Kopi TIMES

Gelombang Pendidikan Merdeka

Jumat, 24 Mei 2024 - 00:02 | 25.45k
Abdullah Fakih Hilmi AH, S.AP., Akademisi dan Wirausahawan.
Abdullah Fakih Hilmi AH, S.AP., Akademisi dan Wirausahawan.
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sejak diperkenalkannya konsep Pendidikan Merdeka, harapan untuk akses pendidikan yang lebih inklusif dan terjangkau telah menyala. Namun, semakin banyak laporan tentang biaya yang tidak wajar yang dibebankan kepada siswa, semakin meragukan keberhasilan dari misi tersebut.

Salah satu tujuan utama dari Pendidikan Merdeka adalah untuk membebaskan siswa dari tekanan biaya pendidikan yang memberatkan, memungkinkan akses yang lebih luas ke pendidikan berkualitas. Namun, kenyataannya, gelombang ini telah menjadi sumber kecemasan karena biaya-biaya yang terus meningkat, bahkan di luar batas kewajaran.

Advertisement

Biaya yang tak wajar ini tidak hanya merugikan siswa secara finansial, tetapi juga menciptakan kesenjangan pendidikan yang semakin besar. Siswa dari latar belakang ekonomi yang kurang mampu atau tidak mampu sering kali menjadi korban utama dari praktik biaya yang tidak proporsional ini, yang pada akhirnya mempersempit kesempatan mereka untuk mendapatkan pendidikan yang layak.

Selain itu, biaya pendidikan yang tidak terkendali juga dapat menghasilkan dampak psikologis yang merugikan bagi siswa dan keluarga mereka. Ketika pendidikan tidak lagi dianggap sebagai investasi yang berkelanjutan tetapi sebagai beban finansial yang menekan, itu bisa memicu stres dan kecemasan yang tidak perlu.

Untuk menangani masalah ini, perlu ada langkah-langkah konkret dari pemerintah dan lembaga terkait untuk mengawasi dan mengatur biaya pendidikan. Transparansi biaya harus ditegakkan, dan solusi harus ditemukan untuk memastikan bahwa pendidikan tetap menjadi hak, bukan hak istimewa yang hanya dapat diakses oleh segelintir orang yang mampu.

Dalam mewujudkan visi Pendidikan Merdeka yang sesungguhnya, penting bagi kita semua untuk terus mengawasi dan mengevaluasi bagaimana implementasinya berjalan, serta memastikan bahwa akses pendidikan yang adil dan terjangkau tetap menjadi prioritas utama.

***

*) Oleh : Abdullah Fakih Hilmi AH, S.AP., Akademisi dan Wirausahawan.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

 

____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES