Kopi TIMES

Keluarga di Persimpangan: Mencari Maslahah di Era Modern

Senin, 13 Mei 2024 - 15:53 | 35.77k
Muhammad Nafis S.H., M.H, Dosen Program Studi Hukum Keluarga Islam, Fakultas Agama Islam (FAI), Universitas Islam Malang (UNISMA).
Muhammad Nafis S.H., M.H, Dosen Program Studi Hukum Keluarga Islam, Fakultas Agama Islam (FAI), Universitas Islam Malang (UNISMA).
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Tercapai dan realisasi keluarga maslahah bukan hal mudah dan tentu memiliki banyak sekali tantangan. Bahkan terealisasinya konsep tersebut hampir dirasakan oleh seluruh pasangan suami istri. Apalagi dengan berkembangnya zaman maka menghadapi sejumlah tantangan signifikan yang menguji kekokohan dan kelenturan nilai-nilai keluarga tidak dapat terealakkan.

Kemajuan teknologi dan transformasi ekonomi yang cepat, misalnya, telah merombak cara interaksi anggota keluarga, seringkali mengurangi waktu berkualitas yang dihabiskan bersama. Di samping itu, tekanan ekonomi yang meningkat dan perubahan nilai sosial menuju individualisme semakin menantang keluarga untuk mempertahankan harmoni dan kesejahteraan bersama yang menjadi inti dari keluarga maslahah.

Advertisement

Pemahaman ini penting sebab bertujuan untuk menggali lebih dalam tentang bagaimana faktor-faktor eksternal dan internal ini mempengaruhi keluarga masa kini dalam mewujudkan konsep keluarga yang harmonis dan sejahtera, sekaligus mengeksplorasi strategi yang bisa diterapkan untuk mengatasi tantangan tersebut.

Aspek tantangan pertama tentu tekanan ekonomi, aspek ini merupakan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi keluarga dalam upaya mewujudkan konsep keluarga maslahah. Di era yang serba cepat dan kompetitif ini, banyak keluarga yang terpaksa mengorbankan waktu berkualitas bersama demi memenuhi tuntutan ekonomi yang tidak kunjung usai.

Ketidakstabilan finansial sering kali menimbulkan stres dan konflik dalam rumah tangga, mengganggu harmoni dan kesejahteraan yang seharusnya menjadi fondasi utama keluarga maslahah. Sehingga sangat penting bagi masyarakat dan pemerintah untuk memikirkan kembali model ekonomi dan kebijakan sosial yang lebih mendukung keluarga, misalnya melalui subsidi pendidikan dan kesehatan, serta dukungan bagi orang tua yang bekerja, agar setiap keluarga bisa lebih fokus pada pembinaan hubungan internal yang sehat dan harmonis tanpa terbebani oleh kekhawatiran ekonomi yang berlebihan.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Selanjutnya juga ada pengaruh media dan teknologi pada era digital saat ini menimbulkan tantangan serius bagi konsep keluarga maslahah. Meskipun kemajuan teknologi memberikan banyak manfaat, seperti akses informasi yang lebih luas dan komunikasi yang lebih mudah, seringkali hal ini juga berdampak negatif pada dinamika keluarga.

Media sosial dan gadget, misalnya, sering menghabiskan waktu yang seharusnya dapat digunakan untuk interaksi langsung antara anggota keluarga, mengurangi kedalaman dan kualitas komunikasi. Dengan dalih ini tentu sangat penting bagi keluarga untuk menetapkan batasan yang jelas dan konsisten mengenai penggunaan teknologi, serta menggalakkan aktivitas bersama yang mendukung interaksi tatap muka, sehingga memperkuat ikatan keluarga dan memastikan bahwa teknologi menjadi alat yang membantu, bukan menghambat, realisasi keluarga maslahah.

Perubahan nilai sosial menjadi tantangan berikutnya untuk mencapai keluarga maslahah. Adanya perubahan ini tentu berdampak pada pengaruh individualisme yang memberikan tantangan tersendiri dalam upaya mempertahankan konsep keluarga maslahah. Di banyak masyarakat, termasuk Indonesia, nilai tradisional yang menekankan keharmonisan, gotong royong, dan kesetiaan keluarga kini tergeser oleh pandangan yang lebih mementingkan kebebasan individu dan pencapaian pribadi.

Perubahan ini seringkali menimbulkan konflik generasi di dalam keluarga, di mana anggota keluarga muda mungkin merasa terkekang oleh nilai-nilai tradisional yang dipegang teguh oleh generasi sebelumnya. Oleh sebab itu, keluarga perlu menemukan keseimbangan antara menghargai kebebasan individu dan memelihara nilai-nilai keluarga maslahah.

Pendekatan yang mungkin bisa diambil adalah melalui dialog terbuka dan kontinu di antara anggota keluarga untuk bersama-sama mendefinisikan kembali nilai-nilai tersebut, sehingga mencerminkan kebutuhan dan aspirasi semua anggota keluarga sekaligus mempertahankan ikatan yang kuat di antara mereka.

Mencapai konsep keluarga maslahah di tengah banyaknya tantangan kontemporer membutuhkan pendekatan yang komprehensif dan adaptif. Tekanan ekonomi, pengaruh media dan teknologi, serta perubahan nilai sosial adalah beberapa hambatan utama yang harus diatasi oleh keluarga modern. Kesemua faktor ini tidak hanya menguji ketahanan ikatan keluarga, tetapi juga menuntut pembaruan cara-cara dalam memelihara hubungan keluarga yang sehat dan harmonis.

Secara keseluruhan, tantangan-tantangan yang ada bukan berarti menghalangi sepenuhnya terwujudnya keluarga maslahah, melainkan harus dilihat sebagai kesempatan untuk menguatkan dan memperdalam nilai-nilai keluarga. Masyarakat dan pemerintah harus bekerja sama dalam menciptakan lingkungan yang mendukung, di mana keluarga dapat tumbuh dan berkembang dalam menghadapi tantangan zaman dengan tetap mempertahankan keharmonisan dan kesejahteraan bersama. ***

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*) Penulis: Muhammad Nafis S.H., M.H, Dosen Program Studi Hukum Keluarga Islam, Fakultas Agama Islam (FAI), Universitas Islam Malang (UNISMA).

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES