Kopi TIMES

Sudahkah Literasi Digital Mampu Atasi Rendahnya Literasi?

Jumat, 01 Maret 2024 - 12:58 | 28.56k
Muhammad Nafis S.H,. M.H, Dosen Program Studi Hukum Keluarga Islam, Fakultas Agama Islam (FAI), Universitas Islam Malang (UNISMA).
Muhammad Nafis S.H,. M.H, Dosen Program Studi Hukum Keluarga Islam, Fakultas Agama Islam (FAI), Universitas Islam Malang (UNISMA).
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Rendahnya literasi digital di Indonesia memiliki hubungan yang erat dengan berbagai faktor seperti kurangnya akses ke teknologi, informasi, dan edukasi yang memadai. Dalam beberapa perkembangan terakhir Literasi digital di Indonesia telah memang menunjukkan potensi positif dalam mengatasi rendahnya literasi pendidikan di negara ini.

Dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), masyarakat mulai dapat menggunakan teknologi secara efektif, memahami keamanan dan privasi online, serta meningkatkan kemampuan mereka dalam memahami informasi di ranah digital. Peningkatan ini menunjukkan bahwa literasi digital memiliki peran penting dalam mendorong peningkatan literasi pendidikan secara keseluruhan.

Advertisement

Meskipun telah terjadi peningkatan dalam kemampuan masyarakat Indonesia dalam memahami informasi di ranah digital, masih terdapat tantangan signifikan yang perlu diatasi. Dan tantangan paling berat tersebut ada pada kualitas rendahnya literasi. Bahkan beberapa data menyebutkan bahwa minat baca mayoritas anak di Indonesia cukup memprihatinkan. Rendahnya minat membaca, terutama di kalangan generasi Z, juga berkontribusi pada rendahnya literasi digital, karena kemampuan untuk mengakses dan memahami informasi secara kritis sangat penting dalam era digital.

Tingkat kemampuan literasi digital yang lebih tinggi berkorelasi dengan penggunaan media sosial yang lebih bertanggung jawab dan efektif. Hal ini semakin berbanding lurus dengan kelemahan untuk mengolah informasi, mengembangkan pemahaman, hingga kurangnya kepekaan untuk melakukan analisa kritis terhadap problematika tertentu.Oleh karena itu, peningkatan literasi digital dapat memberikan dampak positif terhadap pemahaman dan kompetensi digital masyarakat secara keseluruhan.

Faktor-faktor seperti keterbatasan akses ke teknologi di beberapa daerah, kurangnya sumber daya pendidikan yang memadai, dan kebutuhan akan peningkatan kualitas pendidikan guru dalam literasi digital, menjadi beberapa hambatan yang perlu ditangani secara serius.

Oleh karena itu, meskipun literasi digital telah menunjukkan dampak positif, upaya bersama antara pemerintah, sektor pendidikan, dan masyarakat masih sangat diperlukan untuk memastikan bahwa literasi digital dapat secara efektif mengatasi rendahnya literasi pendidikan di Indonesia.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Dengan berbagai fakta dilapangan terkait ketimpangan antara literasi digital dengan rendahnya literasi tentu ada factor paling berpengaruh mengapa kasus dan masalah ini masih menjadi penghalang besar untuk kemajuan pendidikan. bersamaan dengan hal tersebut tentu ada banyak pihak yang harus bertanggung jawab untuk mencegah permasalahan tersebut terulang dan semakin meluas.

Akan tetapi, tanggung jawab atas rendahnya minat baca atau literasi di Indonesia sebenarnya terletak pada berbagai pihak, tidak hanya satu entitas. Faktor-faktor eksternal seperti lingkungan sekolah yang kurang mendukung, peran perpustakaan yang belum maksimal, dan keterbatasan buku atau bahan bacaan menjadi beberapa penyebab langsung yang mempengaruhi minat baca siswa. Sehingga secara singkat kurang etis tentunya jika menyalahkan pihak yang berwenang dalam pendidikan untuk kegagalan mengatasi masalah tersebut.

Sebab berbagai riset dan penelitian menunjukkan bahwa institusi pendidikan dan pemerintah memang memiliki peran penting dalam menyediakan fasilitas dan lingkungan yang kondusif untuk membaca, akan tetapi bukan satu-satunya pihak yang bisa menyelesaikan masalah. Apalagi rendahnya literasi juga berkontribusi terhadap kemiskinan, pengangguran, dan kesenjangan sosial, yang menandakan bahwa upaya peningkatan literasi tidak hanya tanggung jawab sektor pendidikan, tapi juga lintas sektor lainnya. Peran aktif masyarakat, termasuk orang tua dan media, juga sangat diperlukan untuk mendorong dan memotivasi minat baca sejak dini. Diperlukan upaya-upaya khusus dari semua pihak untuk meningkatkan tingkat literasi di Indonesia.

Pada akhirnya semua hal yang berhubungan dengan kualitas literasi khususnya di pendidikan Indonesia memang perlu melakukan evaluasi besar, terutama pada sektor paling kecil di tingkat mikro keluarga, kemudian sekolah, hingga pengambilan kebijakan secara akumulatif serta mendasar.

Kapasitas pemerintah sebagai pemegang kebijakan memiliki tugas lebih tidak hanya mengembangkan teknologi digitalisasi secara tapi juga mampu membaca masalah literasi lebih detail, bahkan mulai dari masalah terendah seperti kekurangan gizi, pemerataan buta aksara, hingga perluasan masalah akses jangkauan digital lebih merata keseluruh pelosok nusantara. ***

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*) Penulis: Muhammad Nafis S.H,. M.H, Dosen Program Studi Hukum Keluarga Islam, Fakultas Agama Islam (FAI), Universitas Islam Malang (UNISMA).

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES