqwa dan lebih baik untuk kemaslahatan masyarakat. Memasuki akhir bulan Rajab, umat Islam akan merayakan hari Isra’ Mi’raj. Tepatnya pada tanggal 27 Rajab 1445 Hijriyah yang bertepatan dengan tanggal 8 Februari 2024. Isra’ Mi’raj mengandung sejumlah hikmah yang sangat dalam yang dapat kita implementasikan dalam kehidupan sehari-hari. ***
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
*)Penulis: Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dhina Chahyanti |
Publisher | : Rochmat Shobirin |