Dampak Kecanggihan AI Terhadap Pekerjaan Desainer Grafis

TIMESINDONESIA, BOGOR – Desain grafis merupakan kegiatan dalam menciptakan proses kreatif untuk mengkomunikasikan pesan dengan jelas dan menarik melalui elemen visual seperti gambar, teks, dan grafik, dengan menerapkan prinsip-prinsip desain seperti tipografi, warna, komposisi, tata letak, dan kontras untuk menciptakan karya yang menarik dan efektif secara visual.
Desainer grafis adalah individu yang bertanggung jawab dalam menciptakan desain grafis tersebut. Sebagai seorang desainer grafis, mereka harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang penggunaan perangkat lunak untuk menghasilkan desain grafis. Namun, dengan kemajuan AI saat ini, pekerjaan desainer grafis akan terancam jika mereka tidak memanfaatkan AI dengan baik.
Advertisement
Kemunculan Artificial Intelligence (AI) di era modern menimbulkan banyak spekulasi di masyarakat. Pertanyaan muncul mengenai apakah AI akan menggeser banyak pekerjaan manusia atau malah mempermudah pekerjaan yang sudah ada. Salah satu contoh pekerjaan yang terkena dampak signifikan adalah desainer grafis.
Saat ini, AI sudah mampu menghasilkan desain grafis hanya dengan mengolah beberapa kata yang diberikan. Contoh dari AI Generatif adalah Adobe Sensei dan Adobe Firefly. Dengan hanya memasukkan kata-kata atau teks, AI ini dapat menghasilkan desain grafis sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Desainer grafis perlu beradaptasi dengan kemajuan AI untuk tetap relevan dalam profesi mereka. Namun, pertanyaannya adalah apakah desainer grafis benar-benar akan kalah dan kehilangan pekerjaan mereka oleh AI, yang pada dasarnya diciptakan oleh manusia juga? Jawabannya belum tentu.
Perlu dipahami bahwa AI tidak memiliki pemahaman yang sama dengan manusia dalam menciptakan desain grafis. Manusia memiliki pemahaman yang lebih dalam dalam memahami konteks, emosi, dan tujuan dari suatu desain. Meskipun AI dapat memberikan kecepatan dan efisiensi, keunggulan manusia dalam hal ini masih sangat penting. Desainer grafis dapat membaca dan merespons kebutuhan klien serta menciptakan desain yang unik dan bermakna.
Dalam menghadapi tantangan dari AI, desainer grafis perlu meningkatkan kemampuan mereka dan memanfaatkan teknologi AI untuk meningkatkan kinerja mereka. Dengan mengintegrasikan AI dalam alat-alat desain mereka, mereka dapat meningkatkan produktivitas dan ketepatan dalam menciptakan desain. Namun, mereka juga harus tetap mempertahankan keunggulan manusia mereka dalam memberikan nilai tambah yang lebih dalam dan bermakna kepada klien dan audiens mereka.
Secara keseluruhan, pekerjaan desainer grafis masih memiliki peluang untuk tetap eksis di masa depan jika mereka mampu mengikuti perkembangan zaman dan memanfaatkan AI sebagai alat bantu. Kehadiran AI dapat menjadi peluang besar bagi desainer grafis untuk menciptakan desain yang lebih kuat daripada sebelumnya. Namun, penting untuk tetap bijak dalam menggunakan AI dan tetap menjaga keaslian karya dalam menciptakan desain grafis.
***
*) Oleh : Muhammad Fakhri Rizqullah Permana, Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media Sekolah Vokasi IPB University
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
___
*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hainorrahman |
Publisher | : Sholihin Nur |