Kopi TIMES

Teddy Arte: Pelukis Media Daun Kering

Rabu, 28 Februari 2024 - 00:43 | 74.17k
Analiya Putri Rachman, Mahasiswa SV IPB University.
Analiya Putri Rachman, Mahasiswa SV IPB University.
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BOGOR – Tedi Asmara atau yang akrap dikenal Teddy Arte adalah seorang pelukis terkenal dengan lukisannya melalui media daun kering. Dengan background pendidikan lulusan SMP dan mengikuti paket kesetaraan, hingga sering mengikuti workshop seni rupa, ia berhasil menjadi seorang pelukis dengan karyanya yang telah sampai ke mancanegara. 

Teddy merupakan kelahiran tahun 1980 yang berasal dari Cipanas, Cianjur, Jawa Barat. Saat ini, Teddy tinggal di Tajur, Kota Bogor. Sejak kecil Teddy memang sudah menyukai dunia seni, khususnya melukis. Ia selalu menikmati kegiatan menggambar dan juga mewarnai. 

Advertisement

Teddy sering menghabiskan waktu luang dengan pensil dan kertas, menciptakan sebuah gambar kecil. Bakat ini terus berkembang seiring berjalannya waktu dan pengalaman. Teddy senang bisa mengungkapkan ide dan emosinya melalui karya seni, dan melukis lah salah satu cara terbaik baginya.

Seni Menurut Teddy

Arti seni menurut pandangan Teddy Arte yaitu terlihat dalam cara ia memilih media yang unik dan menarik untuk melukis. Hal ini menunjukkan bahwa seni bisa diciptakan dari bahan apa saja dan bisa menjadi cara yang indah untuk menghargai alam serta berbagai ekspresi manusia. Baginya, melukis adalah cara untuk mengungkapkan diri dan menjelajahi imajinasi. Melukis memberi kebebasan untuk mengekspresikan perasaan, pemikiran, dan pandangan dunia. 

Teddy merasa bahwa seni adalah bahasa universal yang dapat berkomunikasi dengan orang-orang di seluruh dunia. Selain itu, menjadi perupa juga memberinya kesempatan untuk terus belajar dan berkembang dalam bidang yang dicintai.

Perjalanan Karir 

Sejak 2006, Teddy Arte memilih menjadi seorang perupa karena melihat potensi dan keindahan dalam media yang tidak biasa, seperti daun kering. Dia telah menekuni lukisan di media ini selama lebih dari 7 tahun, menunjukkan dedikasinya pada seni. Pada saat itu, dirinya bekerja sebagai salah satu karyawan tanaman hias Anggrek. Hingga suatu hari, Teddy ingin memberikan hadiah kepada atasannya atas ulang tahun pernikahan. Pada saat itu, beliau sedang tidak memiliki stock bahan media lukis satu pun. 

Lalu, ia menemukan sehelai daun kering yang berbentuk rata sempurna. Terpikirkan lah oleh Teddy untuk membuat lukisan dengan daun kering yang ditemuinya. Saat hendak memberikan hadiahnya, atasannya sangat senang mendapatkan hadiah lukisan yang berbeda dari yang lain. Dibayar lah lukisan tersebut oleh atasannya. Sejak saat itu, Teddy berpikir bahwa hobinya tersebut bisa dijadikan juga sebagai pekerjaan.

Dalam melukis menggunakan media daun kering, Teddy tidak asal dalam memilihnya. Beliau menggunakan daun karet kuning, daun awar-awar, dan daun jambu. Daun yang digunakan harus benar-benar sudah kering. Ukuran daun yang dipakainya cukup bervariasi, tergantung jenis lukisan apa yang ingin dibuatnya. Daun kering bertulang besar hanya digunakan untuk lukisan berbentuk lanskap atau lainnya. 

Pada lukisan bergambar wajah, Teddy menggunakan daun kering sebesar telapak tangan dan permukaan yang cukup rata untuk mempermudahnya. Alat bahan yang digunakan Teddy selain kuas, cat air dan cat poster adalah ekstrak kopi. Melukis di daun tidak lah mudah baginya. Teddy mengakui kesulitan dalam mengerjakannya. Terlebih permukaan daun yang tidak rata dan ukuran daun kering yang kecil sehingga penuh ketelitian dalam melukisnya. 

Lukisan Seni Teddy Arte

Pameran pertama yang diadakan oleh Teddy Arte adalah Pesta Seni Rupa di Taman Ismail Marzuki (TIM) pada tahun 2015. Pameran ini merupakan momen penting dalam karirnya. Lalu dilanjut dengan pameran lainnya, yaitu: Pameran Sketsa “Jejak Garis Kota”, Galeri Cipta III TIM (2016), Pameran Karya Ilustrasi Pohon-pohon Ikonik Kota Bogor, Lippo Ekalokasari Plaza (2017), Pameran Sketsa [Re] Kreasi Garis, Galeri Nasional Indonesia (2018).

Pameran Sketsaforia Urban Festival Sketsa Indonesia, Galeri Nasional Indonesia (2019), 3 Terbaik Mudah Melukis Kopi Workshop Daring bagian rangkaian kegiatan Pameran Rona dan Bayang M Hady Santoso (2020), Demo Melukis Cat Air di Atas Daun 5 Juni 2022 @Taman Ismail Marzuki, Pameran Lukis Cat Air BHINNEKA, 3-12 Juni 2022 @Galery Gedung Panjang Lt.1, Taman Ismail Marzuki, Pekan Sketsa Indonesia 5-12 Februari 2023, @Sarinah Thamrin Jakarta, dan masih banyak lagi.

Diantara banyaknya karya lukisan yang telah dibuat oleh Teddy Arte, salah satu yang paling istimewa menurut beliau adalah lukisan mahar pernikahan untuk sang istri. Teddy Arte menikah oleh Erna Winarsih Wiyono, seorang penyair, penulis, sekaligus perupa. 

Teddy menggunakan lukisan media daun kering pada mahar pernikahannya dengan tambahan puisi karyanya. Pasca menikah, keduanya melakukan kolaborasi live painting dan pembacaan puisi, diantaranya Perempuan Dan Laut (2019) Bentara Budaya Jakarta, dan Pagelaran Kitab Daun (2019) Galeri Indonesia Kaya.

Strategi Penjualan Karya Seni

Cara Teddy memasarkan karya lukisan-lukisannya yaitu menggunakan media sosial seperti Instagram dan Facebook. Memamerkan semua karya kepada orang lain melalui media sosial, pastinya akan sangat berdampak pada penjualannya. Beliau juga sering berpartisipasi dalam pameran seni lokal dan internasional untuk memperluas jangkauan dan meningkatkan visibilitas karyanya. 

Tips Berkarya 

Tips berkarya untuk kalian menurut Teddy Arte. Pertama, temukan minat dan passion. Pilih lah bidang yang benar-benar kamu minati dan cintai. Kedua, jangan takut untuk bereksperimen. Eksperimen dapat membantumu menemukan ide-ide segar dan inovatif. 

Ketiga, Lakukan riset dan penelitian. Keempat, tetap konsisten dan disiplin dengan membuat jadwal rutin untuk berkarya dan tetaplah konsisten. 

Terakhir, terima kritik dengan baik karena dapat membantu melihat kelemahan dan kekurangan dalam karya, sehingga dapat memperbaikinya dan berkembang menjadi lebih baik.

Perbedaan kehidupan dulu hingga sekarang, Teddy yakin bahwa menjadi perupa telah membawa perubahan besar dalam hidupnya, baik dalam hal profesional maupun pribadi. Setiap peristiwa suka dan duka yang dialami Teddy Arte adalah bagian dari perjalanan dan pertumbuhan sebagai seorang perupa. 

Melalui pengalaman ini, dia dapat terus berkembang dan menghasilkan karya seni yang lebih baik. Setiap peristiwa suka dan duka yang dialami Teddy Arte adalah bagian dari perjalanan dan pertumbuhan sebagai seorang perupa. Melalui pengalaman ini, dia dapat terus berkembang dan menghasilkan karya seni yang lebih baik.

***

*) Oleh : Analiya Putri Rachman, Mahasiswa SV IPB University.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

 

____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES