Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Wakanda No More, Indonesia Forever

Senin, 12 Februari 2024 - 17:17 | 26.55k
Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
FOKUS

Universitas Islam Malang

Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, "Wakanda No More, Indonesia Forever" artinya Tidak ada lagi Wakanda, Indonesia selamanya.

Wakanda merupakan sebuah negara fiksi yang terletak di Afrika Sub-Sahara yang dibuat oleh Marvel Comics. Negara tersebut adalah kampung halaman dari pahlawan super Black Panther. Arti Wakanda Forever sejatinya adalah dialog dan salam yang biasa digunakan oleh masyarakat Wakanda di dalam film Black Panther dan muncul sejak 2018.

Advertisement

Istilah Wakanda Forever kemudian dipakai untuk film "Black Panther: Wakanda Forever" (2022) yang menceritakan tentang perjuangan rakyat Wakanda untuk melindungi negerinya dari campur tangan kekuatan dunia setelah kematian sang Raja T'Challa.

Menyinggung soal kebiasaan masyarakat yang menyebut Indonesia sebagai "Wakanda" atau "Konoha" di media sosial. Kebiasaan itu merupakan dampak dari kondisi demokrasi di Indonesia yang menurun sehingga dinilai menyulitkan kebebasan berekspresi. penurunan kondisi demokrasi ada kaitannya dengan hukum dan kekuasaan.

"Ketika negara tidak lagi dikendalikan hukum, tapi sebaliknya, maka kepercayaan rakyat akan menurun dan kita akan merasakan kualitas demokrasi yang berubah," ujar Capres RI 2024 dalam acara Gagas RI: Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar Bicara Gagasan Kebangsaan yang disiarkan KompasTV pada Rabu (22/11) malam.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Indikasinya sederhana, makin banyak di Twitter atau di sosmed kalau menyebut Indonesia nyebutnya Wakanda, Konoha, kenapa? Ini problem, karena enggak berani sebut nama Indonesia. Khawatir nanti muncul tuntutan-tuntutan hukum," Oleh karena itu, arti "Wakanda No More, Indonesia Forever" yang diucapkan tokoh capres Indonesia adalah tidak ada lagi yang menyebut Indonesia sebagai Wakanda, tetapi Indonesia selamanya.

Menyinggung soal kebiasaan masyarakat yang menyebut Indonesia sebagai "Wakanda" atau "Konoha" di media sosial. Menurutnya, kebiasaan itu merupakan dampak dari kondisi demokrasi di Indonesia yang menurun sehingga dinilai menyulitkan kebebasan berekspresi. Beliau juga menyebut penurunan kondisi demokrasi ada kaitannya dengan hukum dan kekuasaan.

Secara harfiah, frasa "Wakanda no more" bisa diartikan sebagai "tidak ada lagi Wakanda". Wakanda sendiri merupakan sebuah negeri fiksi yang dikenal dari film Marvel, "Black Panther".  Dalam film tersebut, Wakanda digambarkan sebagai tempat di mana kebudayaan dan teknologi maju berpadu. Namun, dalam konteks Indonesia,

"Wakanda" sering digunakan sebagai analogi atau sebutan lain untuk menyindir atau mengkritik kondisi negara. Biasanya, kata ini digunakan dalam ekspresi kekecewaan terhadap kebijakan pemerintah atau masalah dalam tata kelola negara. Istilah "Wakanda no more, Indonesia forever" yang diucapkan Anies Baswedan bermakna bahwa di masa depan, tidak lagi ada ruang untuk mengacu kepada "Wakanda" (dalam konteks negatif), melainkan hanya "Indonesia".

Negara ingin menegaskan bahwa setiap individu akan memiliki kebebasan berpendapat di Indonesia, tanpa rasa takut. Dengan kata lain, negara menyampaikan pesan bahwa di masa depan, negara ini akan terus menghargai kebebasan berpendapat, menegakkan kebenaran, dan membangun Indonesia tanpa harus terikat pada hal-hal negatif yang dapat membatasi kehidupan bermasyarakat.

Penggunaan frasa ini sebagai bagian dari pidato Capres RI 2024 tidak hanya menggugah warganet di media sosial, tetapi juga memberikan pemahaman mendalam tentang harapannya akan masa depan Indonesia yang lebih terbuka, damai, dan berkembang. ***

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*)Penulis: Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES