Kopi TIMES

Menuju Pendidikan Merdeka

Jumat, 10 Mei 2024 - 22:53 | 30.82k
Hatib Rachmawan, Dewan Pembina Yayasan Pegiat Pendidikan Indonesia dan Dosen Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta
Hatib Rachmawan, Dewan Pembina Yayasan Pegiat Pendidikan Indonesia dan Dosen Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Indonesia mengalami krisis pembelajaran selama 20 tahun terakhir yang diperparah oleh pandemi Covid-19. Pandemi menimbulkan dua masalah utama dalam pendidikan Indonesia: kesenjangan belajar (learning gap) dan kehilangan belajar (learning loss). Data PISA 2022 menunjukkan penurunan signifikan hasil pendidikan di Indonesia, meskipun tidak sedrastis negara lain.

Krisis pembelajaran menuntut transformasi pendidikan di Indonesia. Kemendikbudristek merespon dengan berbagai kebijakan, termasuk pembuatan kurikulum darurat untuk mengatasi kesenjangan dan kehilangan belajar akibat pandemi. Platform digital menjadi penting untuk menunjang pembelajaran jarak jauh.

Advertisement

Kurikulum Merdeka merupakan alat bantu utama transformasi pendidikan. Tiga karakteristik utama Kurikulum Merdeka adalah fokus pada muatan esensial, fleksibilitas dan kontekstualisasi, serta pengembangan karakter.

Platform Merdeka Mengajar dibangun untuk mendukung implementasi Kurikulum Merdeka. Platform ini menyediakan referensi, inspirasi, dan pemahaman bagi guru tentang Kurikulum Merdeka.

Landasan Implementasi Kurikulum Merdeka

Berdasarkan Permendikbudristek No. 12 tahun 2024 tentang Kurikulum pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah, Kurikulum Merdeka dimaksudkan untuk membangun manusia merdeka yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, serta berkarakter Pancasila, pendidikan diarahkan untuk memberdayakan dan membangun kemandirian peserta didik dengan tetap mengakui hak dan kewenangan pendidik. Untuk mendukung maksud tersebut, diperlukan kurikulum yang mampu beradaptasi dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, perkembangan global, serta keragaman sosial dan budaya. 

Secara garis besar, terdapat tiga landasan implementasi Kurikulum Merdeka. Pertama, Kurikulum Merdeka berlandaskan pada cita-cita kemerdekaan dan Pancasila, bertujuan mencerdaskan bangsa dan mewujudkan kehidupan masyarakat Indonesia yang berdasar nilai-nilai Pancasila. Pendidikan nasional diarahkan untuk membentuk manusia Indonesia holistik yang dapat mengoptimalkan potensi diri, responsif terhadap perubahan, dan memiliki keseimbangan antara penguasaan kompetensi dan karakter.

Kedua, Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan bagi satuan pendidikan dalam menyusun dan mengimplementasikan kurikulum. Pembelajaran dirancang untuk melayani keberagaman dan menyesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik. Suasana belajar yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif. Pendidik memiliki otoritas dalam mendidik dan mengimplementasikan kurikulum dalam pembelajaran.

Ketiga, Kurikulum Merdeka diharapkan memberikan dasar pengetahuan, kecapakan, dan etika untuk merespons realitas revolusi industri 4.0 dan masyarakat 5.0. Menyiapkan peserta didik sebagai warga dunia dengan sensitivitas sosial atas masalah global, motivasi untuk belajar budaya yang berbeda, dan dorongan untuk berkontribusi bagi kehidupan dunia yang lebih baik. Kurikulum menekankan pembelajaran yang ekologis, interkultural, dan interdisiplin untuk transformasi sosial yang lebih adil dan masa depan yang berkelanjutan.

Kebermanfaatan Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka memudahkan guru dan kepala sekolah meningkatkan kualitas pembelajaran dan memenuhi standar pendidikan nasional. Berbagai kajian akademik untuk menyusun dan mengevaluasi Kuriukulum Merdeka telah dilakukan. Kajian akan terus dilakukan secara berkala untuk memperbaiki kebijakan dan implementasi Kurikulum Merdeka. 

Salah satu manfaat penerapan Kurikulum Merdeka terjadi pada kemampuan numerasi murid, baik di daerah tertinggal maupun non-tertinggal. Peningkatan skor numerasi SD/MI/sederajat di Daerah Tertinggal yang menerapkan Kurikulum Merdeka selama 3 tahun sebesar 12.49. Angka tersebut lebih besar dibandingkan sekolah yang menerapkan Kurikulum 2013 (6.59), Kurikulum Merdeka selama 1 tahun (8.15), dan Kurikulum Merdeka selama 2 tahun (8.79). 

Sedangkan di Daerah non-tertinggal, SD/MI/sederajat yang menerapkan Kurikulum Merdeka selama 3 tahun mendapat angka (13.14), lebih besar dibandingkan sekolah yang menerapkan Kurikulum 2013 (8.99), Kurikulum Merdeka selama 1 tahun (10.40), Kurikulum Merdeka selama 2 tahun (12.85). 

Pendidik dapat merasakan manfaat Kurikulum Merdeka berdasarkan keleluasaan dan kesempatan yang diberikan oleh Kurikulum tersebut untuk menyesuaikan metode pembelajaran dengan kemampuan Peserta Didik. Selain itu, kesulitan guru selama ini yang disoroti sebagai kegagapan dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka menjadi tidak relevan lagi sebab Kemendikbudristek senantiasa menyediakan layanan maupun panduan untuk penerapan Kurikulum Merdeka. 

Apabila dilihat dari perspektif Peserta Didik, dampak positif Kurikulum Merdeka mengindikasikan adanya perubahan perilaku pada Peserta Didik, misalnya mereka menjadi mudah bekerja sama. Sebab, muatan Kurikulum Merdeka yang sarat filosofis menekankan bahwa pembelajaran bukan hanya di dalam kelas, tetapi juga di luar kelas. Alhasil, karakter Peserta Didik terbentuk sesuai dengan karakteristik maupun nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Ini tentunya merupakan suatu kemajuan yang berarti dalam pendidikan kita yang patut diapresiasi. 

***

*) Oleh : Hatib Rachmawan, Dewan Pembina Yayasan Pegiat Pendidikan Indonesia dan Dosen Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

*) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

*) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.


 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES