Kopi TIMES

Inisiatif Gereja untuk Papua, Menyatukan Komunitas dan Membangun Kedamaian

Kamis, 28 Maret 2024 - 21:30 | 27.99k
Oleh: Gunadi Karjono, Mitra Kerja TNI serta Pemerhati Sosial dan Kebangsaan
Oleh: Gunadi Karjono, Mitra Kerja TNI serta Pemerhati Sosial dan Kebangsaan

TIMESINDONESIA, PAPUA – Di tengah keanekaragaman budaya dan alam yang memukau, Papua menyimpan cerita tentang upaya kolektif yang luar biasa dalam membangun komunitas melalui pembangunan gereja. 

Tulisan ini sejatinya adalah sari dari pengalaman Asisten Teritorial Kodam XVII Cenderawasih Kolonel Inf Yarnedi Mulyadi. ia banyak berkomunikasi dengan masyarakat Papua, baik tokoh Masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, aparat pemerintah daerah, dan swasta serta pribadi-pribadi yang peduli dengan Papua. Dari komunikasi tersebut banyak kebutuhan masyarakat Papua yang perlu ditingkatkan, khususnya Masyarakat Papua yang mayoritas beragama Nasrani. Mereka membutuhkan tempat beribadah terutama di kampung-kampung yang tersebar di seluruh pelosok-pelosok Papua.

Lahirlah kemudian sebuah inisiatif yang dimulai dengan visi sederhana namun penuh makna: "Gereja untuk Papua." Satuan Organik Pengamanan Perbatasan atau Pengamanan Papua semisal Batalyon Infanteri Mekanis Raider 411/Pandawa Kostrad dan Batalyon Infanteri Mekanik 203/Arya Kamuning dilibatkan untuk itu. Saat ini Inisiatif Gereja untuk Papua telah berkembang menjadi sebuah gerakan yang menginspirasi banyak orang, dengan telah dibangunnya 40 gereja yang tersebar di berbagai wilayah seperti Jayapura, Sentani, Kerom, Merauke, Nduga, dan Sorong. Inisiatif ini bukan hanya tentang membangun struktur fisik, melainkan juga tentang membangun jembatan antar komunitas, memperkuat nilai-nilai kebersamaan, dan mendorong perdamaian di Papua.

Kunci sukses dari pembangunan gereja-gereja ini terletak pada kolaborasi yang erat antara berbagai pihak. Tokoh masyarakat, tokoh adat, pemuka agama, pemerintah daerah, TNI, sektor swasta, dan individu yang peduli dengan Papua, semuanya bergandengan tangan dalam semangat gotong royong. Kolaborasi ini mencerminkan sebuah harapan bahwa melalui kerja sama, berbagai tantangan yang dihadapi oleh masyarakat Papua dapat diatasi Bersama.

Gereja-gereja yang dibangun tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat komunitas Dimana pendidikan, dialog sosial, dan kegiatan keagamaan berlangsung. Ini adalah langkah penting dalam memperkuat fondasi sosial dan spiritual di Papua, yang pada gilirannya dapat membantu dalam menciptakan kedamaian dan stabilitas di wilayah tersebut. Dengan demikian, manfaat dari pembangunan gereja ini tidak hanya dirasakan oleh masyarakat lokal, tetapi juga berkontribusi pada keutuhan dan kemajuan negara Indonesia secara keseluruhan.

Visi untuk menciptakan kedamaian di Papua melalui pembangunan gereja ini adalah sebuah perjalanan panjang yang membutuhkan komitmen dan dedikasi dari semua pihak. Setiap gereja yang dibangun menjadi simbol dari harapan dan keinginan bersama untuk mencapai kedamaian yang berkelanjutan. Ini bukan hanya tentang struktur  fisik yang dibangun, tetapi lebih kepada membangun kepercayaan dan pemahaman bersama di antara berbagai kelompok masyarakat.

Inisiatif "Gereja untuk Papua" telah menunjukkan bagaimana kekuatan kolaborasi dan komitmen bersama dapat menciptakan perubahan positif dalam masyarakat. 

Melalui pembangunan gereja dan penguatan komunitas, telah dibuka jalan bagi pembangunan sosial dan spiritual yang lebih luas di Papua. Namun, untuk mencapai visi masa depan yang lebih inklusif dan harmonis, diperlukan upaya yang berkelanjutan dan partisipasi dari semua pihak. Pentingnya edukasi dan pemahaman lintas budaya juga tidak bisa diabaikan. Dengan meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang keberagaman budaya dan agama di Papua, kita dapat memperkuat fondasi untuk dialog dan Kerjasama yang lebih efektif. Ini akan membantu mengurangi prasangka dan meningkatkan rasa saling menghormati di antara berbagai kelompok masyarakat.

Selain itu, pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal juga harus menjadi fokus. Dengan memberikan akses ke pendidikan dan peluang ekonomi, masyarakat lokal dapat membangun masa depan yang lebih baik untuk diri mereka sendiri dan generasi mendatang. Ini akan membantu mengurangi ketimpangan dan memperkuat ketahanan komunitas terhadap berbagai tantangan. 

Di sisi lain, “Inisiatif Gereja untuk Papua” diharapkan mampu menggalang lebih banyak pihak untuk terlibat dan memberikan dukungan. Ini bisa dalam bentuk dukungan finansial, tenaga ahli dalam pembangunan, atau bahkan dukungan moral kepada masyarakat. Setiap bentuk partisipasi memiliki nilai yang signifikan dan dapat membantu mempercepat proses pembangunan serta memperkuat fondasi komunitas yang ada.
Soal kekuatiran inisiatif ini kemudian akan menjadi “monumen terbengkalai” disiasati dengan pemberdayaan masyarakat lokal. Masyarakat diberi peluang terlibat aktif dalam proses pembangunan. Masyarakat bertindak, baik sebagai pekerja dalam proyek konstruksi maupun dalam perencanaan dan pengelolaan kegiatan komunitas. Ini tidak hanya membantu dalam pengembangan keterampilan dan pengetahuan lokal, tetapi juga meningkatkan rasa kepemilikan dan kebanggaan terhadap hasil yang dicapai bersama.

Meski demikian beberapa hal ini tetap harus menjadi perhatian. Di tengah kemajuan yang sudah dicapai, masih ada tantangan yang dihadapi. Aksesibilitas ke lokasi terpencil, kondisi geografis yang sulit, dan perbedaan budaya dapat menjadi hambatan. Namun, dengan pendekatan yang persuasif terhadap budaya dan melibatkan masyarakat lokal dalam setiap langkah, tantangan-tantangan ini dapat diatasi.

Akhirnya, penting untuk mengakui bahwa pembangunan gereja dan komunitas di Papua adalah proses jangka panjang yang membutuhkan kesabaran, pemahaman, dan komitmen yang berkelanjutan. Dengan terus berfokus pada tujuan bersama untuk menciptakan masyarakat yang lebih damai dan sejahtera, kita dapat mengatasi tantangan dan membangun masa depan yang lebih cerah untuk semua orang di Papua. 

Dalam perjalanan ini, setiap tindakan kecil untuk mendukung dan memperkuat komunitas di Papua adalah langkah penting menuju pencapaian kedamaian dan harmoni yang berkelanjutan. Mari kita bersama-sama berkontribusi dalam upaya ini, memperkuat tali persaudaraan dan membangun jembatan pengertian antar semua elemen masyarakat.

***

*) Oleh : Gunadi Karjono, Mitra Kerja TNI serta Pemerhati Sosial dan Kebangsaan

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

*) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Hainorrahman
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES