
TIMESINDONESIA, TASIKMALAYA – Disamping beberapa hikmah puasa di bulan ramadan setidaknya ada dua kebahagiaan yang diraih oleh orang yang berpuasa, dua kebahagiaan tersebut adalah sebagian kecil dari nikmat yang Allah beri kepada hambanya di bulan suci. Masih banyak nikmat-nikmat lainnya yang mesti di perjuangkan di bulan Ramadan ini.
Rasulullah Saw bersabda “Orang yang berpuasa akan meraih dua kegembiraan, kegembiraan ketika berbuka puasa/berhari raya, dan kegembiraan ketika bertemu Tuhannya,” (mutafaqun alihi).
Advertisement
Dalam Marqatul Mafatih dijelaskan, dua kegembiraan itu meliputi di dunia dan di akhirat.
Pertama, Kegembiraan saat berbuka karena telah terbebas dari tanggungan perintah Allah atau sebab mendapatkan pertolongan dapat menyempurnakan puasa atau sebab dapat makan dan minum sesudah menahan lapar dan dahaga atau sebab meraih pahala yang diharapkan.
Kedua, Kegembiraan saat bertemu Tuhan sebab mendapatkan balasan amal puasa, mendapatkan pujian, atau keberuntungan dapat berjumpa dengan Allah. (Al-Mulla Al-Qari, Marqatul Mafatih Syarh Misykatil Mashabih, [Beirut, Darul Fikr: 1422 H/2002 M], juz IV, halaman 1363).
Ternyata kalau melihat keterangan hadits diatas hanya ibadah atau pahala shaumlah manusia tidak hanya diberi pahala dan kenikmatan surga saja akan tetapi Allah yang Maha Perkasa dan Maha segalaNya akan menjumpai kita secara langsung berhadapan karena pahala shaumnya, bahkan hadits diatas kalimatnya menggunakan liqoi yakni bertemu secara langsung.
Artinya manakala kita ingin berjumpa dengan Allah disamping menjalankan segala perintahnya dan menjauhi larangannya adalah berpuasa dengan sungguh sungguh mengharap pahala dan ridhonya akan puasanya, tentunya dijalankan sesuai apa yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, jangan sampai puasa itu rusak oleh lisan dan perbuatan yang tidak terjaga dari perbuatan jahil yang tidak bermanfaat serta menjalankan amal amal lainya seperti tarawih, membaca Al-Quran shodaqoh dan banyak lagi amal amal lain di bulan Ramadan yang mulia ini misalkan ‘itikaf.
Bagaimana kita bisa membayangkan jika nanti kelak berjumpa secara langsung dengan Allah sang Maha Pencipta, manusia yang hina rendah tidak berdaya tapi Allah sendiri yang kan menjumpai kita karena amal puasanya tentu merupakan kebahagian terbesar yang akan dirasakan orang yang benar benar berpuasa mengharap pahala dan ampunannya
Tidak hanya itu, orang-orang beriman kelak juga berbahagia saat melihat wajah Tuhannya. Dan ini adalah kenikmatan tertinggi di akhirat. Wajah mereka berseri-seri melihat kepada Tuhannya.
“Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka Melihat.”(QS. Al Qiyamah 22-23)
Dalam tafsir ringkas Kementrian Agama RI menyebutkan bahwa maksud QS. Alqiyamah itu. Setelah mengecam orang yang durhaka, ayat ini menjelaskan tentang keadaan manusia di akhirat sesuai dengan amalnya ketika di dunia. Wajah-wajah orang mukmin pada hari itu di akhirat berseri-seri karena rasa bahagia yang ada padanya ketika memandang tuhannya. 24-25. Dan ada juga wajah-wajah orang kafir pada hari itu muram karena mereka lengah terhadap akhirat.
Mereka merasa yakin bahwa akan ditimpakan kepadanya malapetaka yang sangat dahsyat. Dimana mereka tidak dapat mengelak sama sekali.
Pertemuan dengan Allah adalah keniscayaan hidup yang diyakini oleh orang-orang yang beriman. Allah berfirman (yang artinya),
“Wahai manusia, sesungguhnya engkau bekerja keras menuju Tuhanmu, maka engkau akan menemuinya.” (QS. Al Insyiqaq 6)
Quraisy Shihab memberikan sedikit tafsiran tentang surat al insyiqaq ayat 6 diatas "Wahai manusia, sesungguhnya kamu sangat giat dalam segala usaha demi menggapai tujuan, kemudian semua akan menjumpai Tuhan dengan membawa amal perbuatanmu masing-masing. Selanjutnya Allah akan memberimu balasan atas amal perbuatan itu."
Eksistensi bulan Ramadan memiliki keutamaan dan keistimewaan yang besar dibanding bulan bulan lainya. Bahkan semua amal soleh yang dilakukan pada bulan ini akan mendapat balasan lebih banyak dan lebih baik. Sehingga kita sangat dianjurkan untuk memperbanyak amal kebajikan dan meninggalkan kemaksiatan.
Ada sejumlah pendapat perihal maksud “balasan amal puasa dirahasiakan Allah”, antara lain karena puasa merupakan ibadah spesial untuk Allah dan tak seorangpun yang bisa mengetahui secara pasti apakah seseorang berpuasa atau tidak? Karena ibadah puasa merupakan ibadah yang bersifat eksklusif (tertutup)
Implementasinya ibadah puasa jauh dari riya’ sebab ibadah puasa merupakan ibadah yang sangat rahasia. Sangat berbeda dengan ibadah lainya kita shalat atau berhaji pasti dapat terlihat dan diketahui orang lain karena bersifat tindakan/perbuatan, namun puasa tidak demikian sebab puasa adalah meninggalkan (tarku) atau imsak (menahan diri) sehingga dapat dilakukan bersamaan dengan aktivitas apapun bahkan dengan tidur sekalipun.
Kesempatan menjumpai bulan Ramadan adalah merupakan anugerah yang agung. Seorang yang mengaku umat Nabi Muhammad SAW sudah sepantasnya berbangga dan semangat meningkatkan ketakwaan di bulan Ramadan, sebagimana yang diteladankan karena semua ibadah di bulan suci ini kecuali puasa akan dilipatgandakan balasannya mulai dari 10 kali sampai 700 kali.
Untuk balasan amal puasa Allah merahasiakannya, bahkan bau mulut tak sedap dari orang yang berpuasa bagi-Nya lebih harum dibanding parfum misik (kasturi). Ramadhan adalah bulan penuh berkah, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan pun dibelenggu, pada bulan Ramadhan terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan (lailatu qodar)
Hal ini dijelaskan Nabi Saw dalam haditsnya "Setiap amal anak Adam akan dilipatgandakan. Satu kebajikan dilipatgandakan 10 sampai 700 kali. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman ‘Kecuali puasa karena puasa adalah untuk-Ku dan Aku-lah yang membalasnya. Dia meninggalkan kesenangan dan makanannya karena-Ku,” (HR Muslim).
Dan hadits yang artinya, “Demi Zat yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, sungguh bau tak sedap dari mulut orang yang sedang berpuasa menurut Allah lebih harum daripada bau misik,” (HR Al-Bukhari).
Adapun maksud “lebih harum daripada bau misik” mengatakan bahwa janji pahala untuk orang yang kesunnahan menggunakan parfum misik. berpuasa karena bau tak sedap dari mulutnya lebih banyak daripada pahala (As-Suyuthi)
Agar puasa kita tahun ini lebih berkualitas dibanding tahun-tahun sebelumnya, haruslah senantiasa sadar bahwa perjumpaan dengan bulan suci Ramadan merupakan anugerah Allah yang tidak setiap orang dapat merasakannya. Kalau pun bertemu, mungkin masih ada di antara kita yang tidak menyadari akan keagungan anugerah ini atau tidak berkesempatan berpuasa dengan sempurna.
Mudah-mudahan puasa di bulan suci ini Allah menerima semua amal ibadah kita sehingga di dunia mendapat kebahagian karena bisa berbuka puasa mulai dari terbit matahari sampai tenggelam serta diakhirat kelak mendapatkan kebahagiaan bisa bertemu dengan Rabb yang Maha Suci.
***
*) Oleh : H. Dadan Sudrajat, S,Ag., Pemimpin Majelis Ta’lim Al-Inayyah dan Pengurus MUI Kota Tasikmalaya
*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hainorrahman |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |