Ustadz Suhendi Al Khathab: Da'i dan Konselor Keluarga dalam Masyarakat

TIMESINDONESIA, BOGOR – Suhendi Al Khathab, atau yang akrab dipanggil Ustadz Suhendi, merupakan seorang Da'i, konselor keluarga, dan pemimpin di berbagai lembaga, termasuk Rumah Taaruf Indonesia. Dilahirkan di Bogor pada 21 Mei 1983, beliau dibesarkan di Gunung Putri, Bogor. Ustadz Suhendi menikah dengan Ummi Lisna Oktaviani dan diberkahi dengan enam orang anak.
Sejak kecil, Ustadz Suhendi telah menunjukkan minat dan dedikasi dalam bidang agama. Setelah menyelesaikan pendidikan formalnya, dari Madrasah Ibtidaiyah hingga Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran, Institut PTIQ Jakarta, dan kini menapaki perjalanan menuju gelar S-3 dalam Ilmu Al-Quran dan Tafsir. Namun, kehidupan beliau tidak terbatas di ruang kelas. Beliau terlibat langsung dalam berbagai aktivitas dan pelayanan masyarakat, seperti menulis buku tentang pernikahan dan masalah keluarga, aktif mengisi kajian, serta berbagai kegiatan lainnya.
Advertisement
Motto hidupnya, “Cinta, Bermanfaat & Membangun Umat,” menjadi perekat bagi segala aktivitasnya. Cita-citanya untuk menjadi pengkader dai serta teladan dalam akhlak dan ilmu, menunjukkan komitmennya untuk mewujudkan generasi Rabbani yang cerdas, alim, dan berakhlak mulia. Kesibukannya dalam memberikan konseling, mengisi kajian, dan memimpin majelis di berbagai tempat, baik dalam maupun luar negeri, menunjukkan komitmennya untuk terus menyebarkan kebaikan dan kebenaran agama Islam.
Dai dan Konselor Keluarga
Saat ditanya mengenai apa yang mendorongnya memilih karir sebagai dai, konselor pernikahan, dan konsultan keluarga, Ustadz Suhendi menyampaikan bahwa hal itu terjadi secara alamiah dan mengalir dalam kehidupannya. Baginya, penting untuk menyadari kekurangan dan kelebihan sebagai individu serta mengamalkan konsep "nafi'un lighairihi," yaitu memberi manfaat bagi orang lain. Baginya, hal ini merupakan bagian dari ibadah. Ustadz Suhendi meyakini bahwa dengan membantu orang lain, keluarganya juga akan mendapatkan pertolongan dari Allah.
Selain itu, Ustadz Suhendi juga berbagi pengalaman tentang latar belakang keluarganya yang besar, yakni 11 bersaudara, meskipun kini tinggal 7. Sebelum memulai dakwah di luar, beliau telah lama menjadi dai di lingkungan keluarganya sendiri. Pengalaman ini membentuknya dan memberinya keterampilan serta kompetensi tersendiri dalam hal pelayanan dan konseling.
Baginya, perbaikan bangsa harus dimulai dari keluarga, karena bangsa merupakan kumpulan dari masyarakat, dan masyarakat tidak terlepas dari keluarga. Menurutnya, untuk memperbaiki bangsa, maka keluarga juga harus diperbaiki terlebih dahulu. Dengan keyakinan dan motivasi yang kuat, Ustadz Suhendi telah mengabdikan dirinya dalam bidang ini selama hampir 14 tahun, membawa dampak positif bagi banyak individu dan keluarganya.
Pengalaman, Pendidikan dan Karir
Pengalaman masa kecil dan pendidikan Ustadz Suhendi ternyata memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap pemahaman dan dedikasinya dalam melakukan dakwah serta memberikan konseling keluarga. Meskipun perjalanannya tidaklah linear, dengan latar belakang pendidikan dalam bidang syariah dan pendidikan Islam, serta gelar S.Pd.I yang ia peroleh, Ustadz Suhendi awalnya meniti karir sebagai seorang guru dan bahkan menjadi kepala sekolah.
Bagi Ustadz Suhendi, pengalaman pribadi dalam mendakwahi orang tua serta anggota keluarganya telah membuka matanya akan pentingnya peran dakwah dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun ia adalah anak bungsu dalam keluarganya, Ustadz Suhendi tidak ragu untuk terus berdakwah dan memberikan bimbingan spiritual kepada anggota keluarganya yang lebih tua.
Perlahan tapi pasti, Ustadz Suhendi mulai meluaskan cakupan pelayanannya dari keluarga ke masyarakat luas. Beliau memilih untuk mengambil langkah-langkah tambahan, seperti mengikuti sertifikasi pelatihan konselor keluarga. Baginya, sertifikasi ini bukan hanya tentang memperoleh kualifikasi, tetapi juga tentang memperkaya ilmu dan kemampuan dalam memberikan bantuan dan nasihat kepada individu dan keluarga yang membutuhkan.
Momen Berkesan saat Menjalani Profesi
Salah satu momen paling berkesan dalam perjalanan dakwah dan konseling keluarga bagi Ustadz Suhendi adalah ketika ia berhasil membantu sebuah pasangan yang masih saling mencintai namun terancam untuk bercerai karena ketidakridhoan orang tua. Dalam menangani konsultasi tersebut, Ustadz Suhendi menerapkan pendekatan holistik yang memperhatikan berbagai dimensi masalah, bukan hanya dari sudut pandang spiritual, tetapi juga psikologis dan sosial.
Awalnya, Ustadz Suhendi dikenal sebagai seorang ustadz yang memiliki keahlian dalam ruqyah (pengusiran setan). Namun, seiring berjalannya waktu, fokusnya bergeser ke arah konseling keluarga. Dia menyadari bahwa tidak semua masalah dalam keluarga dapat diatasi hanya dengan pendekatan spiritual, dan inilah yang membuatnya menggali lebih dalam ke sisi metafisika masalah.
Peran Agama dalam Hubungan Keluarga
Peran agama dalam memperkuat hubungan keluarga di masyarakat memiliki arti yang sangat penting bagi Ustadz Suhendi. Dalam memberikan konseling pernikahan dan konsultasi keluarga, Ustadz Suhendi membedakan dirinya dengan konselor lain dengan memperkuat pendekatannya pada nilai-nilai agama. Bagi Ustadz Suhendi, agama menjadi landasan yang kuat untuk memecahkan masalah dan memperkuat ikatan keluarga. Contohnya, ketika menghadapi masalah dalam rumah tangga, Ustadz Suhendi tidak hanya menawarkan solusi psikologis, tetapi juga mengajarkan untuk memperbaiki hubungan dengan mengembalikan diri pada aturan agama, seperti membaca Al-Qur'an atau meningkatkan amal ibadah.
Kehadiran agama dalam konselingnya menjadi pembeda yang kuat, mengingatkan klien bahwa solusi yang diberikan juga bertumpu pada kearifan dan ajaran agama Islam. Selain itu, Ustadz Suhendi juga mengatakan bahwa klien-klien yang datang kepadanya tidak jarang berasal dari kalangan psikolog sendiri. Sebagai seorang ustadz yang juga seorang konselor, Ustadz Suhendi berhasil menciptakan citra yang berbeda di masyarakat, di mana kehadiran dan keahliannya dalam pendekatan spiritual dan agama memberikan nilai tambah yang signifikan dalam memberikan konseling keluarga.
Dampak Kehadiran Ustadz Suhendi pada Masyarakat Luas
Pengaruh Ustadz Suhendi dalam meningkatkan pemahaman agama dan keharmonisan keluarga di masyarakat sangat terasa bagi masyarakat luas. Banyak orang yang mengundangnya untuk memberikan konsultasi karena rekomendasi dari orang lain, bukan karena promosi di media sosial atau sarana lainnya. Ini menunjukkan adanya kepercayaan yang kuat dari masyarakat terhadap kemampuan dan keberhasilan Ustadz Suhendi dalam membantu memperbaiki rumah tangga orang. Ustadz Suhendi merasa bahwa peranannya telah banyak membantu keluarga-keluarga dan menekankan pentingnya peran yang sama bagi orang lain untuk turut berperan aktif dalam membantu sesama, seperti yang dilakukan oleh seorang ustadz.
Baginya, dakwah merupakan inti dari semua kegiatan yang ia jalani. Meskipun Ustadz Suhendi tidak memaksa dirinya untuk memiliki berbagai proyek, namun seiring berjalannya waktu, dia secara alami terlibat dalam pembinaan rumah taaruf dan rencananya kini akan membuat pesantren keluarga. Baginya, memberikan petunjuk kepada orang lain merupakan bagian dari dakwah, dan dengan melakukan hal tersebut, Allah akan memberikan kebaikan kepadanya. Dampak positif dari dakwah juga terlihat dari segi kemapanan finansial yang mulai membaik.
Namun, Ustadz Suhendi juga menyadari pentingnya menjaga niat agar tetap lurus dalam melakukan dakwah. Meskipun ada kemajuan dari segi finansial dan pengaruh yang semakin luas, Ustadz Suhendi selalu mengingatkan dirinya sendiri untuk tetap ikhlas dalam berdakwah. Baginya, keikhlasan hati adalah hal yang penting dalam meraih keberhasilan dalam dakwah dan konseling keluarga.
Keseimbangan antara Karier dan Kehidupan Pribadi
Ustadz Suhendi menjelaskan tentang keseimbangan antara pekerjaan sebagai Dai, Konselor Pernikahan, dan Konsultan Keluarga dengan kehidupan pribadinya didasarkan pada prinsip utama yakni, memenuhi hak Allah dan Rasul-Nya. Menurutnya, ketika seseorang memenuhi hak Allah dengan ketaatan dalam ibadah dan pengabdian kepada umat, Allah akan membantu dalam urusan-urusan dunia. Ustadz Suhendi juga menekankan pentingnya dukungan dari keluarga, di mana istri dan anak-anaknya menjadi sumber kekuatan dan dukungan dalam karier dakwahnya. Dia juga menyoroti pentingnya menjaga ikatan emosional dengan keluarga, yang merupakan kunci keberhasilan dalam menjalani keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
Pesan untuk Calon Dai dan Konselor Keluarga
Untuk mereka yang ingin memulai karir dalam bidang dakwah dan konseling keluarga, Ustadz Suhendi memberikan beberapa pesan dan saran. Pertama, luruskan niat dan perkuat keimanan sebagai landasan utama. Kedua, pastikan memiliki rujukan yang jelas dalam menangani masalah klien, baik itu dari segi psikologi umum maupun psikologis dan piritual Islam. Ketiga, manfaatkan profesi sebagai konselor sebagai media untuk memperbaiki bangsa dan masyarakat. Keempat, pentingnya memperhatikan dan membenahi keadaan keluarga sendiri sebelum memperbaiki orang lain, karena keluarga yang baik merupakan fondasi dari kesuksesan dalam karier dakwah dan konseling.
***
*) Oleh : Hasna Mufidah, Mahasiswi Komunikasi Digital dan Media, IPB University
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.
*) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hainorrahman |
Publisher | : Satria Bagus |